Laporkan Masalah

Analisis Implementasi Sistem Informasi Strategi Studi Kasus BPK-RI Perwakilan Banjarmasin

SUYONO (Adv.: Amin Wibowo, M.B.A., Ph.D.), Amin Wibowo, M.B.A., Ph.D.

2014 | Tesis | S2 Magister Management

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai lembaga pemeriksa dalam proses bisnisnya bertumpu pada pengelolaan informasi, termasuk di Kantor Perwakilan Banjarmasin. Untuk itu, seharusnya Sistem Teknologi Informasi haruslah mampu menjadi senjata strategi organisasi atau ditempatkan sebagai Sistem Informasi Strategik. Penelitian ini ditujukan untuk menjelaskan bagaimana faktor-faktor situasional dan proses organisasi memberikan dorongan (facilitator) dan hambatan (inhibitor) dalam penerapan SIS di Kantor Perwakilan Banjarmasin serta menjelaskan bagaimana peran sistem-sistem teknologi informasi yang dimiliki oleh Kantor Perwakilan Banjarmasin dalam pencapaian sasaran strategi yang ada.


Untuk dapat mencapai tujuan peneletian tersebut analisi permasalahan menggunakan analisis faktor-faktor Penerapan SIS. Analisis ini dikembangkan oleh William R. King dan kawan (1996) yang membuat formulasi faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap organisasi dalam menerapkan SIS. Faktor-faktor tersebut dapat dikategorikan dalam dua peran yaitu faktor yang memfasilitasi penerapan SIS dan faktor yang menghambat penerapan SIS. Adapun faktor yang memfasilitasi penerapan SIS adalah : kebutuhan-kebutuhan bisnis, kebutuhan- kebutuhan inovasi, posisi kompetitif, lingkungan, skala ekonomis, dan arahan manajemen puncak. Sedangkan faktor yang menghambat penerapan SIS adalah : pemicu-pemicu TI, kebutuhan inovasi, dan skala ekonomis.


Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan, diketahui bahwa faktor-faktor yang seharusnya dapat menjadi facilitator belum mampu berperan membawa organisasi dalam kemajuan untuk menerapkan SIS. Hanya kebutuhan bisnis yang tinggi dan kebutuhan skala ekonomis yang cenderung tinggi yang mampu mendorong organisasi. Kebutuhan inovasi dan arahan manajemen puncak serta posisi kompetitif belum memberikan suatu dorongan positif.


Di lain sisi kebutuhan inovasi yang cenderung rendah dan minimnya IT drivers cukup memberikan hambatan yang berarti pada Kantor Perwakilan Banjarmasin untuk dapat menjalankan SIS dalam organisasi.


Sedangkan unsur-unsur lain dalam organisasi antara lain kondisi lingkungan STI organisasi, arahan manajemen puncak, dan persepsi kebutuhan posisi kompetitif yang seharusnya dapat menjadi facilitator dalam penerapan SIS belum mampu memberikan perannya secara maksimal.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) as an institution examiner is relying on information management, including the representative office in Banjarmasin. Therefore, the Information Technology Systems is expected to be a weapon or placed as an organizational strategy of Strategic Information Systems.


This study aimed to explain how situational factors and organizational processes provide impetus (facilitator) and barriers (inhibitors) in the application of SIS in Banjarmasin Representative Office and explains how the role of current information technology systems.


In order to achieve these research goals, problems analyzed using analysis factors of SIS Implementation. This analysis was developed by William R. King (1996) which makes the formulation of the key factors that influence the organization in implementing the SIS.These factors can be categorized in two roles, factors that facilitate the implementation of SIS and the factors that hinder the implementation of SIS. The factors that facilitate the implementation of SIS are : business needs, the needs of innovation, competitive positioning, environment, economies of scale, and the direction of top management. While the factors that hinder the implementation of SIS are: triggers of IT, the need for innovation, and economies of scale.


Based on the results of research conducted, it is known that the factors that should be facilitator has not been able to encourage organizations to implement the SIS. Only high business needs and the needs of high economies of scale that tend to encourage the organization. Innovation needs and direction of top management and competitive position has not provided a positive impetus.

Kata Kunci : Manajemen Strategi, Sistem Informasi Strategik, Sektor Publik, Value Chain Analysis, strategic management, strategic information system, public sector


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.