Uji Kombinasi Teknikal Pada 45 Perusahaan yang Terdaftar Di Indeks Saham LQ45 Data Tahun 2009-2010
ROSYIDI, BAHRUL FAUZI (Adv.: Sri Handaru Yuliati, Dra., M.B.A.), Sri Handaru Yuliati, Dra., M.B.A.
Penelitian ini memiliki dua tujuan. Tujuan pertama, untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan kombinasi varian analisa teknikal terhadap pengambilan keputusan buy/sell untuk menghasilkan return abnormal. Sedangkan tujuan kedua, untuk membentuk suatu persamaan regresi linier berganda yang baik dalam memprediksi pergerakan harga saham 45 perusahaan yang terdaftar di indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia data tahun 2009-2010. Varian analisa teknikal yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Simple Moving Average periode 15 hari dan 50 hari harga penutupan sebelumnya (X1,dan X2), Bollinger Bands periode 20 hari penutupan dan2 Standard Deviation (X3, X4, X5, dan X6), William Percentage Range periode 14 rata-rata harga terendah-tertinggi sebelumnya (X7), Relative Strength Index periode 14 rata-rata smoothing harga terendah-tertinggi sebelumnya (X8), dan Stochastic periode Day %K Stochastic dan Day %D Stochastic sebelumnya (X9, X10). Seluruh varian analisa teknikal tersebut dibagi menjadi 5 persamaan regresi linier berganda.Menggunakan software SPSS 17.0,dilakukan pengujian secara statistik. Data penelitian diperoleh dari data sekunder, yaitu data harga saham 45 perusahaan yang terdaftar di indeks saham LQ45 dengan kriteria aktif diperdagangkan selama periode 5 januari 2009-25 desember 2010 di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ditunjukkan dalam 5 persamaan regresi linier berganda.Persamaan I yang mempunyai nilai thitung yang berada didalam daerah penerimaan H1adalah X1(SMA15). Nilai thitung X1(SMA15)> t0,025; 5,943 > 1,96. Kesimpulannya: X1(SMA15) secara parsial berpengaruh terhadap Y(buy/sell). Sedangkan variable X2(SMA50) dengan thitung X2(SMA50) = -0,339 -1,96< -0,339 < 1,96 tidak berpengaruh terhadap Y(buy/sell). Persamaan I memiliki nilai Fhitung>Ftabel 166165,3> 3,89, maka H1 diterima. Artinya variable independent/bebas simple moving average periode 15 hari transaksi sebelumnya (X1(SMA15)) secara simultan dapat diterima menjadi model penelitian terhadap variable dependent/terikat keputusan buy/sell untuk menghasilkan return abnormal (Y). Persamaan I memiliki nilai uji R2 = 0,999 = 99%. Artinya variable independent X1(SMA15) memiliki hubungan sangat kuat sehingga sangat baik dalam memprediksiY(buy/sell). Persamaan II yang mempunyai nilai thitung yang berada didalam daerah penerimaan H2 adalah X4(upper bands), dan X5(lower bands). Nilai thitung X4(upper bands) > t0,025 ; 10,631 > 1,96 dan nilai thitung X5(lower bands) > t0,025 ; 0,983 > 1,96. Kesimpulannya: variable X4(upper bands) dan X5(lower bands) secara parsial berpengaruh terhadap variable Y(buy/sell untuk menghasilkan return abnormal). Sedangkan variable X6(standard deviasi) dengan nilai thitung X6(standard deviasi) = -0,056 -1,96 < -0,056 < 1,96 dan variable X3(middle bands) yang tidak relevan tidak berpengaruh terhadap variable Y(buy/sell untuk menghasilkan return abnormal). Persamaan II memiliki nilai Fhitung > Ftabel 60693,615 > 3,89, maka H2 diterima. Artinya variable independent/bebas bolinger bands pada garis upper bands (X4) dan lower bands (X5) secara simultan dapat diterima menjadi model penelitian terhadap variable dependent/terikat keputusan buy/sell untuk menghasilkan return abnormal (Y). Persamaan II memiliki nilai uji R2 = 0,998 = 99%. Artinya variable independent/bebas X4(upper bands) dan X5(lower bands) memiliki hubungan sangat kuat sehingga sangat baik dalam memprediksiY(buy/sell untuk menghasilkan return abnormal). Persamaan III yang mempunyai nilai thitung yang berada didalam daerah penerimaan H3 adalah X7(william % range). Nilai thitung X7(william % range) > t0,025 3,790 > 1,96. Kesimpulannya: X7(william % range) secara parsial berpengaruh terhadap variable Y(buy/sell). Persamaan III memiliki nilai Fhitung > Ftabel 51,312 > 3,89, maka H1 diterima. Artinya variable independent/bebas
