Pengaruh Gaya Kepemimpinan Atasan Terhadap Kepuasan Kerja Bawahan Dengan Moderating Variabel, Struktur Tugas (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Betheda Yogyakarta)
Barnbang Irianta AP (Adv:Gugup Kismono., Drs, MBA), Gugup Kismono., Drs, MBA
2000 | Skripsi | S1 Extention - Management
Efektivitas seorang pemimpin sangat mempengaruhi perilaku individu, kelompok maupun perilaku organisasi secara keseluruhan. Padahal sumber daya manusia merupakan aset terbesar dalam suatu organisasi maka kepemimpinan menjadi sangat penting bagi suatu organisasi. Para pemimpinlah yang memberikan arah bagi visi dan mini perusahaan, mengembangkan strategi-strategi perusahaan yang akan dapat membantu mencapai tujuan yang ditetapkan organisasi dan sementara itu mereka menggunakan wewenang (power) mereka secara efektif, memberikan penghargaan (reward), hukuman (punishment), serta pengaruhnya agar para karyawan yang menjadi bawahannya berperilaku seperti harapan atau keinginan perusahaan. Arti pentingnya kepemimpinan dalam organisasi tercermin dalam munculnya bermacam-macam teori dan pendekatan. Salah satu teori yang menggunakan pendekatan kontigensi adalah Path-Goal theory yang dikemukan oleh Robert House. Esensi dari teori hi adalah seorang pemimpin mempunyai tugas untuk membantu bawahannya dalam pencapaian tujuan-tujuan (goals) mereka dan
menyediakan atau memberikan petunjuk atau cara (path) dan atau dukungan yang diperlukan untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan tersebut seining dengan tujuan kelompok atau organisasi secara keseluruhan (Thoha, 1998). Teori Path-Goal menunjukkan adanya empat gaya kepemimpinan (Direktif, Suportif, Partisipatif, dan Achievement/Berorientasi Prestasi) yang mempengaruhi outcomes (kinerja dan kepuasan kerja). Dan ada dua kelompok variabel situasional atau kontigensi yang memoderat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan outcomes, yang pertama adalah variabel-variabel kontigensi yang berasal dari karakteristik personal bawahan atau internal individu (locus of control, pengalaman, dan kemampuan), yang kedua adalah variabel-variabel kontigensi lingkungan yang berada di luar pengendalian bawahan (struktur tugas, sistem otoritas formal, dan kelompok kerja) (Robbins, 1993). Teori Path-Goal juga mengemukakan beberapa hipotesis, diantaranya adalah bahwa gaya kepemimpinan Direktif cenderung akan memberikan kepuasan yang lebih besar apabila tugas-tugas bawahan bersifat ambigous atau stressful dibandingan bila tugas-tugas bawahan bersifat terstruktur (highly structured) dan terencana (well laid out), sebaliknya gaya kepemimpinan Suportif akan menghasilkan kinerja dan kepuasan yang tinggi jika tugas-tugas bawahan bersifat terstruktur. Hipotesis yang lainnya adalah bahwa gaya kepemimpinan Achievement akan meningkatkan kinerja bawahan bila tugas-tugas bawahan bersifat tidak terstruktur (ambiguously structured). Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) apakah gaya kepemimpinan mempengaruhi kepuasan kerja bawahan?, dan (2) apakah variabel struktur tugas memoderat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja bawahan? Sedangkan tujuan utama penelitian ini adalah: (1) menganalisis apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan yang diterapkan terhadap tingkat kepuasan kerja bawahan, (2) menganalisis pengaruh variabel pemoderat struktur tugas terhadap hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja bawahan. Terdapat dua hipotesis yang diujikan dalam penelitian ini: (1) gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja bawahan di lingkungan R.S. Bethesda, (2) struktur tugas memoderat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja bawahan di lingkungan R.S. Bethesda. Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan penelitian eksplanasi, yaitu suatu penelitian yang obyeknya adalah untuk menguji hubungan antara variable yang dihipotesiskan. Dalam pelaksanaan suatu penelitian ilmiah diperlukan suatu pendekatan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Dalam hal ini penyusun menggunakan pendekatan survey yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan memakai kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode-metode daftar pertanyaan (kuesioner), pencatatan dan kepustakaan. Untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan digunakan kuesioner gaya kepemimpinan yang dikembangkan dari dimensi gaya kepemimpinan House dan Mitchell (1974). Dalam model kepemimpinan Path-Goal oleh House, dikenal empat gaya kepemimpinan, yaitu Direktif, Suportif, Berorientasi Prestasi dan Partisipatif.
