Laporkan Masalah

ANALISIS KOMBINASI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI RINGAN DI INDONESIA

SOEWITO,

2014 | Disertasi | S3 Economics

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui perkem¬bangan intensitas penggunaan modal dan tenaga kerja dalam proses produksi pada industri ringan selama kurun waktu

1975-1981. (2) Mengetahui pengaruh variabel-variabel: ska¬la perusahaan, harga relatif faktor produksi, dan. Variable-¬variabel lain seperti kualitas produk, struktur pasar, ke¬bijaksanaan pemerintah, investor asing, terhadap intensitas penggunaan modal dan tenaga kerja (rasio K/L : Capital Labour Ratio) dalam proses produksi. (3) Mengetahui perubah¬an teknologi tersebut khususnya terhadap efisiensi dan dis¬tribusi pendapatan fungsional. Untuk maksud ketiga dilakukan dengan menaksir fungsi produksi CES (Constant Elasticity of Substitution).

Penelitian meliputi 10 cabang industri ringan berskala besar dan sedang (5 digit) dengan menggunakan data belah si¬lang tahun 1975 dan 1981, masing-masing meliputi 1.030 dan 1.431 perusahaan. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data-mentah statistik industri yang dikumpulkan Biro Pusat Statistik yang diolah khusus untuk penelitian ini. Analisis yang digunakan adalah deskritif-kualitatif dilengkapi dengan analisis regresi.

Hasil-hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dengan harga konstan 1975, selama kurun waktu 1975-1981 intensitas penggunaan modal dalam proses produksi pada industri ringan meningkat secara signifikan.

2. Luaran (Q) mempunyai korelasi positif terhadap K/L, dan harga relatif faktor produksi modal terhadap tenaga kerja (r/W) mempunyai korelas1 negatif terhadap K/L. Hal terse¬but berarti Makin besar luaran yang dihasilkan, teknologi yang digunakan dalam proses produksi menjadi Makin padat modal. Demikian pula apabila harga modal relatif lebih murah dibandingkan dengan harga tenaga kerja (upah), tek¬nologi yang digunakan juga menjadi Makin padat modal. Peningkatan nisbah modal terhadap tenaga kerja, K/L, juga mendorong naiknya luaran. Sebaliknya peningkatan K/L ter¬nyata berkaitan erat dengan menurunnya harga relatif ma¬sukan-masukan tersebut (r/W). Cabang-cabang industri dimana K/L menunjukkan relatif lebih peka terhadap perubahan harga relatif faktor produk¬si adalah industri: Biscuit, Gula Pasir, Goni, Pengger¬gajian dan Pengolahan Kayu, dan Barang-barang dari Plas¬tik. Sedangkan industri Rokok Kretek, Percetakan dan Pe¬nerbitan besarnya K/L relatif lebih peka terhadap peru¬bahan luaran.

3. Elastisitas substitusi antara modal dan tenaga kerja pa¬da industri ringan pada umumnya lebih kecil dari satu (in¬elastis). Pada tahun 1981 cabang industri ringan yang mem¬punyai angka elastisitas substitusi lebih dari satu (elas¬tis) adalah industri Rokok Kretek, dan Barang-Barang Dari Plastik. Elastisitas substitusi kurang dari satu mengandung arti bahwa antara faktor-faktor produksi sukar untuk saling menegantikan. Keadaan tersebut antara lain karena pada umumnya mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi berasal dari impor negara maju, tanpa diadaptasi terlebih dahulu.

4. Efisiensi industri baik efisiensi teknik maupun efisiensi ekonomi pada sebagian besar industri ringan selama kurun waktu 1975-1981 menurun. Cabang-cabang industri yang mengalami penurunan efisiensi teknik adalah industri: Bis¬cuit, Gula Pasir, Limun-Air Soda, Goni, Penggergajian dan Pengolahan Kayu, dan Barang-barang dari Plastik. Cabang¬-cabang industri yang mengalami kenaikan efisiensi teknik adalah industri: Rokok Kretek, Perajutan, Percetakan dan Penerhitan. Hampir semua industri dari cabang industri. yang diteliti mcngalami penurunan efisiensi ekonomi. Satu-satunya in¬dustri yang mengalami kenaikan efisiensi ekonomi adalah industri Rokok Kretek. Menurunnya efisiensi pada industri ringan antara lain disebabkan struktur pasar yang cenderung menjadi oligopo¬listik, hal tersebut tercermin pada rasio konsentrasi yang tinggi. Sistem proteksi yang berlebihan dan berkopanjangan juga merupakan sumber industri beroperasi tidak efisien.