william % range 14 hari transaksi sebelumnya (X7) secara simultan dapat diterima menjadi
model penelitian terhadap variable dependent/terikat keputusan buy/sell untuk menghasilkan
return abnormal (Y). Persamaan III memiliki nilai uji R2 = 1,000 = 100%. Artinya variable independent X7(william % range) memiliki hubungan sangat kuat sehingga sangat baik dalam memprediksi Y(buy/sell untuk menghasilkan return abnormal). Persamaan IV yang mempunyai nilai thitung yang berada didalam daerah penerimaan H4 adalah X8(relative strength index). Nilai thitung X8(relative strength index) > t0,025 3,067 > 1,96. Kesimpulannya: X8(relative strength index) secara parsial berpengaruh terhadap variable Y(buy/sell untuk menghasilkan return abnormal). Persamaan IV memiliki nilai Fhitung > Ftabel 5,353 >3,89, maka H4 diterima. Artinya variable independent/bebas relative strength index 14 hari transaksi sebelumnya (X8) secara simultan dapat diterima menjadi model penelitian terhadap variable dependent/terikat keputusan buy/sell untuk menghasilkan return abnormal (Y). Persamaan IV memiliki nilai uji R2 = 0,419 = 41,9%. Artinya variable independent X8(relative strength index) memiliki hubungan tidak kuat sehingga kurang baik dalam memprediksi Y(buy/sell untuk menghasilkan return abnormal). Persamaan V yang mempunyai nilai thitung yang berada didalam daerah penerimaan H5 adalah X10(days %d stochastic). Nilai thitung X10(days %d stochastic)> t0,025 1,910 > 1,96.Kesimpulannya: X10(days %d stochastic) secara parsial berpengaruh terhadap variable Y(buy/sell untuk menghasilkan return abnormal). Sedangkan variable X9(days %k stochastic) dengan nilai thitung X9(days %k stochastic) =-1,292 -1,96< -1,292 < 1,96 tidakberpengaruhterhadap variable Y. Persamaan V memiliki nilai Fhitung > Ftabel 0,675 > 3,89, maka H5 diterima. Artinya variable independent/bebas stochastic 5,3,3 hari transaksi sebelumnya (X10) secara simultan dapat diterima menjadi model penelitian terhadap variable dependent/terikat keputusan buy/sell untuk menghasilkan return abnormal (Y). Persamaan V memiliki nilai uji R2 = 0,165 = 1,65%. Artinya variable independent X10(days %d stochastic) memiliki hubungan sangat lemah sehingga sangat tidak baik dalam memprediksi Y(buy/sell untuk menghasilkan return abnormal). Hasil penelitian dan uji statistik diatas menunjukkan bahwa persamaan yang paling baik memprediksi pergerakan dan perilaku saham pada 45 perusahaan yang terdaftar di indeks saham LQ45 sebagai dasar pengambilan keputusan buy/sell untuk menghasilkan return abnormal (Y)adalah persamaan I pada X1(SMA15), persamaan II pada X4(upper bands) dan X5(lower bands), dan persamaan III pada X7(william % range), persamaan V pada X10(days %d stochastic). Sedangkan variable selaian itu yaitu persamaan I pada variable X2(SMA50), persamaan II pada variable X3(middle bands), dan variable X6(standardeviasi), persamaan IV pada variable X8(relative strength index), dan persamaan V pada variable X9(day %k stochastic) merupakan variable yang tidak baik memprediksi pergerakan dan perilaku saham pada 45 perusahaan yang terdaftar di indeks saham LQ45 sebagai dasar pengambilan keputusan buy/sell untuk menghasilkan return abnormal (Y).
