Laporkan Masalah

Analisis kinerja keuangan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah (studi komparatif kabupaten/kota se-provinsi DIY)

PRIYO PAMUNGKAS, Arief Surya Irawan, SE.,M.Com

2009 | Skripsi | S1 Accounting

Sektor publik menjadi sebuah bahasan yang sangat menarik di era reformasi ini. Sektor publik tak pelak turut direformasi keberadaannya. Salah satu hal yang mengalami reformasi tersebut adalah dalam bidang keuangan daerah. Reformasi keuangan daerah telah memberi kesempatan kepada daerah untuk mengelola keuangan daerahnya secara mandiri. Mengelola keuangan daerah berarti mengelola anggaran daerah, atau yang lebih dikenal dengan APBD.

Penelitian ini berusaha untuk meneliti tingkat pertumbuhan pendapatan, PAD, dan pajak daerah serta keefektifan memperoleh pendapatan yang diperoleh oleh daerah. Selain itu, juga di teliti mengenai efisiensi pemungutan pajak daerah. Hal lain yang diteliti adalah tingkat kemandirian daerah dengan metoda derajat desentralisasi, rasio ketergantungan keuangan daerah, rasio kemandirian daerah, serta rasio kemandirian menjalankan program. Penelitian ini mengambil rentang waktu 2006-2008 serta membandingkan hal di atas antara kabupaten dan kota di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yaitu Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul, dan Kota Yogyakarta.

Hasil dari penelitian ini adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan pendapatan dan PAD tertinggi adalah Kabupaten Bantul, sedangkan daerah dengan pertumbuhan pajak daerah tertinggi adalah Kabupaten Gunung Kidul. Untuk kemandirian daerah, daerah terbaik adalah Kota Yogyakarta. Dan untuk daerah yang paling efisien dalam pengelolaan pajak daerah adalah Kabupaten bantul dengan tingkat efisiensi sebesar 3,37%.

Public sector becomes a very interesting discussion in this reform era. Public sector reform, no doubt helped its existence. One of the things that have these reforms are in the field of local finance. Regional financial reform has been given an opportunity to the region to manage the financial area independently. Areas of financial management means managing the regional budget, or better known as the budget.

This study attempted to examine the level of revenue growth, revenue, and local taxes as well as the effectiveness of gain income earned by the region. In addition, also in the meticulous about the efficiency of local tax collection. Another point investigated is the level of local autonomy with the degree of decentralization method, regional financial dependency ratio, the ratio of local self-reliance, and self-sufficiency ratio to run the program. This study takes the period 2006-2008 and compare it over the district and city in the Special Region of Yogyakarta (DIY), namely Kabupaten Kulon Progo, Sleman, Gunung Kidul district, Bantul regency, Yogyakarta, and Kota.

The results of this study is the area that have high levels of income and revenue growth was highest in Bantul regency, while the regions with the highest local tax growth is Gunung Kidul Regency. For regional autonomy, the best area is the city of Yogyakarta. And for the most efficient in the management of local taxation is the Bantul district with an efficiency of 3.37%.

Kata Kunci : performance, regional autonomy, regional autonomy, effectiveness, efficiency, growth, Otonomi daerah, kemandirian daerah, keefektifan, efisiensi, pertumbuhan.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.