Analisis Going Concern Pada Program Trans Jogja
PUTRI, INTAN TUNJUNG (pembimbing: Indra Bastian, Prof., Dr., M.B.A.), Indra Bastian, Prof., Dr., M.B.A.
Kondisi transportasi di D.I. Yogyakarta sangat memprihatinkan dengan sistem angkutan perkotaan yang tidak memadai dan sarat dengan permasalahan, pertumbuhan kendaraan bermotor sangat pesat dan jalan tidak menunjang. Program Trans Jogja diharapkan mampu menjawab permasalahan transportasi yang ada. Saat ini program Trans Jogja bersifat sebagai public service obligation yang masih didukung oleh subsidi yang sangat besar dan membebani APBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan program Trans Jogja berjalan tanpa adanya subsidi dan untuk menguji kemampuan Trans Jogja untuk berubah dari PSO yang bersubsidi menjadi bentuk BUMD yang mampu mendatangkan penghasilan daerah.
Objek penelitian adalah Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi DIY selaku pihak yang bertanggung jawab atas program Trans Jogja. Dengan melihat pengoperasian Trans Jogja dan pengambilan data sekunder di Dinas Perhubungan.
Peneliti menggunakan dua macam analisis untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu dengan menggunakan Analisis Prospektif dan Analisis Going Concern. Analisis Prospektif memiliki tujuan untuk memperkirakan kondisi keuangan program Trans Jogja baik dari sisi biaya, pendapatan dan subsidi, sedangkan Analisis Going Concern bertujuan untuk melihat apakah program ini perlu dilanjutkan atau tidak apabila masih mengandalkan subsidi. Analisis Going Concern pada sektor publik yang dilihat adalah apakah suatu program pemerintah tersebut mampu mendatangkan manfaat bagi masyarakat dan apakah suatu program dikelola secara efektif, efisien, sehat dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menghitung analisis going concern maka peneliti menggunakan net present benefit, dikarenakan kemampuan untuk menghitung biaya dan manfaat dari segi finansial dan sosial, dan untuk menilai pengelolaannya dilakukan dengan melihat keselarasan program dengan Prinsip 5 Tepat yaitu tepat waktu, tepat sasaran, tepat kuantitas, tepat kualitas dan tepat harga.
Analisis dari penelitian ini memberikan hasil bahwa dalam kondisi 5 tahun kedepan Trans Jogja telah mampu tanpa subsidi tapi belum dinyatakan oleh pemerintah bebas dari subsidi karena load factor yang ada belum memenuhi. Sedangkan Trans Jogja masih harus berkelanjutan karena memberikan manfaat yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.
Transport conditions in D.I. Yogyakarta is very concerned with urban transport system is inadequate and loaded with problems, rapid growth of motor vehicles and the road do not support. Trans Jogja program expected to answer the existing transportation problems. Trans Jogja current program is as a public service obligation which is still supported by huge subsidies and the budget weighed. This study aimed to determine the ability of Trans Jogja programs run without subsidies and to test the ability of Trans Jogja to change from the PSO into a form of subsidized enterprises that are able to bring local income
Research object is the Department of Transportation Government of DIY Province as the party responsible for the program Trans Jogja. By looking at the operation of the Trans Jogja and secondary data collection in the Department of Transportation
Researchers used two kinds of analysis to answer research questions by using Prospective Analysis and Analysis of Going Concern. Prospective analysis has the objective to estimate the financial condition of the Trans Jogja program both in terms of costs, revenues and subsidies, while the analysis of the Going Concern aims to see whether this program should be continued or not if it still relies on subsidies. Analysis of Going Concern in the public sector seen is whether a government program is able bring benefits to society and whether a program is managed in an effective, efficient, healthy and reliable. To calculate the going concern analysis, the researcher using the net present benefit, because the ability to calculate costs and benefits of financial and social terms, and to evaluate their management performed by looking at the alignment program with Principle 5 of Right on time, right on target, right quantity, right quality and the right price.
The analysis of these studies provide results that in the conditions of the Trans Jogja next 5 years has been able without the subsidy but have not been declared by the government free from subsidies because of load factors are not fulfilled. While the Trans Jogja still be sustainable because it provides greater benefits than costs.
Kata Kunci : Trans Jogja, Going Concern, Net Present Benefit,