Laporkan Masalah

Pengaruh Subsidi Harga Pupuk Terhadap Produkci Beras Di Indonesia

ZAINURI (Adv.: Dibyo Prabowo, Dr., M.Sc.), Dibyo Prabowo, Dr., M.Sc.

2016 | Tesis | S2 Economics

Penelitian ini bertujuan mengungkap dampak pengurangan subsidi harga pupuk terhadap produksi beras nasional, mengetahui pengaruh pengurangan subsidi harga pupuk terhadap jumlah pupuk yang diminta dan untuk mngetahui pengaruh tingkat penggunaan input khususnya pupuk terhadap produksi padi tahun 1992 dan tahun 1994. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data penampang lintang (cross sectional data) dan data runtun waktu (time series data). Data tersebut diperoleh dari Departemen Pertanian, Departemen Keuangan dan Biro Pusat Statistik (BPS). Analisis dalam penelitian ini dilakukan secara bertahap. kPertama, menganalisis pengaruh kenaikan harga pupuk terhadap jumlah pupuk yang diminta yang dapat diketahui dari nilai elastisitas permintaan ((3i) yang diperoleh dengan melakukan pendugaan terhadap fungsi permintaan masing-masing jenis pupuk. Uedua, menganalisis pengaruh tingkat penggunaan input khususnya pupuk terhadap produksi padi yang dapat dilihat dari nilai elastisitas produksi (Ti)yang diperoleh dengan melakukan pendugaan terhadap fungsi produksi padi. Kedua parameter tersebut ((3i dan Ti) dan dilengkapi dengan data penampang lintang digunakan untuk menghitung dampak pengurangan/penghapusan subsidi harga pupuk terhadap produksi beras di Indonesia. Penelitian ini juga dilengkapi dengan analisis mengenai dampak dari berbagai kombinasi kebijakan pengurangan subsidi

harga pupuk dengan kebijakan peningkatan harga dasar gabah terhadap produksi beras di Indonsesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa harga pupuk baik harga nominal, harga riil maupun harga relatif berpengaruh

terhadap jumlah pupuk urea dan pupuk TSP yang diminta, tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah pupuk KCL yang diminta. Sedangkan jumlah pupuk ZA yang diminta hanya dipengaruhi oleh harga nominal dan harga riil saja. Penggunaan pupuk urea, TSP, luas areal tanam, penggunaan bibit unggul dan tren waktu (kemajuan tehnologi) berpengaruh dalam peningkatan produksi padi. Sedangkan pupuk KCL, ZA serta variabel boneka (iklim). tidak mempengaruhi produksi padi di Indonesia. Penghapusan subsidi harga pupuk akan menurunkan produksi beras yang nyata (signifikan) baik untuk tahun 1992 maupun untuk tahun 1994. Penghapusan subsidi pupuk TSP akan membawa dampak yang lebih serius terhadap produksi beras dibandingkan dengan penghapusan subsidi pupuk urea. Kombinasi kebijakan terbaik tercapai jika pemerintah melakukan pengurangan subsidi pupuk urea sebesar 75 persen (menaikkan harga urea 17 persen), penguranmgan subsidi pupuk TSP sebesar 10 persen (menaikkan harga TSP 8,6 persen) dan kenaikan harga dasar gabah sebesar 20 persen akan menghasilkan biaya (cost) kebijakan yang paling kecil. Upaya untuk mempertahankan kecukupan pangan di masa yang akan datang dapat dilakukan dengan memanipulasi sisi supply beras (untuk jangka pendek) dengan cara memberikan subsidi harga input (seperti pupuk, bibit unggul, irigasi dan sebagainya) sehingga produksi meningkat. Sedangkan dalam jangka panjang dapat dilakukan dengan memanipulasi sisi supply dan demand sekaligus. Sisi supply dalam jangka panjang dapat bergeser ke kanan dengan adanya penemuan tehnologi baru, ekstensifikasi, penyuluhan, perbaikan cara bercocok tanam, perbaikan tehnologi pra dan pasca panen. Sedangkan sisi demand dapat ditekan ke kiri dengan mengadakan kebijakan diversifikasi pangan agar ketergantungan pada beras dapat dikurangi.

The objectives of this study are to expose the impact on reduction/phase out of subsidized fertilizer price to the national rice production, to know the effect on reduction of subsidized fertilizer price to the total demanded fertilizer and to know the effect on input application stage especially the fertilizer to the rice production in 1992 and 1994. This Study uses the secondary data namely cross sectional data and time series data. The data are founded from Agriculture Ministry Department, Finance Ministry Department and Statistics Central Bureau (BPS). Analysis in this study is carried out step by step. First, analyzing the effect on increase of fertilizer price to the total demanded fertilizer which can be known from the value of the demand elasticity (pi) derived by performing an estimation to the demand function of each fertilizer types. Second, analyzing the effect on input application stage to the rice production which can be seen from the value of production elasticity (Ti) derived by performing the estimation to the rice production function. The two parameters ((3i and Ti) and supplemented by cross sectional data are used to compute the impact on reduction/removal of the subsidized fertilizer price in Indonesia. This study also supplemented by an analysis as to the impact of various combine policies on reduction of fertilizer price and those in increase of rice base price to the rice production in Indonesia. The result of analysis indicates that the fertilizer price, both nominal, real prices and relative prices have an effect to the total urea and TSP inputs demanded but they have not an effect to the total KCL input demanded. Whereas the total ZA input demanded is only affected by nominal and real price alone. The application of urea, TSP inputs, width of cultivated areas, those of seed (VUB) and time trend (as a proxy of advance technology) have an effect in the increase of rice production. Meanwhile KCL, ZA inputs and dummy variable (as a proxy of climate) have not an effect to the rice production in Indonesia. The removal of the subsidized fertilizer price will decrease the rice production significantly both in 1992 and 1994. That of the subsidized TSP input will lead to more serious effect to rice production in comparison with that of subsidized urea input. The best combined policies are achieved if the government performs the reduction of the subsidized urea input as much as 75% (17 percent increase of urea price), the reduction of subsidized TSP input as much as 10 percent (8,6 percent increase of TSP price) and the increase of rice base price as much as 20 percent will achieve the least policy cost. The attempts to maintain the food sufficiency in the future can be carried out by manipulating the rice supply side (in short time) in a manner to provide the subsidized input price, especially subsidized fertilizer price. Whereas in the long term can be carried out by manipulating the rice supply and demand side at once. The former through an innovation of new technology, extensification and so on, and the latter through the policy of food diversification so that the dependence on rice can be reduced.

Kata Kunci : dampak pengurangan subsidi harga pupuk, subsidized fertilizer price, the national rice production.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.