Dampak Kenaikan Upah di Sektor Industri Manufaktur terhadap Perekonomian Indonesia
Marsahit. (Adv.: Dr. Budiono Sri Handoko, M.A.), Dr. Budiono Sri Handoko, M.A.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak kenaikan upah di sektor industri manufaktur terhadap perekonomian Indonesia. Aspek-aspek perekonomian yang diamati adalah aspek makro yang meliputi indikator pertumbuhan, stabilitas dan pemerataan; aspek sektoral yang meliputi industri-industri yang ada; sena aspek regional yang meliputi employment dan PDRB.
Penelitian ini menggunakan slat analisis Model Keseimbangan Umum Terapan (KUT) INDORANI, yaitu model KUT untuk perekonomian Indonesia. Model tersebut dikembangkan oleh PAU Studi Ekonomi UGM sejak tahun 1997 bekerja sama dengan IMPACT PROJECT, Monash University, Australia Analisis dengan menggunakan model KUT dapat memberikan gambaran perubahan kondisi keseimbangan suatu perekonomian menuju keseimbangan barn jika terjadi external shock. Dengan menggunakan model tersebut, permasalahan yang mengaitkan antara model ekonomi makro dan mikro dapat diselesaikan. External shock yang digunakan dalam penelitian ini berupa kenaikan upah di sektor industri manufaktur sebesar 10 %. Hasil simulasi yang dilakukan berupa prosentase perubahan yang merupakan selisih antara nilai-nilai variabel sebelum simulasi (keseimbangan awal) dan setelah simulasi (keseimbangan baru). Besaran-besaran yang dihasilkan oleh simulasi tersebut dapat bertanda positif, negatif atau nol. Besaran bertanda positif menunjukkan adanya peningkatan, besaran bertanda negatif menunjukkan adanya penurunan, dan besaran nol menunjukkan tidak ada perubahan pada variabel yang bersangkutan.
Analisis hasil simulasi menunjukkan bahwa kenaikan upah di sektor industri manufaktur secara umum berdampak negatif terhadap kinerja makro ekonomi, terutama dalam jangka panjang. Hal ini ditunjukkan oleh menurunnya beberapa indikator makro ekonomi, baik dari sisi pertumbuhan, stabilitas dan pemerataan. Temuan lain menunjukkan terjadi penurunan employment baik per jenis pekerjaan (occupational) maupun secara sektoral, terutama dalam jangka panjang. Hanya sektor pertambangan dan energi saja yang baik dalam jangka
pendek maupun panjang mengalami kenaikan employment. Dari aspek industri diperoleh hasil bahwa kenaikan upah tersebut secara umum menurunkan employment di hampir semua industri, nilai tambah dan ekspor, namun meningkatkan investasi, harga dasar dan harga ekspor komoditi-komoditi industri manufaktur. Dan sisi regional ditemukan bahwa kenaikan upah tersebut secara umum menurunkan employment dan PDRB di hampir seluruh propinsi.
The objective of this study is to investigate the impact of the wage
increase in manufacturing industry sector on Indonesian economy. The economy aspects observed are macro aspect consisting of many indicators in growth, stability and distribution; sectoral aspect consisting of existing industries; and regional aspect consisting of employment and GDRP.
This study used INDORANI Applied General Equilibrium Model (AGE
Model), one that is commonly used in Indonesia. The model is developed by Economics Study for Inter University Center of Gadjah Mada University since 1997 in cooperation with IMPACT PROJECT of Monash University, Australia The analysis using the model can produce the description of the change in economic equilibrium condition into new equilibrium when external shocks take place. The problems relating macroeconomy to microeconomy can be effectively solved using the model. The external shock used in this study is the wage increase
in manufacturing industry sector by 10%. The result of the simulation conducted is the percentage in the change representing the difference between variable values before simulation (initial equilibrium) and after simulation (new equilibrium). The magnitudes resulted from the simulation can be positive, negative or zero. The positive magnitude shows an increase, the negative magnitude represents a decrease, and the zero magnitude indicates that the change in the variables concerned does not occur.
The analysis of the simulation result shows that the wage increase in the manufacturing industry sector has in general negative impact on the performance of macroeconomy, especially in the long run. It is clearly observed in the decrease of many indicators in macroeconomy both in term growth, stability and distribution. Another findings show that the decrease take place in both employment, both in each occupational and sectoral term, especially in the long run. The only sector with good performance both in short and long run is mining and energy sector because it experience and increase in employment. The result of the industry aspect shows that in general the wage increase results in the decrease in employment almost in all industries, value added and export, but it increase investment, the basic price and the export price of manufacturing industrial commodities. It is from the regional aspect found that the wage increase lowers in general the employment and GDRP in almost all provinces.
Kata Kunci : Kenaikan upah di sektor industri manufaktur, model Keseimbangan Umum Terapan INDORANI, ekonomi makro, sektoral dan regional
