Laporkan Masalah

Analisis Potensi Perekonomian Daerah: Prov. Riau, dengan dan tanpa Migas

Riantori, Gamma Quieto (Pemb : Dr. Budiono Sri Handoko, MA), Dr. Budiono Sri Handoko, MA

2013 | Skripsi | S1 Economics

Judul yang diajukan dalam Skripsi ini adalah "Analisis Potensi Perekonomian Daerah: Provinsi Riau, Dengan dan Tanpa Migas".



Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola dan struktur ekonomi Provinsi Riau ditinjau dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita. Penelitian ini juga menunjukkan ketimpangan pembangunan yang terjadi di Provinsi Riau.



Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh daTi berbagai sumber yang diterbitkan oleh BPS.



Alat analisis yang digunakan adalah Indeks Location Quotient dan Indeks Williamson yang merupakan alat untuk mengukur kesenjangan antarsektor dan antar wilayah di Provinsi Riau.



Selama tahun analisis, tidak terjadi perubahan struktur perekonomian di Provinsi Riau. Berdasarkan analisis dengan migas, sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor dengan kontribusi tertinggi pada pembentukan PDRB Provinsi Riau, dan pada analisis tanpa migas, sektor pertanian merupakan sektor dengan kontribusi tertinggi pada pembentukan PDRB Provinsi Riau. Sedangkan untuk kelompok sektor, melalui analisis dengan migas, sektor primer merupakan sektor yang paling dominan dalam 10 tahun terakhir ini. Pada analisis tanpa migas, temyata sektor tersier memiliki keunggulan tipis bila dibandingkan dengan kedua sektor lainnya.



Berdasarkan hasil analisis Location Quotient, sektor unggulan Provinsi




Riau adalah sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor basis, sedangkan sektor pertanian dan sektor industri pengolahan menjadi sektor potensial yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi sektor basis (dengan migas) serta sektor pertanian, sektor perdagangan, dan sektor bangunan sebagai sektor basis, sedangkan sektor hotel, rumah makan, pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor jasa dan sektor pertambangan dan penggalian memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi sektor basis (tanpa migas).



Berdasarkan hasil analisis perkembangan distribusi sektor dan subsektor Provinsi Riau dan Indonesia pada tahun 1996 hingga 2005, diketahui bahwa mayoritas struktur PDRB di Provinsi Riau dan Indonesia tidak mengalami perubahan yang signifikan, baik itu mengalami penurunan atau peningkatan. Namun, ternyata terdapat pengecualian pada sektor pertanian Provinsi Riau, dengan dan tanpa migas. Sektor ini mengalami peningkatan yang pesat, yaitu sebesar 15,03% (dengan migas) dan 18,15% (tanpa migas). Subsektor yang memberi kontribusi dominan adalah subsektor tanaman perkebunan, yang mengalami kenaikan sebesar 9,14% (dengan migas) dan 10,98% (tanpa migas).



Berdasarkan hasil analisis Indeks Williamson, ketimpangan PDRB per kapita Provinsi Riau pada tahun 1996 hingga 2005, bila dibandingkan dengan Indonesia adalah mempunyai kecenderungan untuk semakin membaik, dari indeks sebesar 0,31 pada tahun 1996 menjadi 0,07 pada tahun 2005, terbukti dengan semakin menurunnya Indeks Williamson dari tahun ke tahun, walau masih belum memenuhi harapan untuk terciptanya PDRB per kapita yang merata di antara para penduduk Provinsi Riau.



Hasil penelitian ini menunjukkan sektor-sektor unggulan yang selama ini menjadi primadona bagi perekonomian Provinsi Riau, yaitu sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor basis, sedangkan sektor pertanian dan sektor industri pengolahan menjadi sektor potensial yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi sektor basis (dengan migas) serta sektor pertanian, sektor perdagangan, dan sektor bangunan sebagai sektor basis, sedangkan sektor hotel, rumah makan, pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor jasa dan sektor pertambangan dan penggalian memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi sektor basis (tanpa migas), sehingga diharapkan dapat menjadi pedoman bagi para investor yang ingin mengetahui peluang-peluang investasi yang ada di berbagai sektor dari perekonomian Provinsi Riau.



Pemerintah Provinsi Riau sebagai lokomotif penggerak perekonomian daerah sebaiknya berorientasi pada percepatan sektor-sektor potensial seperti sektor pertanian dan sektor industri pengolahan (dengan migas) dan sektor hotel, rumah makan, pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, se:ktor jasa dan sektor pertambangan dan penggalian (tanpa migas) yang didukung oleh pengembangan sektor-sektor lain, termasuk sektor basis, agar tidak terjadi ketimpangan dan kesenjangan yang semakin dalam antar masing-masing sektor ekonomi, demi tercapaihya pertumbuhan ekonomi yang diinginkan. Sektor-sektor yang menjadi unggulan seperti sektor pertambangan dan penggalian (dengan migas) dan sektor pertanian, sektor perdagangan, dan sektor




bangunan (tanpa migas) harus terus ditingkatkan kontribusinya terhadap perekonomian daerah dengan lebih efektif dan efisien, dan sektor-sektor yang masih tertinggal seperti hams menjadi perhatian untuk dapat dipacu pertumbuhannya sehingga mampu menjadi sektor basis atau unggulan

Kata Kunci : Analisis Location Quotient, Indeks Williamson, Keseruangan, PDRB per kapita


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.