Evaluasi Kinerja Pemasok dengan Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process pada Apotek Sehat Farma
KUSUMA, ARDIAN PERDANA (Adv.: Pangestu Subagyo, Drs., M.B.A.), Pangestu Subagyo, Drs., M.B.A.
Program pemerintah terkait Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang efektif mulai 1 Januari 2014, mentargetkan 70% dari total penduduk Indonesia menjadi peserta asuransi sosial. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. PT Askes dipercaya pemerintah untuk menjadi BPJS kesehatan. Dengan bertansformasinya PT Askes menjadi BPJS kesehatan, maka apotek yang melayani peserta Askes saat ini akan melayani seluruh peserta asuransi sosial nantinya. Hal itu membuat apotek yang melayani peserta Askes akan melayani kebutuhan obat untuk peserta Jaminan Kesehatan Nasional dengan jumlah yang semakin besar. Hal tersebut membuat apotek harus meningkatkan kualitas layanan khusunya kualitas obat. Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pelayanan obat, apotek seharusnya melakukan pengelolaan terhadap para pemasok obat. Salah satu bentuk pengelolaan pemasok adalah dengan melakukan evaluasi terhadap kinerja para pemasok. Apotek sebaiknya melakukan evaluasi secara periodik untuk menjamin bahwa obat dari pemasok sudah sesuai dengan standar yang ditentukan oleh apotek. Evaluasi juga beguna bagi pemasok untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya sehingga kerja sama yang telah terjalin dapat berlangsung dalam waktu yang lama. Evaluasi kinerja pemasok dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi apotek dalam untuk menentukan pemasok obat yang tepat untuk diajak bekerja sama di masa depan. Penelitian ini dilakukan pada sebuah apotek yang melayani peserta Askes, yaitu Apotek Sehat Farma. Evaluasi pemasok pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peringkat kinerja dari pemasok obat pada Apotek Sehat Farma.
Terdapat empat kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi kinerja pemasok yaitu harga, kualitas, pengiriman, dan layanan. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan metode Analytic Hierarchy Process diketahui jika pemasok obat Apotek Medika Farma memiliki kinerja paling baik dengan bobot penilaian 0,300. Kriteria kualitas menjadi kriteria paling utama untuk menilai kinerja pemasok dengan bobot penilaian 0,471.
Government program, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), will be effectively conducted starting January 1st, 2014. The program is targeting 70% of Indonesia population to participate in social insurance. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) will be run by BPJS Kesehatan. PT Askes was appointed by the government to be BPJS Kesehatan. With the transformation of PT Askes to be BPJS Kesehatan, the pharmacies that serve the current Askes members, will also serve all participants of social insurance later. The demand of medicine is estimated to increase as the customers from all social insurance members are served by those pharamcies. This makes those pharmacies must improve the quality of service and quality of medicine. In order to improve the quality, those pharmacies should manage the suppliers. Supplier management can be applied by evaluating the supplier performance. Pharmacies should conduct periodic evaluation to ensure those suppliers are in accordance with the standards prescribed by the pharmacies. The supplier evaluation is also useful for suppliers to maintain and improve their performance, so the coorperation can continue for a long time. Supplier evaluation can be used also to be the reference for pharmacies to decide the appropriate medicine suppliers to corporate in the future. This research was conducted at a pharmacy that served Askes members, Apotek Sehat Farma. Analytic Hierarchy Process was used in this supplier evaluation research. The purpose of this research is to determine the ranking of the suppliers based on their performaces.
There are four criterias being used in this research in order to evaluate suppliers performace, which are price, quality, delivery, and service. Based on data analysis using Analytic Hierarchy Process, Apotek Medika Farma has the best performance with the weight rate0.300. Quality is the most important criteria for assessing the performance of suppliers with the weight rate 0.471.
Kata Kunci : Analytic Hierarchy Process, supplier performance, supplier evaluation, kinerja pemasok, evaluasi pemasok, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).