Lingkungan candi abad IX-X Masehi masa Mataram Kuno di Poros Kedu Selatan - Prambanan
Niken Wirasanti,
2015 | Disertasi |Wilayah penelitian terletak di poros Kedu Selatan – Prambanan, yang pernah menjadi bagian dari Kerajaan Mataram Kuna abad IX-X Masehi. Di wilayah penelitian candi dan lingkungan sebagai symbol kosmos mewujud dalam beragam ekspresi. Pertanyaan penelitian ini adalah : 1)bagaimana wujud candi di lingkungan lereng gunungapi, dataran dan perbukitan merepresentaikan makna ruang sacral sebagai symbol kosmos; 2) mengapa candi dan lingkungan yang menggambarkan konsep ruang sakral tampil dengan tanda yang sama namun maknanya dapat berlainan; 3) bagaimana struktur makna dari “tiga serangkai” Candi Mendut-Candi Pawon-Candi Borobudur yang terhubung dalam satu garis (imajiner). Penelitian ini bertujuan : 1) mengenali rangkaian tanda-tanda bermakna dari lingkungan candi yang memperlihatkan sifat struktural sekaligus menemukan konsep-konsep pemikiran dalam mendirikan candi, 2) menjelaskan gagasan dan pengetahuan masyarakat abad IX-X Masehi dalam mewujudkan lingkungan candi sebagai ruang sakral; 3) menafsirkan makna relasi Candi Mendut - Candi Pawon - Candi Borobudur yang berada dalam satu garis (imajiner). Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini bertumpu pada metodologi kualitatif dengan menggolongkan data penelitian menjadi data visual lingkungan fisik, data visual candi, dan data verbal berupa prasasti, naskah. Model analisisnya adalah semiotika (struktural) yang dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure dan Roland Barthes. Analisis diawali dengan memahamitentangtanda (signifier-signified), kemudian tentang aksis tanda (sintagmatik/paradigmatik), dan tingkatan tanda (denotasi/ konotasi). Hasil penelitian menjelaskan: 1) tanda-tanda sakral candi di lereng gunungapi membentuk sistem tanda menunjuk pada konsep wanasrama, tanda-tanda sakral candi di dataran membentuk system tanda menunjuk pada konsep tata wilayah kerajaan, tanda-tanda sakral candi di perbukitan menggambarkan konsep gunung sebagai pusatkosmos; 2) makna candi di lereng gunung dapat dimaknai secara dinamis untuk Wanasarama dengan peranannya sebagai: pertapaan, padepokan, kabuyutan, kabhataran. Makna candi di dataran dapat dimaknai secara dinamis sebagai candi dalam struktur tata wilayah lingkungan kerajaan, yakni pusat kerajaan mengembangkan “tradisibesar” dan pinggiran dengan ”tradisikecil”. Makna candi di perbukitan dapat dimaknai secara dinamis peranannya sebagai candi untuk vihara, candi sebagai simbol perjalanan ritual keagaman ke pusat kosmos, dan candi simbol tanda kemenangan; 3) tahapan perjalanan mencapai kesempurnaan ajaran Buddha (Mahayana) dimulai dari Candi Mendut dan Candi Pawon sebagai simbol laukika (dataran) ke Candi Borobudur simbol (lokottara) di atas dunia.
Kata Kunci :