Dampak Pajak terhadap Daya Saing Ekspor Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia periode 2000: 01:-2010:12
FARHANUDIN, FUAD (Pembimbing: Ahmad Jamli, Drs., M.A.), Ahmad Jamli, Drs., M.A.
Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Pentingnya kelapa sawit bagi ekonomi Indonesia bukan saja karena kelapa sawit merupakan salah satu sumber pendapatan devisa negara tetapi kelapa sawit juga merupakan sumber bahan baku industri minyak goreng. Komisi minyak kelapa sawit Indonesia menunjukan bahwa setiap tahunnya pasokan CPO untuk industri dalam negeri kurang terjamin karena sebagian besar diekspor ke mancanegara. Maka untuk menjamin ketersediaan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku industri minyak goreng dalam negeri, pemerintah sejak September 1994 memberlakukan kebijakan pajak ekspor yang merupakan instrumen dalam mengendalikan keluar masuknya minyak kelapa sawit ke pasar ekspor yang relatif lebih menguntungkan setiap saat.
Namun, menurut penelitian Nurhemi (2004) dan laporan tahunan The Global Competitiveness yang dikeluarkan oleh The World Economic Forum (WEF), menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing ekspor dan penghambat bisnis adalah kebijakan perdagangan.
Skripsi ini akan berusaha menganalisis apakah kebijakan pajak ekspor untuk minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia, selain untuk proteksi bagi industri domestik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap daya saing produk minyak sawit Indonesia di pasar dunia. Penelitian ini menggunakan metode analisis vector error correction model (VECM) dengan data runtun waktu bulanan (monthly time series) dari Januari 2000 sampai dengan Desember 2010.
Dari hasil analisis data diketahui bahwa Pajak Ekspor memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap ekspor dan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia, sedangkan variabel Kurs dan Rasio Harga menunjukan hubungan positif dan signifikan. Interpretasi hasil dari fungsi impulse response dan dekomposisi varian menunjukan bahwa respon Ekspor minyak sawit terhadap kejutan yang terjadi pada tingkat Pajak Ekspor dan Rasio Harga akan direspon secara negatif. Sedangkan respon terhadap kejutan yang terjadi pada nilai kurs akan direspon secara positif. Adapun kontribusi dari laju varian variabel Ekspor minyak sawit menunjukan bahwa kontribusi terbesar berasal dari variabel Rasio Harga dan Nilai Kurs, sedangkan kontribusi terkecil berasal dari variabel Pajak Ekspor. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh kebijakan pajak ekspor minyak sawit (CPO) Indonesia terhadap perubahan volume ekspor minyak sawit (CPO) tidak begitu berarti.
Palm oil is one commodity that is very important in the Indonesian economy. The importance of palm oil to the economies of Indonesia, not only because of palm oil is one source of foreign earnings but palm oil is also a source of raw materials cooking oil industry. Indonesia Palm Oil Commission shows that every year the supply of CPO for domestic industry is less reliable because most are exported to foreign countries. So, to ensure the availability of palm oil as raw material for domestic cooking oil industry, the government since September 1994 imposes export tax policy that is instrumental in controlling the entry and exit of palm oil to export markets are relatively more profitable at any time.
However, according to research Nurhemi (2004) and the annual of The Global Competitiveness report that issued by The World Economic Forum (WEF), mentions that one of the factors affecting the competitiveness of export and inhibitors of business is trade policy.
This thesis will attempt to analyze whether the policy of export tax for Crude Palm Oil (CPO) Indonesia have a significant effect on the competitiveness of Indonesian Palm Oil products in world market. This thesis uses vector error correction model (VECM) with a monthly time series data from January 2000 to December 2010.
From the results of data analysis known that the export tax has a negative and significant relationship to export and the competitiveness of Indonesia palm oil in world market, while the variable of exchange rate and price ratio showed positive and significant relationship. Interpretation of the results of impulse response functions and variance decomposition shows that the response of palm oil exports to the shock that occurs at the level of the export tax and price ratio will be responded negatively. While the response to shocks that occur in the exchange rate will respond positively. The contribution of the rate of palm oil export variance showed that the largest contribution comes from the variable of price ratio and exchange rate, while the smallest contribution comes from the export tax variable. This shows that the influence of palm oil export tax policy Indonesia to changes in export volume of palm oil is not so mean.
Kata Kunci : Minyak kelapa sawit, pajak ekspor, daya saing, vector error correction model (VECM), Palm oil, Export tax, Competitiveness,
