Laporkan Masalah

Persepsi Dosen Akuntansi terhadap Kesetaraan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Kustono, Alwan Sri. (Adv.: Dr. Suwardjono, M.Sc.), Dr. Suwardjono, MSc

2015 | Tesis | S2 Accounting

GAAP (generally accepted accounting principles) mempunyai peranan penting dalam praktik-praktik akuntansi. Bagi penyaji laporan keuangan, GAAP merupakan acuan penyusunan laporan keuangan. Bagi pemakai, GAAP membantu dalam memahami da.n menginterpretasi informasi yang tersaji di dalam laporan keuangan. Sementara bagi

auditors, GAAP digunakan sebagai tolok ukur untuk menilai kewajaran laporan keuangan.

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) seksi 411 poin 5 menyebutkan sumber-sumber yang merupakan prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU). Statemen tersebut mengisyaratkan bahwa satu-satunya sumber PABU di Indonesia adalah standar akuntansi keuangan (SAK). Pada kenyataannya, statemen itu diadopsi dan American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) Professional Standards seksi yang sama. Oleh karena itu, seharusnya rerangka PABU paralel dengan rerangka GAAP

Amerika (GAAP). Akan tetapi, GAAP mempunyai makna yang lebih luas dibanding hanya sekedar standar akuntansi.

Dosen akuntansi mempunyai peranan yang penting dalam pemahaman rerangka ini. Kesalahan pemahaman akan menyebabkan mahasiswa berpikir bahwa standar akuntansi keuangan (SAK) ekuivalen dengan PABU. Pertanyaan yang muncul adalah apakah dosen akuntansi mempersepsi SAK ekuivalen dengan PABU.

Penelitian ini menguji persepsi dosen akuntansi terhadap kesetaraan PABU dan SAK serta menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah status instansi, asal Sl, pengalaman, pendidikan, tahun lulus Si, minat kosentrasi dalam pengajaran dan riset, serta kemampuan berbahasa Inggris.

Kuesioner didesain untuk mengukur perbedaan persepsi terhadap kesetaraan PABU dan SAK. Persepsi tersebut tersusun dari tiga dimensi yakni pemahaman terhadap

(1) kesetaraan kedudukan antara PABU dan SAK, (2) kesetaraan fungsi SAK dan PABU, dan (3) sumber-sumber PABU.

Data yang berhasil dikumpulkan dan 105 dosen akuntansi digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar dosen akuntansi mempersepsi PABU setara dengan SAK. Temuan ini sangat mengejutkan. Dosen akuntansi ternyata salah dalam memahami konsep PABU. Bukti empiris ini mendukung temuan-temuan Kusumawati (2000). Pengujian lanjutan menunjukkan bahwa status instansi dan asal Si mempengaruhi persepsi tersebut. Temuan-temuan penelitian berhasil menolak H nol pada hipotesis satu, dua, dan tiga. Temuan lainnya mengindikasi peranan dosen dalam pembentukan persepsi. Studi ini mengisyaratkan bahwa IAI harus memikirkan untuk mereview definisi PABU.

GAAP (generally accepted accounting principles) have an important role in accounting practices. For preparers of financial statements; GAAP serve as guides to prepare and present financial statements. For user, GAAP assist to understand and interpret informations in financial statements. For auditors, GAAP are used as a benchmark to assess the fairness of financial statements. •

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) section 411 point 5 establishes the

source of generally accepted accounting principles in Indonesia. This statements implies that the Indonesian financial accounting standards (SAK) is the only source of Indonesian generally accepted accounting principles (PABU). In fact, the statements was adopted from the same section of American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) Professional Standards. Therefore, the PABU framework should be parallel with the US-GAAP framework (GAAP). However, GAAP have a broader meaning more than just accounting standards.

Accounting lecturers have a very crucial role in the understanding of the framework. The wrong notion of the framework will mislead students into thinking that SAK are equivalent to PABU. The question is whether accounting lecturers perceive that SAK is equivalent to PABU.

This study examined accounting lecturers's perception of the equivalence between PABU and SAK, and showed the factors that might influence theperception. These factors were institutions status, undergraduate institutions, experience, level of education, year of undergraduate, interest in teaching and research, and english skill.

A questionnair was designed to measure the differences of perception of PABU and SAK equivalence. This perception wa,5 built from three dimensions of understanding. They were (1) equivalence of the position between PABU and SAK, (2) equivalence of the function of SAK and PABU, and (3) the sources of PABU.

Data collected from 105 lecturers were used to test the proposed hypothesis. The

results showed that most accounting lecturers assume PABU is equivalent to SAK. The finding was surprising since it is not expected that accounting lecturers misunderstood the concept. This confirmed the finding of Kusumawati (2000). Further testing demonstrated that status of institutions and undergraduate institutions had influence on the perception. The findings rejected the first, second, and thirth null hypotheses. Other findings indicated lecturers that the play an important role in shaping the perception.

This study implied that the profession (IAI) should contemplate the reviewing of its definition of PABU.

Kata Kunci : PABU, SAK, Persepsi, Dosen Akuntansi, GAAP


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.