This research had two point orientations that 1st, to test the significant influences for technical analysis combination models for buy/sell level precision decision making for abnormal return orientation and 2nd, to build a good multiple linier regression in predicting the volatility price moving of 45s stock member of LQ45 Stock Index in IDX (Indonesia Stock Exchange)data in year 2009-2010. This research use Simple Moving Average 15 (X1) and 50 (X2) closing price period, Bollinger Bands 20 (X3, X4, X5) with 2 standard deviation (X6), William Percentage Range 14 period lower low and higher high averages (X7), Relative Strength Index 14 period smoothing lower low and higher high level (X8), and Stochastic day %K stochastic (X9) and day %D stochastic (X10)for technical analysis variety combination models. The variety technical analysisabove dividing into 5 multiple linier regressions which tested by SPSS 17,0 statistical software. We used secondary data (OHLC/open, high, low, close price) for estimation. The secondary data is 45 stock/companies price of LQ45 member index with active trading criterian since January 05th 2009-December 25th 2010 atIDX/Indonesia Stock Exchange.The statistical result test shows 5 multiple linier regression models. 1st model/model I show thitung value is acceptance in H1 area that X1(SMA15). Thitung value of X1(SMA15) 5,943 >1,96. The conclusion is: Independent variable of X1(SMA15) is good value for predicting buy/sell level precision decision making for abnormal return orientation (Y). And than, independent variable of X2(SMA50) with thitung value = -0,339 -1,96 < -0,339 < 1,96 is not good value for predicting buy/sell level precision decision making for abnormal return orientation (Y). 1st model/model I, have Fhitung > Ftable 166165,3 > 3,89. Based bof it result, than H1 is accepted. Meaning is independent variable of simple moving average 15 closing price period (X1(SMA15)) by simultant is accepted be a good research model of buy/sell level precision decision making for abnormal return orientation (Y). 1st model/model I have R2 test value = 0,999 = 99%. The meaning is independent variable of X1(SMA15) is have strong influence for predicting buy/sell level precision decision making for abnormal return orientation (Y). 2nd model/model II show thitung value is acceptance in H2 area that X4(upper bands), and X5(lower bands). Thitung value of X4(upper bands) > t0,025-10,631 > 1,96 and thitung value of X5(lower bands) > t0,025- 0,983 > 1,96. The conclusion is:
Independent variable of X4(upper bands) and X5(lower bands) is good value for predicting buy/sell level precision decision making for abnormal return orientation (Y). And than, independent variable of X6(standard deviation) with thitung value = -0,056 -1,96 < -0,056 < 1,96 and independent variable of X3(midle bands) is not good value for predicting buy/sell level precision decision making for abnormal return orientation (Y). 2nd model/model II, have Fhitung value > Ftable value 60693,615 > 3,89. Based of it result, than H2 is accepted. The meaning is independent variable of
bolinger bands for upper bands line (X4) and lower bands line (X5) by simultant is accepted be a good research model of buy/sell level precision decision making for abnormal return orientation (Y). 2nd model/model II have R2 test value = 0,998 = 99%. The meaning is independent variable of X4(upper bands) and X5(lower bands) is have strong influence for predicting buy/sell level precision decision making for abnormal return orientation (Y). 3rd model/model III show thitung value is acceptance in H3 area that X7(william % range). Thitung value of X7(william % range) > t0,025 - 3,790 > 1,96.The conclusion is: Independent variable of X7(william % range) is good value for predicting buy/sell level precision decision making for abnormal return orientation (Y). 3rd model/model III have Fhitung value > Ftable value 51,312 > 3,89. Based of it result, than H3 is accepted. The meaning is independent variable of william % range (X7) by simultant is accepted be a good research model of buy/sell level precision decision making for abnormal return orientation (Y). 3rd model/model III have R2 test value = 1,000 = 100%. The meaning is independent variable of X7(william % range) is have strong influence for predicting buy/sell level precision decision making
for abnormal return orientation (Y). 4th model/model IV show thitung value is acceptance in H4 area that X8(relative strength index). Thitung value of X8(relative strength index) > t0,025 ; 3,067 > 1,96. The conclusion is: Independent variable of relative strength index 14 period (X8) is good value for predicting buy/sell level precision decision making for abnormal return orientation (Y). 4th model/model IV have Fhitung > Ftable value 5,353 > 3,89. Based of it result, than H4 is accepted. The meaning is independent variable of relative strength index (X8) by simultant is accepted be a good research model of buy/sell level precision decision making for abnormal return orientation (Y). 4th model/model IV have R2 test value = 0,419 = 41,9%. The meaning is independent variable of X8(relative strength index) is have strong influence for predicting buy/sell level precision decision making for abnormal return orientation (Y). 5th model/model V show thitung value is acceptance in H5 area that X10(days %d stochastic). Thitung value of X10(days %d stochastic) > t0,025 1,910 > 1,96. The conclusion is Independent variable of days %d stochastic is good value for predicting buy/sell level precision decision making for abnormal return orientation (Y). 5th model/model V have Fhitung > Ftable value 0,675 > 3,89. Based of it result than H5 is accepted. The meaning is independent variable of days %d stochastic (X10) by simultant is accepted be a good research model of buy/sell level precision decision making for abnormal return orientation (Y). 5th model/model V have R2 test value = 0,165 = 1,65%. The meaning is had very weak influences for predicting buy/sell level precision decision making for abnormal return orientation (Y). The statistical result tests above shows 5 multiple linier regression models. that a good multiple linier regressions for predicting 45 stocks member of LQ45 index volatility price moving and price trendisvariable X1(SMA15)of model I, variable X4(upper bands), and variable X5(lower bands)of model II, variable X7(william % range) of model III, and variable X10(days %d stochastic) of model V.
Than variables except above that variable X2(SMA50)of model I, variable X3(middle bands),and variable X6(standard deviation) of model II, variable X8(relative strength index) of model IV, and variable X9(day %k stochastic) of model Visnot a good multiple linier regressions for predicting 45s stock member of LQ45 index volatility price moving and price trend as base foundation for buy/sell level precision decision for abnormal return orientation(Y).
Kata Kunci : abnormal Return, Pasar saham, capital Marketing, investasi,
