Laporkan Masalah

Analisa Manfaat dan Biaya Penerapan Treasury Single Account (TSA) Rekening Penerimaan: studi kasus wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Purba, Irwan DIko; Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A. (Pembimbing), Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A.

2010 | Skripsi | S1 Extention - Management

Float penerimaan pemerintah akan merugikan pemerintah karena pemerintah tidak dapat memperoleh manfaat dari penerimaan tersebut. Oleh karena itu, mempercepat pemasukan kas pada sisi penerimaan atau memperkecil float (jangka waktu) penerimaan kas merupakan salah satu hal yang dilakukan pemerintah dalam manajemen kas.

Berbagai cara dapat ditempuh untuk mempercepat pemasukkan kas, namun pemilihan alternatif cara harus mempertimbangkan tambahan manfaat dan tambahan biaya yang diperoleh. Penerapan Treasury Single Account (TSA) Rekening Penerimaan bila dibandingkan dengan Kebijakan Pelimpahan Hari Kerja Berikutnya (H+1), semakin mempercepat pemasukkan penerimaan pemerintah. Dengan penerapan TSA Rekening Penerimaan pemerintah akan memperoleh tambahan manfaat yang terdiri dari pendapatan berupa renumerasi yang diberikan Bank Indonesia serta pengurangan beban bunga pinjaman jangka pendek. Namun penerapan TSA Rekening Penerimaan juga memunculkan tambahan biaya berupa pemberian imbalan jasa perbankan. Sebagai salah satu alternatif yang tepat dalam mempercepat pemasukkan penerimaan, tambahan manfaat penerapan TSA Rekening Penerimaan harus sama dengan atau melebihi tambahan biaya yang muncul. Menggunakan data penerimaan sepanjang tahun 2009 dari tiga Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) di wilayah Propinsi DIY, penelitian ini menghitung tambahan manfaat dan tambahan biaya penerapan TSA Rekening Penerimaan berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku. Perhitungan menunjukkan bahwa tambahan biaya jauh lebih besar dari tambahan manfaat yang diterima pemerintah. Perhitungan juga menunjukkan bahwa penerimaan per transaksi masih sangat kecil untuk dapat menghasilkan tambahan manfaat yang sama dengan tambahan biaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TSA Rekening Penerimaan sebagai alternatif mempercepat pemasukan penerimaan lebih merugikan pemerintah bila dibandingkan dengan Kebijakan Pelimpahan Hari Kerja Berikutnya (H+1). Kata Kunci : Treasury Single Account, Penerimaan Pemerintah, Manajemen Kas

Government Revenue Float costs the government by loosing opportunity to earn benefits from the revenue. Hence, bringing funds into the government treasury on renvenue side or shortening float is one of the governmentÂ’s effort in cash management. There are alternatives to accelerate cash inflow, but choosing the best alternative should consider additonal cost and benefit received. The Treasury Single Account (TSA) Implementation of Revenue Account compared to Transfering on Next Day Policy (H+1), accelerate government revenue inflow. By implementing Revenue Account TSA, government will receive remuneration from central bank and reduction of short term interest cost as additional benefits. However, the implementation of Revenue Account TSA also cause banking fee as additonal cost. As the best alternative, the additional benefits of implementation Revenue Account TSA should reach or exceed the additional cost. By using revenues data during 2009 from three Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) in Yogyakarta Province Region, this research calculates additional benefits and cost of Revenue Account TSA Implementation based on current interest rate. The calculation shows that the additional cost exceed the additional benefits received by the government. It also shows that revenue per transaction too small to generates additional benefits that equal additional cost. The result of this research shows that Revenue Account TSA as current alternative to accelerate revenue inflows, more costly compared to Transfering on Next Day Policy (H+1). Keywords : Treasury Single Account, Government Revenue, Cash Management

Kata Kunci : Manajemen Biaya; Treasury Single Account


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.