Laporkan Masalah

Kajian spasio temporal lokasi industri menengah dan besar di koridor Semarang - Solo Tahun 2006 dan 2011

Sri Rahayu Budiani,

2015 | Disertasi |

Perubahan struktur ekonomi di wilayah Provinsi Jawa Tengah sangat terlihat dari sektor pertanian, menuju sektor industri dan perdagangan. Dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah terlihat industri sudah berhasil meningkatkan kontribusinya terhadap pendapatan daerah. Permasalahan mendasar yang terjadi adalah pembangunan industri tersebut terlihat mengelompok di beberapa kota saja, seperti Koridor Semarang-Solo. Hal yang menarik adalah dalam koridor yang tidak terlalu panjang terjadi pembangunan industri yang tidak sama. Untuk itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan (1)Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi industri di Koridor Semarang-Solo, (2) Mengidentifikasi proses keruangan perubahan lokasi industri tahun 2006 dan 2011 yang ada di Koridor Semarang-Solo, (3)Menemukan pola keruangan lokasi industri tahun 2006 dan 2011 di koridor Semarang-Solo Metode penelitian ini adalah menggabungkan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan analisis keruangan (spatial analysis) khususnya pola keruangan (spatial pattern) dan proses keruangan (spasial process). Pemilihan daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposif. Data utama yang dipergunakan adalah data direktori industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2006. Data sekunder lain yang dipergunakan dalam penelitian ini diambil dari Potensi Desa, Kabupaten Dalam Angka. Analisis dilakukan dalam tiga tahap yaitu: (1) analisis faktor pengaruh, mempergunakan statistik regresi (2) analisis proses, overlay peta menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG), (3) analisis pola keruangan mempergunakan formula tetangga terdekat. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berpengaruh pada lokasi industri di Koridor Semarang-Solo adalah faktor jalan dan kepadatan penduduk. Proses keruangan yang terjadi di Koridor Semarang-Solo sisi utara lebih banyak pada kuantitas gejala bertambah dan luasan gejala meluas. Pada sisi selatan kuantitas gejala bertambah, luasan gejala menyempit. Pola keruangan yang terbentuk dari lokasi kegiatan industri di Perkotaan Koridor Semarang-Solo adalah pola keruangan area mengelompok. Di perdesaan didominasi pola garis. Pola-pola yang ada didominasi oleh gejala buatan manusia.Industri cenderung didirikan pada lokasi dengan kepadatan tidak terlalu tinggi dan mengelompok mendekati jalur jalan.

Kata Kunci :


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.