Laporkan Masalah

Analisis Permintaan Tenaga Kerja Industri Pertenunan di Jawa Barat

Irzan, Henky. (Adv.: Drs. M. Adnan Hadjam, MA.), Drs. M. Adnan Hadjam, MA.

2015 | Tesis | S2 Economics

Penciptaan lapangan kerja merupakan kebijaksanaan nasional yang penting mengingat pertumbuhan angkatan kerja yang cukup besar. Disamping itu masalah-masalah kesejahteraan tenaga kerja juga menjadi perhatian.

Tesis ini menganalisis permintaan tenaga kerja industri pertenunan (Kode ISIC 32112) di Jawa barat. Analisis ini dilakukan terhadap data sekunder yang dilakukan oleh Biro Pusat statistik melalui Survei Tahunan Perusahaan Industri Besar dan Sedang dari tahun 1975 sampai dengan tahun 1989. Analisis didasarkan pada fungsi produksi dan fungsi biaya melalui pendekatan maksimisasi keuntungan dan minimisasi biaya sehingqa didapatkan model produktivitas tenaga kerja.

Analisis regresi model produktivitas tenaga kerja dengan menggunakan data transformasi log alam didapatkan parameter elastisitas upah, elastisitas output dan elastisitas substitusi tenaga kerja terhadap modal.Oleh karena tesis ini merupakan studi time series juga dapat dilihat peranan kemajuan teknologi dari pada faktor produksi dalam industri pertenunan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor kemajuan teknologi memberikan hasil yang negatif. Hal ini memberikan indikasi struktur produksi industri pertenunan yang menurun balk pada input tenaga kerja maupun pada peralatan modal. Kondisi demikian dimungkinkan karena sebagian besar peralatan modal merupakan mesin bekas pakai dan rekondisi, juga masuknya perusahaan baru yang rata-rata berskala besar dengan jumlah tenaga kerja yang banyak yang sebagian besar merupakan tenaga kerja baru.

Elastisitas upah menunjukkan sifat hubungan yang negatif dan elastis terhadap permintaan tenaga kerja. Perubahan tingkat upah sangat sensitif terhadap jumlah tenaga kerja yang diminta. Hal ini juga terlihat dari elastisitas substitusi yang juga bersifat elastis dimana kenaikan tingkat upah yang berarti harga tenaga kerja menjadi lebih mahal akan merangsang perusahaan untuk mengqantikan dengan input modal. Sensitivitas ini selain karena peranan upah dalam biaya produksi juga karena untuk menjaga kualitas produk.

Hal lain yang terkait dengan upah adalah hubunqan yang positif antara upah dengan produktivitas tenaga kerja. Secara proporsional kenaikan produktivitas lebih besar dari pada kenaikan 1 persen pada upah tenaga kerja. Disini dapat disimpulkan bahwa usaha meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja juga memberikan dampak yang positif bagi industri berupa kenaikan tingkat produktivitas yang lebih besar.

Analisis lebih lanjut didapatkan hubungan yang positif dari pada tingkat produksi dengan penyerapan tenaga kerja. Analisis ini dapat dikaitkan denclan usaha penciptaan lapangan kerja dimana kenaikan produksi industri akan menyerap tenaga kerja yang lebih besar dan disamping itu tenaga kerja akan memberikan sumbangan yang lebih besar dalam bentuk peningkatan produktivitas.

Creating employment is an important national policy regarding the elaborate number of labor force growth. Besides, problems. having to do with labor welfare need serious attention to deal with.

This thesis analizes the demand of labor of weaving industry (Code ISIC 32112) in West Java. This analisys is undertaken on secondary data done by Statistical Centre Beareau (BPS) through Big and Medium Industrial Company Annual Survey, from the year of 1975 up to 1989. The analisys is based on production and cost function by using cost minimization and profit maximization, so that certain labor productivity model is obtained.

Analisys of labor productivity model regression using natural log transformation data obtained wage elasticity parameter, output elasticity and substitution elasticity of labor to capital. This thesis is a time series study therefore it can be seen the role of technological progress of production factor in weaving industry.

Analisys result shows that technological progress gives negative effect. This provides us with indication of the decrease on production structure in weaving industry, in its labor input and capital equipments. This condition is probably caused by certain problem like most of the parts of capital equipments are second-handed machines and recondition, also entering new companies which are big scale on rates with elaborate number of labor most of which are new

Wage elasticity shows negative relationship and elastical nature to labor demanded. The change of wage level is very sensitive to number of labor required. This is also appeared from the substitution elasticity which is also elastic, where significant wage level increase meaning the cost of labor becomes more expensive, will evoke the company to substitute the capital input. This sensitivity, beside caused by wage role in production cost, is also keep product quality.

Another thing to do with wage is positive relationship between wage and labor productivity. Proportionally, the increase of productivity is larger than the one percent increase in labor wage. Here we can conclude that the effort to increase and to improve labor welfare provides us also with positive effect for industry, that is, the bigger increase on productivity level.

Further analisys obtained a positive relationship from the production level with labor absorption. This analisys can be related to the effort of creating employment where the increase of industrial production will absorpt bigger labor and provide larger contribution in productivity improvement.

Kata Kunci : Tenaga Kerja, Industri Pertenunan, Jawa Barat


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.