Evaluasi dan Prediksi Harga Wajar IPO PT Pertamina (Persero) Untuk Menghindari Undervalue: Beberapa Metode Evaluasi
GIRSANG, FRISKA MAGDALENA (Adv.: Sumiyana, Dr., M.Si.), Sumiyana, Dr., M.Si.
Proses penentuan harga saham ketika IPO bagi suatu perusahaan merupakan faktor penentu keberhasilan atau kegagalan perusahaan tersebut Keadaan undervalue mengindikasikan kegagalan emiten dalam valuasi nilai perusahaan sehingga dana segar yang didapatkan berkurang dari jumlah diharapkan. Keadaan ini menjadi ‘boomerang’ apabila perusahaan yang melakukan IPO adalah BUMN dengan keadaan undervalue menyebabkan masyarakat menilai buruk dan identik dengan menjual aset Negara. Hal ini tentu juga menjadi ‘buah bibir’ apabila perusahaan tersebut adalah PT Pertamina (Persero). BUMN terbesar dan penyumbang pajak terbesar kedua kepada Negara setelah pajak.
Penelitian ini menganalisis kewajaran nilai PT Pertamina (Persero) melalui tiga pendekatan (tiga metode valuasi) yaitu pendekatan pendapatan (Discounted Cash Flow), pendekatan pasar (Relative Valuation) dan pendekatan pasar (Real Option Valuation). Metode DCF dilakukan dengan dua cara yaitu free cash flow to equity dan free cash flow to firm dengan penambahan dua alternatif growth perusahaan yaitu growth hasil RJPP tahun 2011-2015 dan growth dengan penghitungan teoritis. Untuk metode RV, penulis membandingkan PT Pertamina (Persero) dengan perusahaan pertambangan BUMN terbuka yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), PT Timah Tbk (TINS) dan PT Perusahaan Gas Negara dan integrated oil company Internasional yaitu Royal Dutch Shell PLC, Exxon Mobil Corporation Common, BP, Total, PETROBRAS ORDINARIAS, PetroChina Company, Chevron, Repsol dan Conoco Phillips. Sedangkan untuk ROV, penghitungan dilakukan dengan rumus turunan dari Black-Scholes Option Pricing Model.
Penelitian ini menghasilkan 13 nilai perusahaan akhirnya nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam XY Scatter sehingga didapatkan range nilai PT Pertamina (Persero) adalah 390 – 600 Triliun. Dengan pengambilan asumsi bahwa saham yang akan dijual adalah 20%, maka kisaran harga wajar saham PT Pertamina (Persero) adalah Rp 3.000 – Rp 5.900,-
Stock pricing become important factor for the success of initial public offering. The undervalue situation indicates the failure of the company in valuating as a result the capital gain is less than the expected. This situation became more complicated when state-owned enterprises suffered undervalue in the capital market. If undervalue happened to PT Pertamina (Persero) obviously terrifying public perception will arise because PT Pertamina (Persero) was the largest state-owned enterprises and second-largest tax contributor to the State after tax.
The study begins by analyzing stock price of PT Pertamina (Persero) through Income Approach (Discounted Cash Flow), Market Approach/Sales Comparison Approach (Relative Valuation) and Asset Based Approach (Real Option Valuation). DCF Method (free cash flow to equity and free cash flow to firm) uses two growth alternatives which growth rate resulted by long term plan company (RJPP) and fundamental calculation. To the RV method, author compare PT Pertamina (Persero) with other public BUMN Mining Company (PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), PT Timah Tbk (TINS) and PT Perusahaan Gas Negara) and international integrated oil company (Royal Dutch Shell PLC, Exxon Mobil Corporation Common, BP, Total, PETROBRAS ORDINARIAS, Petro China Company, Chevron, Repsol and Conoco Phillips). ROV method uses Black-Scholes Option Pricing Model.
This research has resulted 13 equity values which all the values inserted into the XY Scatter. The range value of PT Pertamina (Persero) was 390 – 600 trillion. With assumption that the shares be sold is 20%, the stock price of PT Pertamina (Persero) was Rp 3.000 – Rp 5.900,-
Kata Kunci : IPO, Undervalue, Free Cash Flow to Equity, Relative Valuation, XY Scatter, Black-Scholes Option Pricing Model.