Laporkan Masalah

Analisis Hubungan Inflasi dan pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 1970(I)-1995(IV)

Sukamto, Andreas (Adv.: Dr. Sri Adiningsih, M. Sc. ), Dr. Sri Adiningsih, M. Sc.

2015 | Tesis | S2 Economics

Studi ini menganalisis hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. V ariabel-variabel ekonomi yang terlibat meliputi: Produk Domestik Bruto riil sebagai variabel tak bebas dan ketidakpastian harga-harga, upah riil, jumlah (nilai) impor riil bahan baku dan penolong, jumlah kredit riil dan produktivitas sebagai variabel bebas. Cara yang ditempuh untuk mengestimasi adalah melalui



double log linear model dengan metoda Ordinary Least Square (OLS). Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data tri wulanan, terutama diperoleh dari International Financial Statistic (IFS), Statistik Indonesia dan Indikator Ekonomi (Biro Pusat Statistik) serta sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini, dari tahun 1970 (I) - 1995 (IV). Hasil estimasi yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Dengan menggunakan uji t statistik pada tingkat signifikansi 5% dari 5 variabel bebas tersebut secara signifikan masing-masing mampu menjelaskan variabel tak bebasnya. Serta hasil uji ketepatan perkiraan, sistem persamaan cukup kuat, yaitu dengan nilai R-Square sebesar 0,93, yang berarti bahwa sebesar 93% variasi dalam variabel tak bebasnya dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya. Sedangkan pada pengujian secara serempak menunjukkan bahwa model persamaan yang memuat variabel-variabel bebas secara serempak signifikan untuk menjelaskan



perubahan yang terjadi pada variabel tak bebasnya. 2. Dalam jangka pendek hubungan inflasi dan pertumbuhan ekonomi adalah positip. Setiap kenaikan ketidakpastian harga-harga sebesar 10% akan



mempengaruhi kenaikan Produk Domestik Bruto riil sebesar 1,41 % (ceteris paribus). Kenaikan ketidakpastian harga-harga merupakan fenomena inflasi, maka diduga menunjukkan "trade off' antara inflasi dan pengangguran di Indonesia. Sedangkan dalam jangka panjang hubungan "trade off' tersebut tidak terjadi. Setiap kenaikan ketidakpastian harga-harga sebesar 10% justru akan menurunkan Produk Domestik Bruto riil sebesar 4% (ceteris paribus). Dengan demikian dalam jangka panjang inflasi sungguh merugikan pertumbuhan ekonomi. Sehingga dapat diduga inflasi bergerak searah dengan tingkat pengangguran. Oleh karena itu setiap kebijaksanaan ekonomi yang ditempuh Pemerintah harus senantiasa bemuansa jangka panjang, yaitu dalam upaya perluasan kesempatan kerja yang pada gilirannya dapat menurunkan tingkat pengangguran dan meningkatan pendapatan perkapita, yaitu dengan mengendalikan inflasi serendah mungkin dari waktu ke waktu. 3. Baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang kenaikan upah riil cukup berarti mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Setiap kenaikan upah riil sebesar 10% (ceteris paribus) dalam jangka pendek akan menaikkan Produk Domestik Bruto riil sebesar 0,746%, sedangkan dalam jangka panjang sebesar 1,612%. Dari pengalaman di Indonesia proses penyesuaian upah riil ini sangat lambat. Proses penyesuaian upah riil yang sangat lambat ini justru merugikan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu Pemerintah perlu menempuh kebijaksanaan tentang pengupahan, dimana upah perlu disesuaikan setiap periode, karena ini justru memacu pertumbuhan ekonomi.

This study examines the relationship between inflation rate and economic growth in Indonesia. The variables involved in this study are real Gross Domestic Product as dependent variable, and uncertainty prices, real wages, values of real import on raw materials and on intermediate goods, real credits and productivity as independent variable. The method used to estimate the parameters is Ordinary Least Square (OLS) through Double Log Linear Model. Data used is this study in secondary data, a quarterly data, mostly acquired from International Financial Statistics (IFS), Statistic of Indonesia and Economy



Indicator from Central Beareau of Statistics (BPS) as well as other sources which related to this study, ranging from 1970 (I) to 1995 (IV). Results of this study are as follows: 1. Using t-statistics with 5% significant level, each of the independent variables (5 variables) significantly explaine the dependent variable. The R-Square is 0,93, which means that the independent variables all together explaine 93% of the variance of the dependent variable. Futhermore, the overall analysis shows that all of the independent variables significantly explaine the change of the dependent variable. 2. For short term, the relationship between inflation rate and economic growth is positive. Every 10% increase in uncertainty prices will increase the Gross Domestic Product by 1,41% (ceteris paribus). The increase of uncertainty prices is inflation phenomena and shows the trade off between inflation rate and unemployment in Indonesia. Whereas in the long-run, every 10% increase of uncertainty prices will decrease the Gross Domestic Product by 4%. Thus in the long-run, inflation rate moves in the same direction as the unemployment rate. Since each economic policies designed by the government should be long-run oriented, i.e. effort to expand employment which in later turns could reduce unemployment and could increase income per capita, the government should control the inflation rate as low as possible. 3. Either in the short-run or in the long-run, the increase of real wages significantly influences the economic growth. Every 10% increase of real wages in the short-run will contribute to 0,746% increase in Real Gross Domestic Product, whereas in the long run the Real Gross Domestic Product will increase by 1,612% (ceteris paribus). In Indonesia, adjusment of real wages is very slow. This slow adjustment of real wages will certainly hurt the economic Growth. Therefore, government need to adopt wage policies; It means wages need to be adjusted every term in order to accelerate the economic growth.

Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Economic Growth.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.