Laporkan Masalah

Kajian luas hutan kota berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan oksigen dikota Malang

Hernawi Abdullah,

2016 | Tesis |

Perkembangan Kota Malang berakibat pada berkurangnya lahan terbuka hijau, padahal keberadaan hutan kota sebagai bagian dari lahan terbuka hijau sangat diperlukan di perkotaan agar tercipta lingkungan yang nyaman dan sehat. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) menentukan kebutuhan oksigen, 2) menentukan ketersediaan oksigen, 3) menentukan arah pengembangan hutan kota berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan oksigen di Kota Malang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei terhadap lima hutan Kota yang terdapat di Kota malang. Pada setiap hutan kota dilakukan pengukuran diameter pohon untuk menduga biomassa hutan kota, selanjutnya dapat diketahui ketersediaan oksigen yang dihasilkan hutan kota dengan menggunakan persamaan Allometrik. Kebutuhan oksigen Kota Malang diperoleh dengan analisis kebutuhan oksigen penduduk, kendaraan bermotor, dan hewan ternak. Pengembangan hutan kota ditentukan berdasarkan pendekatan pemenuhan kebutuhan oksigen dengan menggunakan metode Gerarkis. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis statistik (uji T independen dan forcasting dengan metode trend) dan analisis deskriptif. Kebutuhan hutan Kota Malang periode 10 tahun (2005-2014) berdasarkan pendekatan oksigen paling tinggi pada tahun 2014 sebanyak 896.032 kg/hari, sementara ketersediaan oksigen di Kota Malang hanya sebanyak 99.975 kg/hari, sehingga dapat diketahui bahwa Kota Malang pada tahun 2014 masih mengalami kekurangan ketersediaan oksigen sebanyak 796.056 kg/hari. Pemenuhan kekurangan ketersediaan oksigen di Kota Malang dapat dipenuhi dengan melakukan pengembangan hutan kota dengan cara mengadakan kawasan hutan kota baru, khususnya di wilayah Kecamatan Sukun 388,55 ha (3,53 persen dari luas kecamatan) dan kecamatan Lowokwaru sebanyak 371,03 ha (3,37 persen dari luas kecamatan).

Kata Kunci :


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.