Pemodelan spasial evaluasi tingkat pelayanan halte batik Solo trans di kota Solo dan sekitarnya
Edwin Seta Aji,
2015 | Skripsi |Kota Solo merupakan salah satu kota perdagangan yang mempunyai mobilitas pergerakan transportasi yang sangat tinggi. Pada tahun 2010 Dinas Perhubungan Kota Solo meluncurkan moda transportasi darat berbasis BRT (bus rapid transit), yaitu Bus Batik Solo Trans. Sampai tahun 2015 Batik Solo Trans telah memiliki 2 koridor rute perjalanan. Rute koridor 1 dimulai dari Bandara Adisumarmo hingga terminal Palur Karanganyar begitupun sebaliknya. Rute koridor 2 dimulai dari terminal Kartasura melewati stasiun Solo Balapan hingga terminal Palur Karanganyar begitupun sebaliknya. Jumlah halte keseluruhan yaitu sebanyak 97 halte meliputi halte besar dan halte kecil. Tujuan penelitian ini adalah (a). Mengetahui peran teknologi penginderaan jauh sebagai sumber data spasial yang dapat dimanfaatkan untuk analisis tingkat pelayanan/efektivitas halte. (b). Mengkaji peran SIG untuk kajian tingkat efektivitas halte menggunakan analisis bangkitan dan tarikan penumpang terhadap efektivitas halte. (c). Melakukan uji validasi hasil efektivitas halte berdasarkan kajian SIG dengan kondisi dilapangan. Metode yang digunakan untuk penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif dan survei, pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Kegiatan survey dilakukan untuk memastikan akurasi interpretasi citra dengan memilih kenampakan masing masing penggunaan lahan yang sekiranya kurang dapat diinterpretasi secara visual. Metode pengolahan data yaitu dengan melakukan scoring pada masing masing variabel pendukung yang diberi nilai sesuai kapasitas kemudian dihitung dan dikelaskan berdasarkan tingkat bangkitan dan tarikan. Hasil dari penelitian ini adalah (a). Citra Quickbird mampu memberikan informasi spasial secara detail khususnya untuk kajian evaluasi halte Batik Solo Trans hingga dapat membedakan penggunaan lahan diturunkan menjadi permukiman dan kawasan unit kegiatan. (b). Terdapat 97 halte dengan kondisi 63 halte efektif dan 34 halte tidak efektif. (c). Dari uji validasi mendapatkan tiga halte kategori tidak efektif namun dilapangan efektif, yaitu halte besar Perempatan Kartasura I, halte besar Perempatan Kartasura II, dan halte PGS.
Kata Kunci :