Kesejahteraan dan strategi penghidupan transmigran di unit permukiman transmigrasi Durian Amparan kabupaten Bengkulu Utara
Yanmesli,
2015 | Disertasi |Transmigrasi adalah program pengembangan komunitas dalam mencapai kesejahteraan transmigran. Ada kasus transmigrasi bermasalah di UPT Durian Amparan, Kecamatan Batiknau, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, karena dari 200 Kepala Keluarga (KK), saat ini hanya ada 38 KK transmigran asli, yang menunjukkan bahwa ada masalah kesejahteraan dan penghidupan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengevaluasi program transmigrasi yang dilaksanakan sejak 2004 di UPT Durian Amparan; (2) menganalisis kesejahteraan transmigran dilihat dari aspek fisik, ekonomi, budaya dan sosial; dan (3) menganalisis strategi penghidupan transmigran dalam mencapai kesejahteraan. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus untuk mengkaji secara mendalam kesejahteraan transmigran dan strategi penghidupan yang berkelanjutan dalam mencapainya di UPT Durian Amparan. Data penelitian adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam dengan informan kunci, observasi, dan survei, serta data sekunder yang diperoleh dari literatur pendukung. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, program transmigrasi di UPT Durian Amparan tidak berjalan optimal karena lahan usaha I diserahkan pada tahun kedua dan lahan usaha II tidak diberikan sampai saat ini (2013). Kedua, kesejahteraan transmigran di UPT Durian Amparan selama 2004-2013 (tahun penempatan 2004, 2005, dan 2006) rendah. Mereka tidak betah tinggal di UPT karena medan fisiknya sangat berat serta infrastruktur dan fasilitas publik tidak memadai (fisik). Transmigran sulit membangun basis-basis strategi penghidupan berkelanjutan (ekonomi). Interaksi sosial sulit dibangun akibat jarak rumahnya berjauhan (sosial). Transmigran mengalami keterkejutan budaya akibat fasilitas hidup terbatas dan ada perbedaan budaya antara transmigran lokal, DKI dan Pasuruan (budaya). Ketiga, transmigran yang sukses bertahan memiliki strategi penghidupan berbeda: (1) strategi ‘buruh sadap’–menyadap hasil karet di UPT lain; (2) strategi ‘ekspansi usaha’–melanjutkan pekerjaan pengumpulan karet yang dijalani sejak belum menjadi transmigran; (3) strategi ‘aplikasi teknologi tepat guna’–melakukan usaha pertanian dan pemanfaatan keterampilan jasa dengan teknologi tepat guna; (4) strategi ‘pendayagunaan lahan tidur’–menyewa lahan pertanian subur yang tidak dikelola untuk memperoleh hasil pertanian non-karet; dan (5) strategi karir pengabdian bidang pendidikan – menjadi PNS atau pengajar di UPT. Rendahnya kesejahteraan dan kurangnya strategi penghidupan yang berkelanjutan menyebabkan banyak transmigran meninggalkan UPT. Dari 200 KK, pada 2013 hanya 38 KK mampu bertahan hidup di UPT. Transmigran yang sukses umumnya mampu mencapai kesejahteraan multidimensional dan dinamis (multidimentional and dynamic welfare) dengan indikasi penguasaan lingkungan (fisik), ketahanan ekonomi (ekonomi), adaptasi budaya (budaya), dan integrasi sosial (sosial) serta memiliki strategi penghidupan akumulasi yang berkelanjutan
Kata Kunci :