Deteksi Manajemen Laba Melalui Beban Pajak Tangguhan Studi Empiris Terhadap Perusahaan-Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2003-2007
HARIANJA, NOVALINA , Dr. Ertambang Naharto, M.Sc
Penelitian ini bertujuan menguji kemampuan beban pajak tangguhan dalam mendeteksi probabilitas perusahaan-perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007 melakukan manajemen laba untuk 2 tujuan yakni pertama, untuk menghindari pelaporan penurunan laba dan kedua, untuk menghindari pelaporan kerugian. Beban pajak tangguhan merupakan komponen beban pajak penghasilan yang mencerminkan efek masa depan perbedaan temporer antara laba akuntansi dan laba fiskal sebagai akibat perbedaan pengakuan antara standar akuntansi dan ketentuan perpajakan. Standar akuntansi mmberikan diskresi yang lebih besar bagi manajer daripada ketentuan perpajakan sehingga menjadi peluang bagi manajer untuk melakukan intervensi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan-tujuan tertentu baik untuk kepentingan pribadi maupun perusahaan atau lebih dikenal dengan istilah manajemen laba.
Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa beban pajak tangguhan mempunyai kemapuan yang signifikan secara statistik mendeteksi probabilitas perusahan melakukan untuk tujuan menghindari pelaporan penurunan laba. namun, beban pajak tangguhan tidak mempunyai kemampuan mendeteksi probabilitas perusahaan melakukan manajemen laba untuk menghindari pelaporan kerugian. Selain itu, penelitian ini membuktikan bahwa discretionary accrual dengan Modified Jones Model tidak mempunyai kemampuan mendeteksi probablitas perusahaan melakukan manajemen laba baik untuk menghindari pelaporan penurunan laba dan menghindari pelaporan kerugian.
This research is aimed to asses the ability of deferred tax expense in detecting the probability of manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchange (period 2003-2007) on involving in earnings management in order to achieve 2 main goals, firstly is to avoid an earnings decline and secondly to avoid losses. Deferred tax expense is a component of income tax expense which reflects the future effect of temporary difference between the book and fiscal income caused by the different recognition between accounting standards and tax policies. The accounting standards allows more discretion to managers than the tax policies do, creating a chance to managers to intervene in financial reporting process for the good of personal or companies' interests, widely known as earnings management.
The research proves empirically that deferred tax expense could statistically detect the companies' probability involving in profit management to avoid an earnings decline. On the other hand, deferred tax expense could not detect the probability of the companies in involving in earnings management to avoid losses. Further, this research also proves that discretionary accrual with modified Jones model could not detect the probability of companies in involving earnings management whether to avoid an earnings decline or to avoid losses
Kata Kunci : manajemen laba, beban pajak tangguhan, discretionary accrual.