Studi Beberapa Faktor Ekonomi Makro dan pengaruhnya terhadap Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) ( Penelitian Empiris Perbandingan Periode sebelum dan Saat Krisis)
NANIK HANDAYANI (Pembimbing): Drs. Agus setiawan, M.Soc. Sc., Drs. Agus setiawan, M.Soc. Sc.
2000 | Skripsi | S1 Extention - Accounting
ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah terjadinya penurunan yang cukup signifikan terhadap Indeks Harga Sahara Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada saat Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis tepatnya di mulai dari bulan Juli 1997. Tujuan penelitian ini adalah untu mengetahui faktor-faktor ekonomi makro yang mempengaruhi fluktuasi Indeks Harga Sahara Gabungan (IHSG)di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada periode sebelum krisis, priode saat krisis dan periode gabungan sebelum dan saat krisis. Faktor-faktor ekonomi makro yang diteliti dibatasi oleh empat faktor yaiitu : factor nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, tingkat inflasi, tingkat suku bunga deposito satu bulan bank pemertintah, dan peristiwa politik yang terjadi di Indonesia. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel ekonomi makro yang secara reprensentatif mempengaruhi naik turunnya indeks harga saham gabungan (IHSG) secara statistik signifikan adalah variabel suku bunga deposito satu bulan bank pemerintah sedangkan variabel lain yang meliputi : nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, tingkat inflasi dan peristiwa politik tidak berpengaruh secara signifikan. Suku bunga bepengaruh negatif terhadap indeks harga saham gabungan sehingga apabila suku bunga naik maka indeks harga saham gabungan (IHSG) akan mengalami penurunan demikian juga sebaliknya. Sesuai dengan teori CAPM yang mengukur tingkat keuntungan yang disyaratkan dari suatu sekuritas sebesar tingkat keuntungan bebas risiko ditambah premi risiko yang wajar untuk suatu investasi yang berrisiko maka perubahan suku bunga deposito ditanggapi para investor dengan pertimbangan bahwa terdapat hubungan yang erat antara suku bunga dengan tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi sekuritas. Implikasi dari kesimpulan di atas adalah bahwa para pelaku pasar modal (baik investor, emiten maupun pelaku pasar modal lainnya) disarankan agar selalu mencermati dan mempertimbangkan segala perubahan yang terjadi pada indikator ekonomi makro (khususnya pada suku bunga) dalam berinvestasi di pasar modal karena perubahan suku bunga mampu mempengaruhi indeks harga saham gabungan (IHSG) secara negatif. Pasar modal perlu mendapat perhatian dari pemerintah dan otoritas moneter untuk mewujudkan situasi dan kondisi yang kondusif dalam berinvestasi sehingga mampu meningkatkan indikator pasar modal Indonesia pada khususnya dan perekonomian Indonesia pada umumnya.
NANDIRA FEE ttal 2000
Kata Kunci : Investasi, Suku Bunga, Inflasi