Laporkan Masalah

Pola Konsumsi Susu dan Komoditas Terkait di Jawa Tengah

SETIAJI, BAMBANG (Adv.: Bambang Tri Cahyono, Dr., M.Ec.), Bambang Tri Cahyono, Dr., M.Ec.

2015 | Tesis | S2 Economics

Tujuan utama studi ini adalah meneliti pola hubungan dalam bentuk fungsi permintaan dari komoditi susu, kopi, teh,dan gula dengan variabel penjelas yang terdiri dari variabel ekonomi (harga dan pendapatan) serta variable antropometri seperti umur, susunan keluarga, pendidikan dan lokasi. Sehingga dengan demikian dapat diperoleh informasi penting yaitu elastisitas-elastisitas harga dan pendapatan, serta dampak marginal dari variabel non ekonomi di atas. Studi didasarkan pada data kerat lintang (cross sectional) dengan menggunakan unit analisis rumah tangga. Data dikumpulkan oleh Biro Pusat Statistik melalui SUSENAS 1987 di jawa tengah. Besar sampel meliputi 4491 observasi,dengan cara membuang rumahtangga bukan konsumen. Adapun model yang digunakan adalah model double-log. Keempat komoditas ternyata memiliki elastisitas pendapatan kurang dari satu yang berarti sudah merupakan kebutuhan pokok, yaitu 0,215, 0,303, 0,208 dan 0,282 berturut-turut untuk komoditas susu, kopi, teh dan gula. Sedangkan elastisitas harga sendiri adalah -0,349, -0,701, -0,834 dan -1,597 untuk urutan komoditas yang sama. Keempat komoditas dapat dikelompokkan pada penyedia protein (yaitu susu) dan makanan pokok (yaitu gula) dan makanan dasar tambahan (kopi dan teh). Perilaku antar segmen memperlihatkan hasil sebagai berikut: (i) Komoditas susu, elastisitas pendapatan lebih besar pada kelompok pendapatan yang lebih tinggi. Hal ini berarti bahwa walaupun susu merupakan bahan makan pokok (inelastik), kenaikan pendapatan di masa mendatang tetap disertai kenaikan pangsa pengeluaran masyarakat, karena elastisitas pendapatannya bergerak menjadi lebih besar dengan peningkatan pendapatan tersebut. Adapun elastisitas harga

sendiri antar_ segmen juga lebih besar pada kelompok pendapatan yang lebih tinggi, yaitu -0,326 dan -0,371 untuk kelompok 40 persen menengah dan 20 persen atas. (ii) Komoditas kopi, elastisitas pendapatan lebih rendah pada kelompok pendapatan yang lebih tinggi, yaitu 0,580, dan 0,336 untuk 40 persen kelompok terbawah dan 20 persen kelompok atas. Adapun elastisitas harga sendiri pada masing-masing segmen hampir tidak berbeda yaitu -0,71, -0,68 dan -0,72, untuk kelompok bawah, menengah dan atas. (iii) 'Komoditas teh, secara umum memiliki elastisitas pendapatan yang sangat rendah (sekitar 0,1) bahkan untuk kelompok menengah negatif yang memperlihatkan inferioritas komoditas ini, dan juga memperlihatkan sulitnya memperluas pasar di dalam negeri. Sedangkan elastisitas harga relative tinggi (-0,9, -0,8 dan -0,7 untuk kelompok bawah, menengah dan atas) yang memperlihatkan ketergantungan yang rendah terhadap komoditas ini. (iv) Komoditas gula, elastisitas pendapatan dan harga mula-mula rendah (0,16 dan -0,16) untuk kelompok bawah, lebih tinggi (0,32 dan -1,8) untuk kelompok menengah dan kembali kurang responsif (0,22 dan -1,3) untuk kelompok atas. Dengan demikian kebijakan pendapatan yang mengejar pertumbuhan dengan konsentrasi pada kelompok ekonomi atas akan memperkuat permintaan bahan makan penyediaan protein (susu), dan kebijakan yang mengutamakan pemerataan akan memperkuat permintaan bahan makan dasar. Perbedaan elastisitas antar segmen juga mengisyaratkan perlunya differensiasi harga/kualitas produk.




The primary purpose of this study is to investigate the pattern of conjunction among several variables in term of demand function of milk, coffee, tea and sugar comodities with explanatory variables consist of economic variables (prices and income) and demografic variables such as age and family structure, education of housewife and location (rural-urban). Thus, it can be found the important information i.e. prices and income elaticities, as well as marginal effect of non economic variables described above. This study based on cross sectional analysis with utilize household as unit analysis. The data have been collected by Central Bureau of Statistic via SUSENAS (National Surveys of Social-Economic) 1987, particulary in central Java. The number of data are 4491 observations. Beside it, this study based on double-log model.

Income elasticities of four commodities are less than unity, means constitute necesscities good, i.a. 0,215, 0,303, 0,108 and 0,283 each for milk, cqffee, tea and sugar. While the own price elasticities are -0,349, -0,701, -0,834 and -1,597 for the same commodities. The four commodities can be grouped in protein supply (i.e. milk) and basic food (i.e. sugar) and secundary basic food (i.e. tea and coffee). Intersegment behaviour show the results as: (i) Milk commodity, the income as well as own price elasticity is greater on higher income group. Thus, although milk constitute necessities good (inelastic), increasing income in the future still accompanied with increasing budget share, because the income elasticity move become the greater with the better income. (ii) Coffee commodity, the income elasticity is lower on higher income group, i.e. 0,580 and 0,336 for 40 percent lowest and 20 percent highest. While the own price in each segment almost no different i.e. -0,71, -0,68 and -0,72 for low, middle and upper groups. (iii) Tea commodity, commonly it have income elasticity which very low (around 0,1), even for middle class is negative, showing inferiority of the commodity. While the own price elasticity relatively high (- 0,9, -0,8 and -0,7) for low, middle, an upper class, which appear less dependence toward this commodity. (iv) Sugar commodity, the pattern of intersegment elasticity firstly small (0,16 and -1,6 for income and own price elasticities), greater for middle class (0,32 and -1,8), and back•to smaller (0,22 and -1,3) for upper class. Thus, the policy which emphasize on the growth of income will have greater effect toward power of demand of milk. While the redistribution stressing or increasing income for low class, will have greater effect toward power of demand of basic food product as sugar and secundary food as coffee and tea. Also, the differences of intersegment elasticities give a signal of the need to differentiation of price or product.

Kata Kunci : Pola Konsumsi, Permintaan, data kerat lintang, Cross-Sectional, Model Double Log.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.