5. Perubahan teknologi yang terjadi pada industri ringan mem¬punyai pengaruh meningkatkan kesenjangan distribusi penda¬patan fungsional tenaga kerja dan pemilik modal. Rasio an¬tara pendapatan yang diterima tenaga kerja dangan penda¬patan yang diterima bukan tenaga kerja pada sebagian besar industri ringan selama kurun waktu 1975-1981 menurun. Cabang-cabang industri yang rasionya menurun adalah in¬dustri: Biscuit, Gula Pasir, Limun-Air Soda, Rokok Kre¬tek, Perajutan, Penggergajian dan Pengolahan Kayu, Perce¬takan dan Penerbitan, dan Barang-barang dari Plastik. Hanya pada industri Goni yang rasionya meningkat. Meningkatnya kesenjangan distribusi pendapatan fungsio¬nal tersebut antara lain disebabkan oleh meningkatnya in¬tensitas penggunaan modal dalam proses produksi. Faktor penyebab yang lain yaitu elastisitas substitusi antar fak¬tor produksi yang rendah, dan struktur pasar. Dari kelima hosil penelitien tersebut di atas dapat di-rangkum bahwasannya distorsi harga faktor-faktor produksi menyebabkan teknologi yang digunakan dalam proses produksi pada industri ringan Makin menjadi padat modal. Keadaan tersebut terjadi karena harga modal relatif lebih murah dibandingkan dengan harga tenaga kerja. Akibat selanjutnya yaitu meningkatkan kesenjangan distribusi Pendapatan, fungsional antara pemilik modal dan tenaga kerja


Untuk memperbaiki keadaan tersebut Pemerintah perlu melakukan penataan kembali struktur harga. Keadaan struktur harga faktor-faktor produksi dewasa ini tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Untuk meningkatkan daya serap tena¬ga kerja di sektor industri di masa mendatang khususnya sub¬sektor industri ringan, distorasi harga faktor-faktor produksi diperkecil misalnya dengan mengurangi subsidi yang bersifat terselubung proteksi dilakukan secara lebih selektif, dan jangka waktunya dibatasi. Proteksi diberikan kepeda in¬dustri-industri yang mempunyai potensi untuk berkembang. efisien dan banyak menyerap jumlah tenaga kerja. Dalam pe¬nelitian ini jenis industri yang termasuk kategori ter¬sebut antara lain industri: Perajutan, Percetakan dan penerbitan, Rokok Kretek, Barang-barang dari Plastik.

The objectives of this study are three fold. First, to estimate the intensity of capital and labour used in the production process in light industry during the poriod of 1975-1981. Second, to determine the influence of economies of scale, the relative prices of factor of production and other variables such as product qualities, market structure, government policy foreign. Investors upon the intensity of capital and labour use (K/L ratio - Capital Labour Ratio). Thirdly, to find the technological changes reflected in the changes, in the technological parameters and the impact of the change, particularly on the efficiency and the distribution of functional income. The third objective is carried out by estimating production functions on each branch of industry using the CES (Constant Elasticity of Substitution) production function approach.

The research design included ten light industries with medium and large scale (5 digit) size by using croas¬s ectional data of 1975 God 1981; each of thom includeo 1,030 and 1,431 companies. The data used was primary data on indus¬trial statistics, collected by Biro Pusat Statistik and processed specially for research. The analysis employed was qualitative-descriptive analysis equipped with regression analysis.

Some of the main conclusions were :

1. During the period of 1975-1981, using the constant price of 1975, the intensity of the capital used in the produc¬tion process in the light industries increased significan-tly. .

2. The output (Q) had a positive correlation with K/L and the relative price of capital production factor of labour (r/W) had negative correlation with K/L. This can be inter¬preted to mean that the bigger the output produced and the cheaper the costs of capital relative to wages, the more capital intensive the production process of the industry. Industries where K/L was sensitive to the changes in rela¬tive prices of factor of production were the Biscuit In¬dustry, the Sugar Cane Industry, the Jute Industry, the Wood Sawing and Processing Industry, and the Plastic Goods Industry. Meanwhile the amount of K/L in the Kretek Ciga¬rette Industry and the Printing and Publishing Industry were relatively more sensitive to the output change.

3. The elasticity of substitution of capital and labour in light industry was generalI. inelastic. In 1981 the light industries with elastic Substitution were the Kretek Ciga¬rette Industry and the Plastic Goods Industry.

4. There hos been a decline in the efficiency of industry either technical or economical in most of the light indus¬tries for the period of 1975 - 1981. The industries which had a decrease in technical efficiency were the Biscuit Industry, Sugar Cane Industry, Lemonade and Soda-Water Industry, Jute Industry, Wood - Processing and Sawing Industry, and Plastic Goods Industry. The industries which had an increase in technical efficiency were the Kretek Cigarette Industry, Jute Industry, and the Printing and Publishing Industry. Almost all of the ten branches of industries examided had a decrease in economic efficiency. The only industry which has 8n increase in economic efficiency was the Kretek Cigarette Industry.

5. Technological change increased the differences between the distribution of functional income between labour and capital holders. The ratio of the income received by the labour and the income received by non-labour for the period 1975-1981 decreased, while an increase in this ratio only occured 1n Jute Industry.

From the fifth result of the research above it can be concluded that price distortion of production factors made the process of production more capital intensive, because the price of capital was cheaper than wages. Then, the impact of that condition on the process of production was inefficient because of under capacity, and increased the inequality of functional income distribution. In order to enlarge job opportunities, it is deemed necessary to arrange for the correct price signals of the production factor.

Kata Kunci : intensitas penggunaan modal, tenaga kerja, faktor-faktor produksi, industri ringan, indonesia


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.