Laporkan Masalah

Pemetaan perubahan curah hujan berdasarkan hasil observasi dan climate hazard infrared precipitation with station data (CHIRPS) kota Semarang tahun 2014 dan 2015

Febriliani Putri Enggarsari,

2016 | Tugas Akhir |

Aplikasi penginderaan jauh khususnya dalam bidang klimatologi sangat membantu dalam perolehan informasi curah hujan pada suatu wilayah. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, data curah hujan tidak hanya berasal dari stasiun hujan saja, melainkan juga berasal dari data satelit. Keterbatasan data curah hujan observasi menyebabkan masalah dalam hal analisis perubahan curah hujan. Salah satu data curah hujan yang dapat digunakan untuk melengkapi data curah hujan observasi adalah data curah hujan Climate Hazard InfraRed Precipitaion with Stationdata (CHIRPS). Penelitian ini mengkaji tentang pemetaan perubahan curah hujan dari data observasi dan CHIRPS di Kota Semarang tahun 2014 hingga 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan curah hujan pada tahun 2014 dan 2015 yang menunjukan tanda-tanda terjadinya El-Nino khususnya di Kota Semarang. Data yang digunakan adalahdata observasi yang berasal dari stasiun klimatologi, meteorologi, maupun dari stasiun hujan dan data curah hujan CHIRPS. Metode yang digunakan adalah ekstraksi data curah hujan baik dari data curah hujan observasi maupun dari data CHRIPS tahun 2014 dan 2015. Data curah hujan yang telah diektraksi ditampilkan dalam bentuk peta melalui interpolasi nilai curah hujan. Metode interpolasi yang digunakan untuk merepresentasikan curah hujan ke dalam bentuk peta adalah metode interpolasi Inverse Distance Weighting (IDW), karena metode tersebut adalah metode yang paling akurat dan sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa curah hujan di Kota Semarang pada periode 2014 dan 2015 sebagian besar mengalami penurunan. Penurunan curah hujan yang drastis terjadi pada bulan Januari, Februari, November, dan Desember. Hasil penelitian dari data curah hujan observasi dan CHIRPS memiliki perbedaan, perbedaan terletak pada nilai curah hujan bulan Februari, Maret, dan April tahun 2015. Perbedaan tersebut disebabkan karena pada bulan Februari, Maret, dan April sensor pada CHIRPS menangkap banyak uap air di udara sehingga dianggap sebagai curah hujan dan nilainya akan jauh lebih besar dari data observasi.

Kata Kunci :


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.