Indikator Utama dalam Kerangka Kerja Target Inflasi di Indonesia

Hadi, SYamsul, Dr. Catur Sugiyanto, M.A.

2007 | Tesis | S2 Economics

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan leading indicator inflasi di Indonesia (1983.1-2006.4) dengan mengidentifikasi variabel informasi yang bisa dijadikan signal inflasi dan dapat menentukan besaran inflasi yang akan terjadi dengan melihat sisi ; hubungan kausalitas antara variabel informasi dengan inflasi, kekuatan pengaruh, respon inflasi dan jangka waktu pengaruh variabel informasi ke inflasi. Alat analisis yang digunakan adalah Vector Auto Regresive (VAR), karena cukup menjawab tujuan penelitian walau tidak lepas dari kritik ateoritik alat VAR. Variabel yang digunakan yaitu Inflasi (CPI), pertumbuhan uang beredar (GM1), pertumbuhan GDPriil (GGDPr), pertumbuhan suku bunga SBI periode 1 bulan (GSBI1), pertumbuhan nilai tukar riil (GRER), Output Gap (YGAP) dan pertumbuhan suku bunga luar negeri (GFED). Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan kausalias positif inflasi dengan inflasi masalalu, YGAP, GRER, dan GM1 dan kausalitas negatif searah GSBI1 ke Inflasi. Urutan pengaruh terkuat terhadap inflasi adalah inflasi masa lalu, YGAP, GRER, GSBI1, GGDPriil dan M1. Begitu pula respon inflasi akibat kejutan variabel lain memiliki urutan yang mendekati sama. Sedang urutan pengaruh terlama terhadap inflasi adalah YGAP, GSBI, GM1, GGDPril, GRER, Inflasi itu sendiri. Kriteria yang diharapkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah variabel tersebut dalam kendali, kuat dan jangka tidak terlalu cepat (noise inflation) dan tidak terlalu lama (harus lebih reaktif ), maka dari magnitude hasil analisis terpilih bahwa pertumbuhan nilai tukar riil adalah variabel terbaik yang dapat digunakan sebagai leading indicator inflasi di Indonesia. Output gap merupakan leading kedua dan fenomena ini selalu melanda negara-negara yang sedang berkembang, dimana inflasi disebabkan oleh kekakuan struktural. Sektor riil tidak mampu memenuhi permintaan yang tinggi (negatif supply shock). Kata kunci ; leading indicator, interaksi dinamis, inflasi, nilai tukar, supply shock.

This research aimed to determine leading indicators of inflation in Indonesia (1983.1-2006.4) by identifying information that can be made as signal of inflation

and to determine inflation rate that will occur by considering causality between information variable and inflation, influence strength, inflation response and time of influence of information variable to inflation. Analytical tool used was vector auto regressive (VAR), because this tool can address enough research objectives although there was ateoritical critique on VAR. variables used were inflation (CPI), growth of circulating money (GM1), growth of real GDP (GGDPr), Growth of SBI rate in 1 month (GSBI1), growth of real exchange rate (GRER), output gap (YGAP) and growth of foreign rate (GFED). Result of analysis indicated existence of causality relationship between current inflation and past inflations, YGAP, GRER, and GM1, and negative one-way causality relationship of GSBI1 to inflation. The sequence of influence from the strongest was past inflation, YGAP, GRER, GSBI1, GGDPriil and M1. Response of inflation due to other variable shocks had near similar sequence. Sequence of influence based on length time of the influence on inflation was YGAP, GSBI, GM1, GGDPriil, GRER, and inflation. Criteria expected by Bank Indonesia were that the variables were under control, strong and not too immediately (noise inflation) and not too late (should be more reactive). Therefore, based on magnitude of selected analysis result, growth of real exchange rate was the best variable that can be used as leading indicator of inflation in Indonesia. Output gap was the second leading indicator. This phenomenon was common in developing countries where inflation was caused by structural stiffness. Real sector was not able to meet high demand (negative supply shock). Keywords: leading indicator, dynamic interaction, inflation, exchange rate, supply shock

Kata Kunci : Perekonomian Indonesia; Kondisi Ekonomi; Inflasi