Laporkan Masalah

Penentuan Lokasi Sentral Telepon Otomat Tambahan Dalam Rangka Penarikan Jaringan Kabel Dengan Metode Minimum Spanning Tree Sebagai Usaha Untuk Mencapai Program T-2001 Di Unit Pelayananan Ponorogo

Atmono, Windarto Budi (Adv: Budi Santoso., SE., M.Bus.), Budi Santoso., SE., M.Bus.

2000 | Skripsi | S1 Extention - Management

Penelitian beijudul "PENENTUAN LOKASI SENTRAL TELEPON OTOMAT TAMBAHAN DALAM RANGKA PENARIKAN JARINGAN KABEL DENGAN METODE SPANNING TREE SEBAGAI USAHA UNTUK MENCAPAI PROGRAM T-2001 DI UNIT PELAYANAN

PONOROGO" memiliki tujuan :

Mendapatkan suatu lokasi yang tepat untuk pembangunan sentral telepon otomat (STO) tambahan di Kabupaten Ponorogo dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efektifitas jaringan sehingga bisa mengoptimalisasikan jaringan kabel untuk menjangkau wilayah yang diharapkan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

• Bagi PT Telkom Unit Pelayanan Ponorogo adalah sebagai masukan yang nantinya dapat dipertimbangkan dalam membuat keputusan pemilihan lokasi Sentral Telepon Otomat.

Analisa Data:

• Dalam meramalkan kebutuhan telepon, metode perhitungan yang dipergunakan ialah dengan menggunakan dua macam pendekatan, yaitu secara makro dan mikro.

• Penentuan lokasi STO, dilakukan dengan menggunakan 2 cara teoritis, pertama ialah dengan cara yang biasa dilakukan oleh PT Telkom, dan kedua menggunakan teori NTT Jepang, hal ini dilakukan untuk lebih meyakinkan ketepatan penentuan lokasi, dan sekaligus sebagai alat control dari masingmasing metode.

• Pemilihan altematif jalur jaringan kabel yang akan meminimasi panjang jaringan adalah dengan menggunakan metode analisa jaringan yaitu minimum spanning tree.

Dari hasil analisa data dapat diperoleh kesimpulan dan saran :

Kesimpulan :

• Lokasi titik pusat (sentral) pada grid survei nomor 36 terletak dipinggir jalan raya perbatasan kecamatan Sampung dan Sukorejo tepatnya di desa Bangunrejo.

• Berdasarkan pertimbangan kondisi lokasi daerah penelitian dan perhitungan peramalan kebutuhan telepon per grid, dengan pemakaian kabel berdiameter 0.6 mm maka STO Sampung dapat dilayani dengan menggunakan 4 kabinet.

• Hasil perhitungan mencari jarak terpendek antara STO dengan 4 buah rumah kabel (RK), diperoleh panjang jaringan kabel primer 11.725 m.

• Total dari ketiga macam biaya yang diperhitungkan adalah sebesar Rp. 1.580.038.125,00 dari jumlah tersebut sebesar Rp. 1.206.438.125,00 atau sebesar 76,36 % adalah biaya kabel primer.

• Manfaat bagi strategi pemasaran dikaitkan dengan program T-2001 adalah :

- Bagi Pelanggan : kemudahan pelayanan pasang barn telepon, kenaikan prosentase keberhasilan panggil terutama lokal, gangguan berkurang, penanganan gangguan lebih cepat, kualitas suara telepon lebih baik, akses ke kantor pelayanan lebih mudah.

- Bagi Perusahaan : memperluas pasar, memaksimalkan potensi sentral, permasalahan operasional/ pemeliharaan lebih efisien, kontak dengan pelanggan lebih mudah.

Saran:

• Dalam penentuan lokasi STO pertimbangan utama yang perlu diperhatikan adalah jaringan kabel primer, karena merupakan biaya yang paling dominan dibandingkan dengan biaya kabel PCM dan biaya lahan lokasi.

• Perhitungan peramalah kebutuhan telepon, selain menggunakan data-data yang ada baik data internal maupun elcsternal akan lebih akurat lagi jika dilakukan dengan kuesioner pada daerah penelitian.

• Penelitian ini merupakan langkah awal, sehingga untuk mengoptimalkan hasil yang diperoleh harus diikuti penelitian lanjutan tentang kapasitas kanal out-going, incoming dan sentral yang akan didirikan dan juga penelitian untuk menentukan letak DP dengan memanfaatkan data-data hasil survei mikro demand.

Kata Kunci : penentuan lokasi, sentral telepon, penarikan jaringan kabel, Metode Minimum Spanning Tree


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.