Laporkan Masalah

TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN BUSINESS PROCESS REENGINEERING : PERBANDINGAN ANTARA YANG DIAJARKAN PARA AKADEMISI DENGAN YANG BENAR-BENAR DIPRAKTEKKAN OLEH PRAKTISI BISNIS

Suprapti, Anastasia Riani (Adv.Drs. Edi Prasetyo Nugroho, MBA), Drs. Edi Prasetyo Nugroho, MBA

1998 | Tesis | S2 Management

Penelitian ini dilakukan terhadap para akademisi di Jawa Tengah dan DIY serta praktisi bisnis di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan 'antara apa yang dipahami dan









diajarkan para akademisi dengan apa yang dipahami dan dipraktekkan oleh praktisi bisnis tentang Total Quality Management (TQM) dan Business Proces Reengineering (BPR). Hal-hal yang mendasari penelitian ini adalah, selain hasil penelitian terdahulu yang mengindikasikan bahwa perlu adanya penyamaan persepsi dan pemahaman anti kualitas dan TQM ( Derrick, Desai and O'Brien, 1989). Juga karena para manajer/praktisi bisnis di Indonesia pada umumnya mempunyai iatar belakang pendidikan sarjana dari berbagai bidang ( tehnik, sosial dan ekonomi ),









yang dalam kaitannya dengan pengelolaan kualitas dapat menimbulkan praktekpraktek Penelitian ini dilakukan terhadap para akademisi di Jawa Tengah dan DIY









serta praktisi bisnis di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan 'antara apa yang dipahami dan diajarkan para akademisi dengan apa yang dipahami dan dipraktekkan oleh









praktisi bisnis tentang Total Quality Management (TQM) dan Business Proces Reengineering (BPR). Hal-hal yang mendasari penelitian ini adalah, selain hasil penelitian









terdahulu yang mengindikasikan bahwa perlu adanya penyamaan persepsi dan pemahaman anti kualitas dan TQM ( Derrick, Desai and O'Brien, 1989). Juga karena para manajer/praktisi bisnis di Indonesia pada umumnya mempunyai iatar belakang pendidikan sarjana dari berbagai bidang ( tehnik, sosial dan ekonomi ), yang dalam kaitannya dengan pengelolaan kualitas dapat menimbulkan praktekpraktek pengelolaan kualitas yang kurang tepat. Data mengenai dimensi kepentingan faktor-faktor serta pemahaman konsep mengenai TQM dan BPR diperoleh meIalui daftar pertanyaan yang variabeinya diukur dengan menggunakan skala likert 5 pain. Tehnik analisis yang digunakan adalah Uji-t, untuk mengetahui









perbedaan antara skor rata-rata kepentingan serta pemahaman konsep TQM dan BPR oleh akademisi dengan praktisi bisnis. Dalam penelitian ini dirumuskan 4 hipotesis, yaitu : ( 1 ) Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapat para akademisi dan praktisi bisnis mengenai tingkat kepentingan faktor-faktor utama bagi TQM dan BPR ( 2 ) Mindset karyawan di Indonesia secara umum cenderung lebih menyukai evolusi









dibanding revolusi ( 3 ) Apa yang dipahami dan diajarkan para akademisi tentang TQM dan BPR berbeda secara signifikan dengan apa yang dipahami dan dipraktekkan praktisi bisnis ( 4 ) Dalam kenyataannnya praktisilpelaku organisasi di Indonesia pada umumnya mudah pahamimudah mentolerir suatu perubahan tetapi cenderung enggan melaksanakannya. Hash yang diperoleh dari penelitian ini adalah : ( 1 ) Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapat para akademisi dengan praktisi mengenai dimensi









kepentingan faktor-faktor TQM/BPR untuk variabel-variabel : Fokus jangka panjang, Keterlibatan top manajer, Keterlibatan karyawan, Pemberdayaan karyawan, Program pelatihan dan Kepuasan konsumen. Dan untuk variabel









Kerjasama tim serta Prioritas bidang untuk direkayasa ulang tidak terdapat perbedaan yang signifikan ( 2 ) Antara pemahaman para akademisi dengan praktisi mengenai TOM/BPR berbeda secara signifikan untuk beberapa variabel









berikut : Fokus jangka panjang, Kerjasama tim, Keterlibatan top manajer, Pemberdayaan karyawan, Program pelatihan dan kepuasan konsumen. Sedang untuk variabel Keterlibatan karyavian dan Prioritas bidang untuk direkayasa ulang tidak ada perbedaan yang signifikan ( 3 ) Mengenai sifat perubahan yang dilakukan, responden cenderung lebih menyukai evolusi dibanding revolusi ( 4 )