Alat ukur variabel kepuasan kerja menggunakan Job Diagnostic Survey (JD/) yang diadaptasi dari Hackman dan Oldam (1980: 275). Sedangkan untuk mengukur variabel struktur tugas digunakan kuesioner Task Structure Scale (TSS) dari Schermerhom (1985) yang menyangkut kejelasan tugas dan kerumitan tugas. Scaling yang digunakan untuk mengukur tiap-tiap item kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yang bertingkat dalam lima kategori. Penelitian ini menggunakan metode try-out terpakai (hanya melakukan pengumpulan data menggunakan kuesioner sebanyak satu kali). Sehingga pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan setelah jumlah responden yang telah ditentukan mengisi kuesionemya dengan lengkap . Alasan penggunaan metode ini karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan terutama keterbatasan dana penelitian. Apabila pada pengujian validitas dan reabilitas terdapat butir pertanyaan yang gugur, maka jawaban seluruh responden atas butir pertanyaan yang gugur tersebut akan dibuang dan tidak dipakai lagi untuk pengolahan data. Alat ukur atau instrumen dalam penelitian ini berbentuk kuesioner yang sebelum dilakukan analisis lebih lanjut harus memenuhi syarat validitas dan reliabilitas, sehingga data yang diperoleh dari pengukuran dan digunakan dalam pengujian hipotesis tidak memberikan hasil yang menyesatkan. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan model regresi. Model regresi digunakan karena penelitian ini menganalisis hubungan antara variabel kepuasan kerja bawahan dengan dua buah variabel independen yaitu gaya kepemimpinan dan interaksi antara gaya kepemimpinan dengan struktur tugas. Kesimpulan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis didasarkan pada signifikansi koefisien regresi persamaan regresi pada tingkat kepercayaan 95% (a=5%). Model yang digunakan dalam penelitian ini merupakan model yang dikembangkan oleh Brownell (1982) dengan variabel pemoderat struktur tugas. Melalui model Brownell dapat dilihat bahwa gaya kepemimpinan selain mempengaruhi kepuasan kerja bawahan secara langsung, juga mempengaruhi secara tidak langsung melalui interaksinya dengan variabelstruktur tugas. Sehingga dengan model ini akan dapat dijelaskan apakah struktur tugas memoderat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja bawahan ataukah tidak memoderat.
Dan hasil analisis data dalam penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada kondisi tugas-tugas bawahan bersifat tidak terstruktur, gaya kepemimpinan Direktif berpengaruh meningkatan kepuasan kerja bawahan dengan nilai koefisien regresi (b1) sebesar 0,492 (p=0,005). Struktur tugas memoderat hubungan gaya kepemimpinan Direktif dan kepuasan kerja dengan nilai koefisien regresi (b2) sebesar 0,415 (p=0,032).2. Pada kondisi tugas-tugas bawahan bersifat terstruktur, gaya kepemimpinan Direktif berpengaruh menurunkan kepuasan kerja bawahan dengan nilai koefisien regresi (b) sebesar -0,886 (p=0,000). Struktur tugas memoderat hubungan gaya kepemimpinan Direktif dan kepuasan kerja dengan nilai koefisien regresi (b) sebesar -0,324 (p=0,020). 3. Pada kondisi tugas-tugas bawahan bersifat tidak terstruktur, gaya kepemimpinan Suportif berpengaruh menurunkan kepuasan kerja bawahan dengan nilai koefisien regresi (b) sebesar -0,446 (p=0,010). Struktur tugas tidak memoderat hubungan gaya kepemimpinan Suportif dan kepuasan kerja dengan nilai koefisien regresi (b) sebesar -0,217 (p=0,259).4. Pada kondisi tugas-tugas bawahan bersifat terstruktur, gaya kepemimpinan Suportif berpengaruh meningkatan kepuasan kerja bawahan dengan nilai koefisien regresi (b) sebesar 1,070 (p=0,000). Struktur tugas memoderat hubungan gaya kepemimpinan Suportif dan kepuasan kerja dengan nilai koefisien regresi (b) sebesar 0,408 (p=0,021). 5. Pada kondisi tugas-tugas bawahan bersifat tidak terstruktur, gaya kepemimpinan Berorientasi Prestasi berpengaruh meningkatkan kepuasan kerja bawahan dengan nilai koefisien regresi (b) sebesar 0,624 (p=0,002). Struktur tugas tidak memoderat hubungan gaya kepemimpinan Berorientasi Prestasi dan kepuasan kerja dengan nilai koefisien regresi (b) sebesar 0,023 (p=0,914). 6. Pada kondisi tugas-tugas bawahan bersifat terstruktur, gaya kepemimpinan Berorientasi Prestasi berpengaruh menurunkan kepuasan kerja bawahan dengan nilai koefisien regresi (b) sebesar -0,649 (p=0,000). Struktur tugas memoderat hubungan gaya kepemimpinan Berorientasi Prestasi dan kepuasan kerja dengan nilai koefisien regresi (b) sebesar -0,304 (p=0,030).
Kata Kunci : struktur tugas,kepuasan kerja bawahan,gaya kepemimpinan