Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja : Terapan model Kebijakan Prioritas Sektoral untuk Kalimantan Timur

Fuad Asaddin (Adv:Dr. Faried Wijaya, M.MA), Dr.Faried Wijaya, M.MA

1999 | Tesis | S2 MEP

Penelitian ini mencoba mengidentifikasi dan menghitung pertumbuhan ekonomi di Propinsi Kalimantan Timur dalam periode 1990- 1997. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis dan mengidentifikasi kesempatan kerja dan sektor-sektor basis di propinsi tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time-series periode 1990-1997, yang terdiri atas Produk Domestik Regional Bruto Kalimantan Timur, Produk Domestik Nasional, Kesempatan Kerja Daerah, Investasi Daerah, dan Kesempatan Kerja Nasional. Data tersebut diperoleh dari Biro Pusat Statistik dan Kantor Statistik Propinsi Kalimantan Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perhitungan pertumbuhan rata-rata pertahun, produktivitas, elastisitas,ICOR, Location- Quotient dan Shift-share. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi pertahun (6,43%)dan kesempatan kerja daerah(5,20 %) tumbuh lebih tinggi daripada nasional (1,90 % dan 1,88 %). Struktur perekonomian daerah didominasi oleh sektor pertambangan dan pengolahan (30.55 %)dan sektor industri pengolahan (31,20 %) sebaliknya struktur kesempatan kerja didominasi oleh struktur sektor pertanian,(37,71 %), sektor perdagangan, hotel dan restoran (18,81 %), dan sektor jasa-jasa (16,51 %). Produktivitas tertinggi dicapai oleh sektor pertambangan dan penggalian (Rp.218,22 juta), industri pengolahan (Rp.79,82 juta), sector bank, persewaan dan jasa(94,20) dan sektor pengangkutan dan komunikasi (Rp.66,31 juta). Hasil perhitungan elastisitas memberikan kecendrungan hasil kebalikan dari produktivitas. Semakin tinggi produktivitas seperti pertambangan dan penggalian (0,09), industry pengolahan (0,60), bank, persewaan dan jasa (0,30) dan pengangkutan dan komunikasi(0,62), elastisitasnya semakin kecil dibandingkan rata-rata propinsi Kalimantan Timur(0,81). ICOR terandah (efisiensi investasi) ditemui pada sektor-sektor pertambangan (6,31), bangunan (5,02), dan perdagangan, hotel dan restoran (5,65).

This research attempts to identify and calculate the economic growth in the province of East Kalimantan for the period of 1990-1997. In addition, this research also analyzes the job opportunities and identifies the basic economic sectors in this province. The data used in this research are time-series data for the period of 1990-1997, consisting of the Gross Regional Domestic Product of East Kalimantan, the Gross National Product, the Regional Job Opportunities of East Kalimantan, the Regional Investment of East Kalimantan, the National Job Opportunities. The data are obtained from the Central Bureau of Statistics and the Statistics Office of East Kalimantan. The analysis methods applied in this research are the calculation of annual average growth, productivity, elasticity, ICOR, Location Quotient, and Shift-share. The results of this research indicate that for the period of 1990- 1997 the annual average economic growth of East Kalimantan was 6,43 % and the regional job opportunities were 5,20 % which were higher than the national level (1,90 % and 1,88 %). The regional economic structure of East Kalimantan was dominated by mining and digging sector (30,55 %) and manufacturing industry sector (31,20 %), whereas the job opportunity structure was dominated by agricultural sector (37,71 %), trade, hotel and restaurant sector (18,81 %), and service sector (16,51 %). The highest productivity was achieved by mining and digging sector (Rp.218,22 million) followed by banking, leasing and service sector (Rp.94,20 million), manufacturing industry sector (Rp.79,82 million), and transportation and communication sector (Rp.66,31 million). The elasticity calculation shows the opposite results of the productivity. The higher the productivity like mining and digging (0,09), manufacturing industry (0,60), banking, leasing and service (0,30), and transportation and communication (0,62), their elasticity was lower than average of East Kalimantan (0,81). The Lowest ICOR (investment efficiency) was found in mining sector (6,31), building (5,02), and trade, hotel and restaurant (5,65).

Kata Kunci : Kebijakan Prioritas Sektoral, Pertumbuhan Ekonomi, Kesempatan Kerja