Pemetaan Strategi PT Pertamina Refinery Unit V Balikpapan Menggunakan Balanced Scorecard
SAGITARIANY, ADELIN (Adv.: Wakhid Slamet Ciptono, MBA., MPM., Ph.D.), Wakhid Slamet Ciptono, MBA., MPM., Ph.D.
Perubahan regulasi pemerintah pada industri Migas di Indonesia yang di tunjukan oleh Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001, Undang-Undang Republik Indonesia pada tanggal 23 November 2001secara tidak langsung memperketat persaingan bagi para pelaku bisnis dalam industry migas. Dalam rangka memenuhi regulasi baru tersebut, para pelaku industry migas di Indonesia harus merestrukturisasi strategi mereka baik dari kegiatan bisnis hulu maupun hilir agar perusahaan dapat tetap bersaing. Pertamina merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri migas dan mengalami dampak perubahan regulasi tersebut. Perusahaan yang pada awalnya berstatus sebagai perusahaan BUMN tersebut, kini menjadi PT (PERSERO) dan harus menjalankan peran ganda, yakni menjadi pemain sekaligus pengatur di sector minyak dan gas, ditambah lagi dengan tuntutan persaingan global yang menantang Pertamina menjadi perusahaan kelasdunia.Padatahun 2006 Pertamina melakukan transformasi secara bertahap di Pertamina Pusat secara top down dan di teruskan pada tahun 2007 secara staging di Unit Binis Pertamina. Refinery Unit V Balikpapan adalah salah satu unit bisnis pada sector hilir Pertamina yang menjadi starting point dalam pelaksanaan trasnformasi Pertamina pada Unit Pengolahan lainnya karena dinilai memiliki infrastrukur dan lingkungan internal yang lebih siap dari RU lainya. Pada proses transformasi strategi perusahaan, RU V perlu melakukan penyelarasan antara aspek financial dan aspek non-finansial dalam perumusan strategi mereka. Penelitian ini menganalisa pemetaan strategi perusahaan bedasarkan kelima aspek balances scorecard (stakeholder, financial, customer, internal process, learning and growth) dan mengidentifikasi Key Performance Indicators (KPI) setiap sasaran strategis sebagai system pengukuran kinerja perusahaan.
Changes in government regulation on oil and gas industry in Indonesia is shown by Act No. 22 of 2001, the Law of the Republic of Indonesia on November 23, 2001 indirectly tightened competition for business in oil and gas industry. Therefore, in order to meet the new regulations, the oil and gas industry in Indonesia must restructure their strategies from both upstream and downstream business activities so that companies can remain competitive. Pertamina is one of the companies engaging in oil and gas industry and are experiencing the impact of regulatory changes. Companies that initially existed as the state-owned company, is now a PT (Persero) and must be running a dual role, namely to be a player at the same time regulator in the oil and gas sector, coupled with the demands of global competition that challenged Pertamina into a world class company. In 2006,Pertaminaconducted a gradual transformation from the top down and Pertamina center forwarded in 2007 by staging the BusinessUnit of Pertamina. Balikpapan Refinery Unit V is one business unit at Pertamina's downstream sector at the startingpoint in the implementation of transformation ofPertamina on other Processing Unit as it is considered to have sophisticated infrastructure and internal environment that is more prepared than other RU. In the process of transformation of the company's strategy, RU V needs to perform the alignment between the financial aspects and non-financial aspects in the formulation of their strategy. This study analyzes the company's mapping strategy based on the five aspects of balances scorecard (stakeholder, financial, customer, internal process, learning and growth) and identify the Ke y Performance Indicators (KPI) in each strategic objective as a company's performance measurement system.
Kata Kunci : Strategy mapping, stakeholder, financial, customer, internal process, learning and growth, Key Performance Indicators, Pemetaan Strategi.