Laporkan Masalah

Pengukuran Sikap Terhadap Iklan Rokok Star Mild Di Wilayah Yogyakarta

Mufti ( Adv:Drs.Sahid Susilo Nugroho M.Sc), Drs.Sahid Susilo Nugroho M.Sc

2002 | Skripsi | S1 Extention - Management

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektivitasan iklan Rokok Star Mild dengan menggunakun model ARM (Adverstising Respon Modelling) terhadap sikap konsumen. Topik ini dipilh untuk mengidentifikasi pengaruh persepsi audiens pada brand related variable (merek) terhadap sikap merek Star Mild, mengidentifikasi pengaruh persepsi remaja perokok pada brand related variable (merek) terhadap sikap iklan rokok Star Mild; mengidentifikasi pengaruh persepsi isi iklan terhadap sikap iklan rokok Star mld dan mengidentifikasi pengaruh sikap terhadap merek rokok Star Mild terhadap minat beli remaja perokok Hasil penelitian ini diharapkun dapat memberikun pendugaan terhadap efektivitasan suatu iklan yang ditayangkan terhadap minat beli konsumen.Obyek atau peserta penelitian adalah remaja perokok dengan kisaran usia 13 tahun hingga 21 tahun atau yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama ,Sekolah Menengah Umum (SMU), dan Perguruan Tinggi atau Akademi yang berada di wilayah Yogyakarta. Jenis Produk digunakun adalah rokok Star Mild tipe iklan slice of life dari kehidupan remaja seperti yang diiklankan oleh rokok Star Mild Pengambilan sampel dengan metode purpusive random sampling: Sistem pengumpuran data dengan menggunakan single cross-sectional dimana hanya ada satu sampel dari populasi target dan informasi dikumpulkan dari sampel tersebut hanya satu kali (Singgih Santoso dkk 2001). Pengujian dilakukan dengan metode analisa koreksi dan regresi.Penelitian ini menggunakan pendekatan ekperimental research dengan tipe penelitian konklusif, dimana pada penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis spesifik dan menilai hubungan spesifik (Singgih Santoso dikk 2001). Hipotesis diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya (atau dari teori-teori yang menghasilkan hipotesis) untuk menguji kebenaran pola-pola hubungan-hubungan diantara fenomena-fenomena yang ada. (Sigit, 1992).Hasil yang diperoleh dari penelitian ini untuk hipotesis pertama terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi merek(BR) terhadap sikap merek (BA) Rokok Star Mild.Hal ini ditunjukkan dari uji t yang menolak ho dan menerima hA, dimana nilai t hitung > t tabel (10,853 > 1,6612). Dengan demikan hipotesis pertama terbukti signifikan atau dengan kata lain persepsi merek Rokok Star Mild benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap sikap merek itu sendiri. Pada hipotesis kedua, dinyatakan bahwa sikap terhadap iklan Rokok Star Mild dipengaruhi secara signifikan oleh persepsi audiens terhadap brand related variable (merek). Dari hasil perhitungan, hipotesis ini terbukti benar karena dilihat dari uji t, nifai t hitung > t tabel (8,505 > 1,6612). Berdasarkan probabititas juga menunjukan signifikansi dengan nilai probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model ini dapat dipakai untuk memprediksi sikap terhadap iklan Rokok Star Mild. Untuk hipotesis ketiga terbukti benar, sikap terhadap iklan rokok Star Mild dipengaruhi secara signifikan oleh persepsi audiens terhadap isi iklan. Ini dibuktikan dengan hasil uji t, dimana nifai t hitung > t tabel (9,082 > 1,6612). Sedang dari hipotesis keempat juga benar, bahwa minat beli konsumen dipengaruhi secara signifikan oleh sikap konsumen terhadap merek Rokok Star Mild. Hal ini terbukti dengan t hitung > t tabel (4,920 > 01,6612). Namun jika, dilihat dari kolom signifikansi, didapat angka signifikan sebesar 0,611, dimana 0,611 > 0,05 yang berarti bahwa asumsi pengujian regresi ini tidak signifikan. Jadi koefisien konstanta yang terbentuk tidak dapat untuk mengestimasi sikap responden dalam membeli Rokok, Star Mild. Untuk menghilangkan angka signifikansi lebih besar dari 5%, maka,Koefisien konstanta direduksi dan dilakukan uji regresi ulang dengan hasil persamaan regresi baru yaitu Y ITB = 0,132 XBA .Untuk kesesuaian model (Model Fit), hubungan masing-masing variable independent dengan dependent dari tiap hipotesis yang diuji, teriihat hubungan yang cukup kuat dan positif ,Hal ini terbukti