Mengenai kesungguhan organisasi dalam melakukan perubahan, responden cenderung menyetujui bahwa karyawanlanggota organisasi di Indonesia pada umumnya mudah menerima konsep perubahan tetapi dalam pelaksanaannya mereka enggan berubah ( resistant to change). Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah (1)Manajer/pimpinan perusahaan dalam memutuskan aplikasi suatu konsep pengembangan kualitas hendaknya lebih mengingat kondisi serta budaya perusahaan, sehingga pelaksanaannya mendapat dukungan sepenuhnya dari karyawan, dan benar-benar dapat meningkatkan kinerja karyawan serta kinerja perusahaan ( 2 ) Agar anggota organisasi memiliki kesungguhan dalam melaksanakan peningkatan kualitas seperti yang direncanakan, hendaknya anggota organisasi dilibatkan klimintal pendapat agar tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan ( 3) Karena penelitian ini dilakukan pada saat situasi dan kondisi yang tidak normal maka disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian serupa pada kesempatan lain dengan beberapa pengembangan, karena ada kemungkinan memberikan hasil yang berbeda ( 4 ) Bagi peneliti berikutnya yang melakukan survey dengan pos ( mail survey ), hendaknya jumiah kuesioner yang dibagikan ditambah beberapa persen diatas jumlah sampel yang dibutuhkan. Hal ini berdasarkan pengalaman penults untuk mengantisipasi adanya keengganan responden untuk mengisi/mengembalikan kuesioner.

This study is administered toward the academicians in Central Java and DIY as well as business practicians in Indonesia. The purpose of this study is to identify whether there is a significan difference between what the academicians understand and teach and what the business practicians undertsand and practice on Total Quality Management (TQM) and Business Process Reengineering(BPR).









Those things underlying this study are, beside the result of the study indicating the need for matching perception and understanding on the meaning of quality and TQM (Derrick, Desai and O'Brien,1989), also because of the









managers/businesses practicians in Indonesia generally have a master degree on various disciplines (technique, social and economics), which in terms of the quality









management potencialy raise inappopriate quality management practices. Data on the factors importance dimension as well asthe conceptual understanding on TQM









and BPR are obtained through question list of which used of the t-test , to know the difference between the average importance score of TQM and BPR conceptual understanding of the academicians and the business practicians.









In this study 4 hypotheses are formulated, i.e : (1) There is an opinion difference between the academicians and the business practicians on the primary factors importance for TQM and BPR. (2) The employee's mindset in Indonesia









generally tends to prefer evolution rather than revolution. (3) What the academicians understand and teach on TQM and BPR differ significantly with what the business practicians understand and practice. (4) In reality the









practioners/organization players in Indonesia generally are easy to understand/tolerate a change but tend to be reluctant to practice it. The results obtained from this study are : (1) There are significant opinion









differences between the academicians and the practicians on TQM/ BPR factors. The importance dimension include following variables : Long-term Focus, the Top









Managers' Involvement, the Workers' Involvement, the Workers' Empowerment, Training Programs and Consumers' satisfaction. While for the Workers' Involvement and Priority of Field for Reengineering variables there are no









significant differences, (3) In terms of the nature of the change made, respondents tend to prefer evolution rather than revolution, (4) In terms of the organization's determination in implementing the change, respondents tend to agree that the workers/organization members in Indonesia generally are easy to accept the change concepts but in practice they are resistant to change.









Suggestions proposed in this study are (1) the managers/company's leader in deciding the application of the quality development concept should give









more consideration toward the conditions as well as the culture of company, so that the implementation get the worker's support completely, and can actually









improve the workers' performance and the company's performance as well, (2) in order for the organization members have determination in implementing the quality









improvement as planned , they should be involved / their opinion asked so that there are no parties feel injured, (3) because this study is performed on such extra









ordinary situations and conditions so it is suggested for the next researchers to perform similar study on other accasions with some extentions, because there is a









possibility that the results will be different, (4) for the next researchers who administer a mail survey, the number of questionairs distributed should be increased above the number of sample needed. This is based on the author's experience in order to anticipate the respondents' reluctance to fill /return the questionaires.

Kata Kunci : total quality management, business process, reengineering, perbandingan, akademisi, dipraktekkan, praktisi bisnis


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.