Analisis Foktor-Faktor Penyebab Pemerintah Daerah Melakukan Defisit Pada Penganggaran Daerah (studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta)
JAYANTI, SRI DELASMI (Pembimbing: Slamet Sugiri, prof., Dr., M.B.A., Akt), Slamet Sugiri, prof., Dr., M.B.A., Akt
Dalam penganggaran daerah sering sekali terdapat selisih antara anggaran pendapatan dengan anggaran belanja mengakibatkan terjadinya surplus atau defisit di APBD. Berdasarkan data Perda APBD tahun anggaran 2010 yang telah disampaikan kepada Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan menunjukan bahwa dari 524 daerah, terdapat sebanyak 450 daerah atau 86% menganggarkan defisit pada APBD-nya. sehingga penelitian ini bertujuan untuk untuk mengkaji tentang faktor-faktor penyebab pemerintah daerah memutuskan defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Penelitian ini bersifat kualitatif karena pada penelitian mencoba untuk menemukan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pemerintah daerah memutuskan defisit pada penganggarannya. Metode pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Metode wawancara yang dilaksanakan untuk menggali faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pemerintah daerah memutuskan defisit pada penganggarannya. Responden adalah Tim Anggaran Pemerintah Daerah dan Panggar DPRD. Metode dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data-data pendukung yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini.
Penelitian berhasil menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang menyebabkan pemerintah daerah memutuskan defisit pada penganggaran daerahnya antara lain: Pemerintah daerah melakukan defisit disebabkan oleh adanya SiLPA pada tahun sebelumnya, sehingga pemerintah daerah berani menganggarkan defisit pada APBD, Adanya peningkatan belanja daerah pada saat akan terlaksananya pemilihan kepala daerah, dan Terjadi peningkatan anggaran belanja pada pemerintah daerah yang mengakibatkan anggaran belanja lebih besar dibandingkan pendapatan yang diterima oleh pemerintah daerah.
In area budgeting very often there are difference of between budget revenue with expenditure budget of resulted a surplus or deficit in the budget. Based on data from fiscal year 2010 budget law which was submitted to the Directorate General of Fiscal Balance indicates that from the 524 area, there are as many as 450 area or 86% have budgeted a deficit in its budget. so this study aimed to examine the factors that cause the local government decides on the budget deficit Revenue and Expenditure.
This study is qualitative due to the research tries to discover what factors are causing local governments to decide on the deficit budgeting. The method of collecting data through interviews, documentation, and literature study. Interview method is implemented to explore what factors are causing local governments to decide deficit budgeting. Respondents are the Budget Team Panggar Local Government and Parliament. The method performed to obtain documentation supporting data related to the problem in this study.
The study successfully demonstrated that there are three factors that led local governments to decide on the budget deficit in the region include: Local governments do deficits caused by Silpa on the previous year, so the local government budget deficits in the budget bold, There is an increasing expenditures at the time of elections will be the implementation area, and An increase in government spending resulting in a larger budget than the revenues received by local governments.
Kata Kunci : Factors Causing The Deficit, Budgeting, Faktor penyebab Defisit APBD, Penganggaran Daerah