Peran Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Terhadap Perekonomian Provinsi DIY(Analisis Input-Output tahun 2000)
STERINDA DIAN P.A (Pembimbing: Amirullah Setya Hadi, S.E., Cand. Oecon), Amirullah Setya Hadi, S.E., Cand. Oecon
Pengembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan salah satu strategi kunci untuk pertumbuhan ekonomi Provinsi DIY di masa yang akan datang. Hal ini terlihat dari struktur perekonomian DIY selama lima tahun terakhir (2004-2008) yang selalu didominasi oleh empat sektor, yakni: (1) Sektor jasa-jasa; (2) Sektor perdagangan, hotel, dan restoran; (3) Sektor pertanian; dan (4) Sektor industri pengolahan.
Penelitian ini menggunakan alat analisis Input Output. Data yang dipergunakan adalah Tabel Input Output Provinsi DIY tahun dasar 2000 serta diolah menggunakan Microsoft Excel. Jumlah sektor yang digunakan dalam analisis tersebut adalah 64 sektor sebagaimana tercantum dalam Tabel Input Output Provinsi DIY tahun dasar 2000. Model ini digunakan untuk menganalisis peranan sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap perekonomian Provinsi DIY secara menyeluruh, dilihat berdasarakan kontribusinya terhadap struktur perekonomian, keterkaitan antar sektor, daya penyebaran, dan elastisitas masing-masing sektor terhadap sektor lainnya.
Berdasarkan analisis deksriptif, sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki peranan besar dalam struktur perekonomian Provinsi DIY. Hal ini terlihat dari hasil analisis bahwa sektor ini selalu menempati urutan tiga besar dalam kontribusinya terhadap struktur perekonomian Provinsi DIY.
Apabila dilihat dari analisis keterkaitan langsung ke depan, sektor jasa perdagangan menempati urutan tertinggi, disusul oleh sektor jasa restoran pada urutan kedua, dan sektor perhotelan pada urutan ke-23 dari hasil analisis sektor-sektor perekonomian Provinsi DIY klasifikasi 64 sektor.
Sedangkan dilihat dari hasil analisis koefisien penyebaran sektor perdagangan, hotel dan restoran kurang memiliki kemampuan untuk menarik pertumbuhan sektor hulunya karena indeks koefisien penyebaran yang kurang dari satu (0,9039 untuk sektor jasa perdagangan, 0,9341 untuk jasa restoran, dan 0,7628 untuk jasa perhotelan), namun sektor ini merupakan sektor yang memiliki kemampuan yang kuat dalam mendorong pertumbuhan sektor hilirnya. Hal ini terlihat dari indeks kepekaan penyebaran sektor jasa perdagangan yang memiliki indeks paling tinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya, yaitu sebesar 1,9108.
Meskipun sektor perdagangan, hotel, dan restoran tidak termasuk dalam kategori sepuluh besar pada analisis elatisitas input output, namun sektor ini tetap memberikan pengaruh yang cukup besar dalam mempengaruhi pertumbuhan sektor lainnya, sehingga layak untuk terus dikembangkan.
Berdasarkan hasil analisis di atas, maka sudah selayaknya pemerintah Provinsi DIY mengembangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang sangat terkait dengan kegiatan pariwisata dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk mengoptimalkan peran Provinsi DIY sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia.
The development of trade, hotel and restaurant sector is one of the key sectors for economic growth in DIY Province. In the last five years (2004-2008), the economic structure of DIY Province is still dominated by four sectors: (1) services; (2) trade, hotels and restaurants; (3) agriculture; and (4) manufacturing industries.
This research uses Input Output analysis tool. The data for this research is Input Output Table at 2000 based year and processed using Microsoft Excel. The number of sectors used in the analysis is 64 sectors . This model is used to analyze the role of trade, hotel and restaurant sector on the economy of DIY Province. Its viewed based on its contribution to economic structure, linkages between sectors, coefficient of dispersion and sensitivity of dispersion, and the elasticity of each sector against the other sectors.
Based on descriptive analysis, trade, hotel and restaurant sector has a major role in the DIY Provinces economic structure. This sector is always raked as a top three based on its contribution towards DIY Provinces economic structure.
The result of direct forward linkage analysis, the trade sector achieves the first rank for its contribution, followed by the restaurant sector in the second rank, and the hotel sector in the 23rd rank from direct forward linkage analysis of the classification of 64 sectors of DIY Province.
The result of coefficient of dispersion analysis proves that trade, hotel and restaurant sector have the less ability to attract growth of the upstream sector because the index of coefficient of dispersion is less than 1 (0,9039 for trade sector, 0,9341 for restaurant sector, and 0,7628 for hotel sector), but this has a strong ability to encourage the growth of its downstream sector. This result can be seen from the trade sectors sensitivity of dispersion index that has the highest index compared to other sectors.
Although the trade, hotel and restaurant sector is not included the Top Ten for elasticity analysis category, but this sector gives considerable influence for affecting the growth of other sectors, so its feasible to be developed.
Based on the analysis above, the trade, hotel and restaurant sector is one of the important sectos in the DIY Provinces economic growth. And its feasible to be developed to optimalize the role of DIY Province as one of the main tourist destination in Indonesia.
Kata Kunci : Input output analysis, trade sector, hotel sector, restaurant sector, economic growth, analisis input output, sektor jasa perdagangan, sektor jasa perhotelan, sektor jasa restoran, pertumbuhan ekonomi
