Evaluasi kesesuaian lahan hunian tetap korban erupsi gunung Merapi tahun 2010 dikecamatan Cangkringan
Arief Hermiyanto,
2014 | Tugas Akhir |Meningkatnya dampak erupsi Gunung Merapi beberapa tahun belakangan ini, berdampak pada sosial dan ekonomi penduduk sekitar lereng Gunung Merapi khususnya daerah Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Hal ini yang melatar belakangi peneliti untuk mengevaluasi tingkat kesesuaian lahan hunian tetap (permukiman) di lereng Gunung Merapi. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui lokasi di Kecamatan Cangkringan yang memiliki tingkat kesesuaian untuk pengembangan hunian tetap korban erupsi Gunung Merapi. Sumber data yang digunakan untuk menilai tingkat kesesuaian lahan hunian tetap ini berasal dari Badan Pengendalian Pertanahan Daerah (BPPD) Kabupaten Sleman dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk data Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Merapi. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Aritmathic Matching (AM) dan Weight Factor Matching (WFM) dengan sembilan parameter, antara lain kemiringan lereng, drainase permukaan, penggunaan lahan, kembang kerut tanah, kedalaman muka air tanah, tingkat bahaya erosi, tingkat bahaya longsor, tingkat bahaya banjir, dan KRB Gunung Merapi. Pengolahan data dalam komputer menggunakan cara overlay, dan dissolve pada software ArcGIS. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Peta Evaluasi Kesesuaian Lahan Hunian Tetap di Kecamatan Cangkringan. Kelas kesesuaian lahan yang digunakan dalam metode Matching yaitu : Sangat sesuai (S1), Cukup sesuai (S2), Sesuai marginal (S3), Tidak sesuai saat ini (N1), dan Tidak sesuai permanen (N2). Kesimpulan dari hasil penelitian ini, Daerah Kelurahan Wukirsari merupakan daerah yang sebagian besar memiliki tingkat kesesuaian lahan sangat sesuai apabila digunakan untuk pengembangan hunian tetap. Kata kunci : kesesuaian lahan, hunian tetap, Gunung Merapi
Kata Kunci :