Peran Pemediasian Pemberdayaan Psikologis Pada Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sikap Karyawan
ERSANDI AL ASRA (Pembimbing: Sari Sitalaksmi, M.Mgt., Ph.D.), Sari Sitalaksmi, M.Mgt., Ph.D.
Pengelolaan organisasi modern saat ini menuntut partisipasi aktif seluruh sumber daya manusia agar organisasi dapat berjalan dengan efektif dan menunjukkan
kinerja yang memuaskan. Keberadaan pemimpin memiliki peran sentral yang dapat mempengaruhi sikap karyawan di dalam organisasi. Bagi organisasi yang sedang mengalami proses transformasi, tipe kepemimpinan transformasional mampu membantu perkembangan tingkat motivasi intrinsik yang lebih tinggi, kepercayaan, komitmen, dan loyalitas dari karyawan dibandingkan kepemimpinan transaksional (Kreitner dan Kinicki, 2008). Lebih lanjutnya, tipe ini harus disertai dengan pemberdayaan psikologis yang ditujukan kepada karyawan agar mampu memberi pengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasional afektif. Maka pemimpin dan karyawan mampu menatap perubahan dengan optimis sebagai usaha dalam membentuk organisasi yang lebih baik.
Penelitian ini dilaksanakan di empat Kantor Bank Indonesia (KBI), yaitu KBI Cirebon, KBI Solo, KBI Yogyakarta, dan KBI Purwokerto. Sikap karyawan didefinisikan sebagai kepuasan kerja dan komitmen organisasional afektif. Dari hasil pengambilan data didapatkan 125 kuesioner yang dikembalikan dari total 185 kuesioner yang disebar. Selanjutnya ada 102 kuesioner yang bisa diolah dengan analisis Structural Equation Modelling (SEM). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pemberdayaan psikologis memiliki peran pemediasian pada pengaruh kepemimpinan transformasional pada kepuasan kerja. Namun, hal ini tidak berlaku bagi komitmen organisasional afektif, karena kepemimpinan transformasional tidak memiliki pengaruh langsung pada komitmen organisasional afektif.
Today, modern organization need more active participation from whole human resources in order to make organization work properly and effectively. Leader take charge as the central role that can affect employees attitudes. Especially for the organization that experiencing a transformation process, transformational leadership can produce significant organizational change and results because this form of leadership fosters higher levels of intrinsic motivation, trust, commitment, and loyalty from employees than does transactional leadership (Kreitner dan Kinicki, 2008). Furthermore, it must be accompanied with psychological empowerment to be able to provide a positive influence on job satisfaction and affective organizational commitment. Then, leader and employees can look with optimism in shaping a better organization.
This research aims to analyze the mediating role of psychological empowement in the effect of transformational leadership toward employees attitude. Employees attitude define as job satisfaction and affective organizational commitment. This research was conducted in four Bank Indonesia Offices (KBI), which are KBI Cirebon, KBI, Solo, KBI Yogyakarta, and KBI Purwokerto. The results of data collection obtained 125 questionnaires were returned from a total of 185 questionnaires distributed. Then, 102 questionnaires that can be produced with the analysis of Structural Equation Modelling (SEM). Research shows that psychological empowerment take a role as mediator in the effect of transformational leadership toward job satisfaction. However, it does not apply to affective organizational commitment, because transformational leadership has no direct effect on affective organizational commitment.
Kata Kunci : Transformational leadership, psychological empowerment, job satisfaction, affective organizational commitment, Bank Indonesia office, Kepemimpinan transformasional, pemberdayaan psikologis, kepuasan kerja, komitmen organisasional afektif, Kantor Bank Indo