Laporkan Masalah

Evaluasi Sistem Pengendalian Manajemen (Studi Kasus Perusahaan Tekstil PT. Golden Overseas, Surakarta

SUJANTI (Adv.: Rusdi Akbar, Drs., M.Sc.), Rusdi Akbar, Drs., M.Sc.

2016 | Skripsi | S1 Extention - Accounting

Kedudukan manajer menengah di antara manajer puncak dan manajer operasional, menjadikan manajer menengah sebagai perantara yang menyeimbangkan kepentingan kedua tingkatan manajemen tersebut sehingga tercipta kerja sama yang baik di ketiga tingkatan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Namun, dalam kenyataannya, setiap anggota dalam organisasi mempunyai tujuan pribadi yang seringkali bertentangan dengan tujuan yang ingin dicapai organisasi. Untuk meminimalkan ataupun mencegah penyimpangan yang mungkin terjadi, diperlukan suatu pengendalian yang berfungsi mengarahkan anggota organisasi agar pelaksanaan tetap selaras dengan tujuan dan mengoreksinya bila terjadi penyimpangan. Sistem pengendalian yang difokuskan pada tingkatan manajemen menengah adalah sistem pengendalian manajemen yaitu suatu sistem yang akan mengarahkan dan memotivasi manajer menengah agar memahami apa yang harus mereka lakukan dan termotivasi untuk melakukannya. Sistem ini terdiri dari struktur pengendalian manajemen yang memperlakukan fungsi - fungsi organisasi sebagai pusat pertanggungjawaban agar manajer fungsional memahami tanggungjawab yang diembannya. Proses pengendalian manajemen yang mengarahkan dan mengendalikan manajer melalui pengajuan program dan anggaran serta memotivasi mereka melalui pelaksanaan dan evaluasi kinerja. Penelitian dengan studi kualitatif yaitu mengumpulkan data - data kualitatif melalui wawancara dan mengevaluasi praktik sistem pengendalian manajemen pada PT. Golden Overseas, menunjukkan suatu kesimpulan bahwa sistem pengendalian manajemen yang diterapkan belum efektif, karena sistem yang ada belum memadai untuk mengarahkan dan memotivasi para manajer menengah. Hal ini dapat dilihat pada struktur organisasi yang menempatkan seorang manajer ke dalam dua fungsi yang berbeda yaitu personalia dan teknik ( maintenance ). Penumpukan fungsi akan mempersulit manajer fungsional untuk melakukan pengendalian di bagiannya dan memperbesar kemungkinan operasi yang tidak optimal. Praktik ini juga mempersulit manajer puncak dalam mengendalikan dan menilai suatu program maupun kinerja manajer bersangkutan. Sedangkan dari proses pengendalian manajemen, menunjukkan bahwa pengendalian yang dilakukan oleh manajer puncak sudah memadai yaitu melalui kerterlibatannya dalam proses pengajuan program, anggaran, pelaporan dan evaluasi program dan kinerja manajer. Akan tetapi, penetapan kriteria penilaian kinerja yang bias pada bagian penjualan dan tidak ada parameter penilaian kinerja yang jelas pada bagian personalia dan teknik ( maintenance) akan membingungkan dan menurunkan motivasi manajer untuk berprestasi. Selain itu, hasil evaluasi penilaian kinerja manajer yang tidak disusun dalam suatu laporan kinerja pribadi akan menyulitkan pemilik atau manajer puncak untuk mengevaluasi perkembangan prestasi manajer menengah selama kurun waktu tertentu. Informasi yang tidak lengkap ini akan menghambat pencapaian misi perusahaan yaitu peningkatan kinerja di seluruh jajaran manajer karena informasi yang tersedia tidak lengkap untuk digunakan untuk tujuan pengembangan sumber daya manusia perusahaan dan sebagai umpan balik bagi manajer itu sendiri.

Kata Kunci : motivasi berprestasi, Sistem pengendalian internal, evaluasi kinerja manajer, system pengendalian manajemen.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.