PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN BALANCED SCORECARD: KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DI INDONESIA
Mukhtar Kusuma Widiastuti (Adv : Drs. Ertambang Nahartyo, M.Sc., Akt.), Drs. Ertambang Nahartyo, M.Sc., Akt.
Terjadinya perubahan yang cukup mendasar dalam lingkungan bisnis ini,menuntut terjadinya perubahan yang cukup mendasar pula dalam paradigma dan pendekatan manajemen bisnis (Sudibyo, 1997).
Akibatnya, pengukuran kinerja keuangan yang semula dianggap cukup baik dan memadai untuk digunakan sebagai alat pengukuran kinerja manajemen, kini dianggap sudah tidak memadai lagi. Dengan alasan tersebut Robert S. Kaplan dan David P. Norton menciptakan suatu sistem pengukuran kinerja baru yang disebut dengan "Balanced Scorecard', dan dengan pendekatan tersebut, kinerja perusahaan tidak hanya diukur dengan satu ukuran saja, yaitu finansial, melainkan dengan mengikutsertakan tiga ukuran lain yang bersifat non finansial, yaitu perspektif pelanggan, proses bisnis internal,serta proses belajar dan pertumbuhan. Dan sampai saat ini Balanced Scorecards masih merupakan solusi terbaik dalam hal pengukuran kinerja sehingga perlu direkomendasikan pemakaiannya bagi perusahaan-perusahaan yang selalu berpandangan ke depan, berorientasi jangka panjang. Karena itu yang menjadi permasalahan sekarang adalah bagaimana kemungkinan penerapan konsep Balanced Scorecard di Indonesia, apalagi mengingat keadaan yang terjadi saat ini,Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi yang mengakibatkan kelesuan pasar yang luar biasa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemungkinan penerapan metode pengukuran kinerja Balanced Scorecard di Indonesia sehingga nantinya akan dapat diperoleh informasi sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan untuk menentukan sistem pengukuran kinerja yang tepat.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskripsi kualitatif. Adapun data yang diperlukan diperoleh dengan cara studi pustaka yang bersumber dari buku teks, majalah, artikel dan hasil-hasil penelitian serta informasi lain yang relevan dan berhubungan dengan pengukuran kinerja dan pengukuran kinerja Balanced Scorecard, untuk kemudian dipilah, diringkas dan disajikan secara sistematis sehingga dapat dibandingkan dan ditarik
kesimpulannya.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa sistem pengukuran kinerja manajemen Balanced Scorecard sangat memungkinkan untuk diterapkan di Indonesia karena untuk menerapkannya memang bukan merupakan hal yang sulit, meskipun tidak bisa dikatakan mudah. Dikatakan tidak sulit karena Balanced Scorecard tidaklah bersifat kaku sehingga harus sama di setiap perusahaan. Balanced Scorecard dapat diterapkan di mana saja karena didisain sebagai suatu scorecard yang unik sehingga dapat secara spesifik disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Namun juga tidak bisa dikatakan mudah karena untuk dapat menerapkannya diperlukan komitmen total perusahaan, perubahan budaya dan perubahan pola pikir dalam mengelola perusahaan. Dan inilah tantangan terbesarnya karena Balanced Scorecard tidak bisa diterapkan setengah-setengah melainkan harus all out, secara keseluruhan dan seimbang. Jadi konsep ini sangat cocok untuk perusahaan yang bervisi ke depan dan mau melakukan investasi untuk pelatihan, riset, teknologi, sistem, perubahan budaya perusahaan, transformasi organisasi, pemberdayaan karyawan, dan lain-lain yang mengacu pada pertumbuhan jangka panjang yang baru akan
dirasakan dampaknya dalam jangka panjang (Birchard, 1996).
Karena adanya keterbatasan waktu, biaya dan sumber Daya lain, maka dalam pembahasannya hanya difokuskan pada pengkajian pengukuran kinerja Balanced Scorecard dengan hanya disertai satu out standing case dari dunia praktek juga pendapat para ahli dan penelitian mengenai pengukuran kinerja dan pengukuran kinerja Balanced Scorecard. Ada kemunicinan penelitian ini belum mencakup semua hasil-hasil penelitian terbaru lain yang bersifat signifikan. Oleh karena itu jika terdapat penelitian di luar literatur yang digunakan dalam penelitian ini dan secara signifikan bertentangan, maka penelitian ini tidak dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan.
Sedangkan implikasi yang direkomendasikan penelitian ini bagi penelitian selanjutnya adalah memperluas fokus kajian yang antara lain dengan lebih memperbanyak jumlah out standing case dari dunia praktek dengan disertai pendapat para ahli dan hasil-hasil penelitian yang relevan, dan jika
memungkinkan dapat lebih difokuskan pada jenis perusahaannya, apakah manufaktur, jasa dan lain-lain.
Kata Kunci : Manajemenn Balanced Scorecard, Indonesia