bahwa hubungan (beta) antara persepsi merek terhadap sikap merek, sebesar 0,746; hubungan (beta) antara persepsi merek, terhadap sikap iklan sebesar 0,659; hubungan (beta) antara persepsi isi iklan terhadap sikap iklan sebesar 0,684;dan hubungan (beta) antara sikap merek terhadap minat bell sebesar 0,453. Dalam analisis deskriptif dan data yang diperoleh, terlihat bahwa terbanyak remaja mulai mengenal dan mengkonsumsi rook kpada usia antara 14 hingga 17 tahun. Lebih memprihatinkan lagi bahwa ada 21 remaja (21,9% trail 96 remaja perokok) telah mengenal dan mengkonsumsi rokok pada usia kur-ang dari 10 tahun. Fakta ini membutuhkan perhatian lebih besar karena semakin awal seseorang mulai merokok, dalam hidupnya, maka kecenderungannya menjadi perokok berat lebih besar dan semakin kecil kemungkinan untuk berhenti. Pengaruh kelompok atau reference group ternyata cukup besar berpengaruh dalam mengenalkan rokok pada teman sebayanya. Dari data diperoleh sebesar 61 remaja (63,5%) mengenal rokok pertama kali karena diberitahu teman dan terbesar kedua karena pengaruh iklan di media televisi sebesar 19 responden (19,9%). Pengaruh kedua ini memperlihatkan bahwa iklan cukup eftktif dalam mengenalkan suatu produk kepada "calon konsumen" nya. Pengaruh kelompok atau reference group ini juga berpengaruh besar pada distribusi dari rokok itu sendiri. Dari data diperoleh sebanyak 54 remaja (56,3%) memperoleh rokok pertama kali karena diberi teman, selanjutnya beli sendiri sebanyak30 remaja (31,3%).Sebetulnya setiap produsen menyadari bahwa kampanye iklat paling tidak mampu menimbukan kesadaran dari konsumen tentang keberadaan produk, yang ditawarkan.Persoalan klasik yang selalu muncul adalah terbatasnya anggaran untuk promosi. Bagi produk:produk yang memerlukan keterlibatan tinggi, frekuensi pemaparan iklan bias dilakukan dengan tidak terlalu sering. Sementara itu produk-produk konsumsi (seperti rokok dalam penelitian ini) yang biasanya dibeli dengan keterlibatan rendah, sangat penting manajemen periklanan untuk memaparkan iklan berulang kali agar konsumen terus-menerus diingatkan akan keberadaan produk Namun untuk mengetahui apakah suatu produk yang diiklankan dapat diterima dan mendapat tanggapan yang positif dari calon konsumennya,maka pihak manajemen periklanan perlu melakukan riset yang berkelanjutan karena calon konsumen dapat mengalami perubahan sesuai dengan pengalaman sebagai akibat dari proses pembelajaran ( learning).Iklan yang monoton dan tidak bervariasi akan menyebabkgn calon konsumen cenderung bosan untuk memperhatikan iklan tersebut untuk jangka waktu yang panjang. jika itu semua telah dilakukan maka, pihak manajemen periklanan perlu juga berkoordinasi dengan pihak manajemen produksi untuk memperhatikan kualitas dan harga, karena kedua hat ini sangat sensitif terhadap pengaruh pembelian atau tidak, apalagi dikaitkan dengan kondisi perekonomian di Indonesia sekarang ini.Berdasar dari hasil uji korelasi dan regresi untuk, hipotesis keempat yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel sikap merek terhadap minat beli kurang terbukti signifikan, karena hasil analisis regresi untuk variabel konstanta mempunyai standar error cukup besar yaitu sebesar 0,700 sedang nilai konstantanya hanya sekitar 0,357. Disamping itu untuk uji t, terfihat sinifikansinya juga besar (0,611), meskipun secara teoritis perhitungan persamaan tersebut sudah dapat digunakan untuk, memprediksj minat beli. Dengan demikan perlu bagi periset berikutnya untuk mencari faktor-faktor lain atau alasan-alasan apa yang menyebabkan berpengaruhnya nilai konstanta terhadap minat beli(ITB).Untuk lebih mengoptimalkan penggunaan model ARM (Advertising Response Model )maka dalam meneliti keefektivitasan iklan dalam mempengaruhi perilaku konsumen sebaiknya periset berikutnya tidak hanya menggunakan satu contoh iklan dan satu jenis produk namun diusahakan untuk menggunakan beberapa produk yang sejenis dengan melihat atributnya masing-masing dan dengan menggali informasi tiap variabel yang ada dan dengan model tersebut diusahakan sedetail mungkin dan lebih terperinci agar didapatkan data yang lebih akurat.

-

Kata Kunci : pengukuran sikap,iklan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.