Analisa Penerapan Critical Chain Project Management Pada Proyek Pembangunan Rusunawa Kediri
HERYANTI, RIZKI NURANNISA (Adv.: Wakid Slamet Ciptono, M.B.A., MPM., Ph.D.), Wakid Slamet Ciptono, M.B.A., MPM., Ph.D.
Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai kegiatan semenatara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya yang terbatas dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis terhadap performansi proyek PT Waskita Karya khususnya pada proyek Rusunawa Kediri mulai pelaksaan proyek yaitu bulan Agustus 2010 sampai bulan Maret 2011 didapatkan hasil bahwa tiap bulan rata-rata 11,07%, yang berarti pada jadwal yang seharusnya telah selesai proyek masih berada pada progress 77,49%. Proyek mengalami penyimpangan rencana atau keterlambatan sebesar 22,51%. Keterlambatan disebabkan faktor internal seperti kekurangan tenaga kerja, kekurangan peralatan, kerusakan peralatan, keterlambatan material, keterlambatan suatu kegiatan menyebabkan keterlambatan kegiatan selanjutnya, dan hal lainnya yang bersifat internal. Agar keterlambatan dapat dihindari maka ketidakpastian akibat keterbatasan sumber daya, keterbatasan waktu, kerusakan mesin, keterlambatan material, dan lain-lain faktor sejenia harus dikelola dengan baik.
Critical chain project management (CCPM) adalah metode penjadwalan dan pengendalian proyek yang dikembangkan dari sebuah metodologi yang disebut Theory of Constraint (TOC), ccpm didefinisikan sebagai rantai terpanjang dari kejadian yang saling berkaitan dimana keterkaitan satu dengan yang lain tersebut terletak pada pekerjaan atau sumber daya yang saling berhubungan. Persyaratan ccpm ini adalah tidak adanya multitasking, menghilangkan hidden safety dan memindahkannya dalam bentuk buffer dibelakang kegiatan proyek dan menitik beratkan pada jadwal akhir selesainya proyek.
Pada Proyek Pembangunan Rusunawa Kediri semula dijadwalkan akan selesai selama 175 hari, setelah dianalisa dengan penerapan CCPM proyek dapat selesai selama 143 hari. Schedule Variance (SV) pada penjadwalan minggu ke-16 (minus) Rp. -11.267.392,183, lebih lambat dari perencanaan. Schedule Performance Index (SPI) 0,98 yang berarti kurang dari 1 (<1), Nilai SPI < 1 mengindikasi bahwa dengan penerapan Metode Penjadwalan Proyek Pembangunan Rusunawa Kediri berjalan lebih lama dan menunjukkan kinerja yang kurang baik.
Rusunawa is a project hold by PT Waskita Karya to create home public facility for people with average economic base. The most emerge problem about this project is the inexpediency between the first design and the realization. No matter how good is the first design step (cost estimate, schedule, and quality /grade), there is always change in implementation that cause retardation.
The duration of Rusunawa project Kediri must be finished as per contract in 210 calendar days that is vulnerable time 27 August 2010 ended on 24 March 2011. But in this research, duration of this project effectively used 175 days after reduced every Sunday and national holiday. The problem happened in Rusunawa Project is the occurrence of delay in submission of progress which should have been completed but the reality in field progress only reached 77,49%, it means that there are still more task 22,51% has not been resolved, so that Rusunawa Project requires additional time to finished it.
Critical Chain Project Management (CCPM) is one of tools to scheduling project optimally. Schedule control method and technique in CCPM is by analyzing provided time left so that the utilizing will hopefully more effective in controlling works. All of this can be done by erasing Multitasking, Student Syndrome, Parkinsons Law and provide Buffer at the end of the project.
Scheduling using CCPM, duration of time required to complete project is faster than scheduling of the projects original plan, which is 134 days (without using a buffer). Actually the initial project plan have to completed in March 24, 2011 but by using ccpm the project could be Finished on
09 February 2011 with 67 days safety time, where as much as possible safety time is not spent at the beginning of the project. Schedule variance on weeks 16 slower than planning which is Rp.-11.267.392,183. Schedule Performance Index (SPI) 0,98 it mean less than 1 (<1), identified that using CCPM is faster than Waskita Project planning.
Kata Kunci : Manajemen Proyek, Penjadwalan Proyek, Project Management, Project Schedulling, Critical Chain Project Management, CCPM, CPM, Theory of Constraint, TOC, Multitasking, Student Syndrome, Parkinsons Law, Buffer, Critical Path.