Kecenderungan Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional, dan Hubungannya dengan Organizational Citizenship Behavior, Komitmen dan Kepuasan Kerja (Studi pada Kantor Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Kebumen Propinsi Jawa Tengah)
Kabul Wahyu Utomo (Adv.: Drs. Edi Prasetyo Nugroho, MBA), Drs. Edi Prasetyo Nugroho, MBA
2001 | Tesis | S2 Management
Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang menitikberatkan pada kemampuan daerah mengolah sumberdaya dan membiayai dirinya sendiri menuntut terjadinya perubahan khususnya di daerah. Ketergantungan terhadap pusat yang selama ini terjadi harus mulai ditinggalkan. Berangkat dari pemikiran tersebut menyebabkan pentingnya peningkatan efektivitas di daerah. Peningkatan efektivitas tersebut dimulai dari sumberdaya manusia, khususnya pegawai di lingkungan pemerintah daerah, karena dari merekalah `roda' pemerintahan daerah digerakkan.
Efektivitas organisasi memerlukan beberapa perilaku yang dapat meningkatkannya. Menurut Katz (1964), seperti banyak dikutip oleh para peneliti, salah satu yang penting bagi efektivitas organisasi adalah organizational citizenship behavior (OCB) atau 'the extra role'. Dalam sebuah organisasi, apalagi yang ada di linglcungan pemerintah daerah, tentunya memiliki sebuah struktur organisasi yang didalamnya memiliki hirarki jabatan yang membedakan antara pimpinan dan bawahan. Perilaku bawahan akan sedikit banyak dipengaruhi salah satunya oleh gaya kepemimpinan, karena adanya interaksi antara pimpinan dan bawahan.
Berdasarkan pada pemikiran adanya hubungan antara gaya kepemimpinan dan perilaku bawahan, maka penelitian ini muncul dalam kapasitas meneliti hubungan tersebut. Penelitian ini juga ingin melihat dampak kepemimpinan terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasional, serta kemungkinan keduanya menjadi mediating variable antara gaya kepemimpinan dan OCB.
Penelitian ini dilakukan pada kantor pemerintah daerah Kabupaten Kebumen dengan target responden sebesar 176 bawahan, dan kuesioner yang tersebar sejumlah 137 dengan kuesioner kembali sebesar 117 (response rate 85,4 % dari kuesioner yang tersebar). Untuk penilaian mengenai OCB dilakukan oleh pimpinan yang jumlahnya 39 responden.
Penelitian ini diuji dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM), yaitu suatu teknik konfirmatori yang merupakan pembuktian teori yang ada dimana teori tersebut pernah diuji dan disusun dalam sebuah model. Dengan menggunakan SEM, sebuah dependent variable dapat menjadi independent variable bagi dependent variable lainnya.
Hasil penelitian kali ini menunjukkan beberapa fenomena bahwa hubungan antara kepemimpinan transaksional dan transformasional memiliki hubungan dengan OCB yang berbeda. Hubungan antara kepemimpinan transaksional dengan OCB adalah langsung dan negatif, sedangkan hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan OCB tidak terbukti memiliki hubungan langsung, namun dimediasi oleh kepuasan kerja dan komitmen organisasional. Hasil lain yang penting dari penelitian ini adalah hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasional akan tetap berhubungan secara signifikan dan positif walaupun dalam gaya kepemimpinan yang berbeda
Implementation of autonomous region in Indonesia which reckoned heavily on capability of the regions to use the sources and to finance them selves need changes, especially for the regions. The dependency to the center of government must be left. It needs increase in effectiveness of regions which start from the human resources, especially the workers of the regional government.
The increasing of organizational effectiveness need some behaviors. According to Katz (1964), one of essential behaviors is organizational citizenship behavior (OCB) that is also known by 'extra role'. An organization must be has an organizational structure which content job hierarchy that differs leaders from the workers. Style of leadership which rise from leader-worker interaction will influence the workers behavior.
This study examines correlation between leadership style and the worker citizenship behavior. Besides, this study also examines implications of leadership style to job satisfaction and organizational commitment, and the possibility of these two variables to be mediator variables between leadership style and OCB.
This study is done in Regional Government Office, Kebumen Regency. Respondents targeted are 176 workers, but the questionnaires distributed are 137, and the responses are 117 (response rate 85,40 % from distributed questionnaires). Value of workers' OCB are done by the leaders which is 39 respondents. This study is examined with Structural Equation Modeling (SE10 method. This is a confirmatory technique to prove an examined theory and then make a model. By using SEM, a dependent variable can be an independent variable for other dependent variable(s).
This study showed that both transactional and transformational leadership have different correlation with OCB. The transactional leadership has a negative direct correlation with OCB, while the transformational leadership has a positive undirect correlation, that must be mediated by job satisfaction and organizational commitment.
This study also showed that job satisfaction and organizational commitment significantly and positively correlated with both of leadership style. Whether in transactional or transformational leadership, correlation between organizational commitment and OCB is direct and positive
Kata Kunci : transactional leadership, transformational leadership, job satisfaction, organizational commitment, organizational citizenship behavior, kepemimpinan transaksional, kepemimpinan transformasional, kepuasan kerja, komitmen organsiasional, perilaku citizensh