Kinerja Initial Public Offering Dalam Jangka Pendek Dan Jangka Panjang Di Bursa Efek Jakarta
AMRY, FAUZI RIZA. (Adv.: Agus Setiawan, Drs. M.Soc.Sc.), Agus Setiawan, Drs. M.Soc.Sc.
Fenomena underpriced dalam jangka pendek, periode hot issue market dan kinerja yang underperformance pada jangka panjang dalam penawaran perdana saham merupakan anomali yang sering terjadi di pasar modal yang aktif. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan fenomena serupa terjadi di Bursa Efek Jakarta. Underpriced terjadi karena harga penawaran perdana saham yang dijual pada pasar perdana oleh perusahaan penerbit (issuing firm) atau pihak penjamin (underwriter) terlalu rendah dibandingkan dengan harga penutupan pada hari pertama perdagangan. Periode "hot issue market" yang menemukan bahwa harga akan meningkat lebih tinggi dari harga perdana (initial price) pada bulan pertama perdagangan dan kemudian turun lagi bulan berikutnya. Kinerja yang underperformance setelah saham-saham diperdagangkan dalam jangka panjang, ditunjukkan dengan kecenderungan emisi saham perdana mengalami merpriced.
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah investor dapat menggunakan pola harga yang terbentuk untuk menentukan strategi investasi agar memperoleh superior return, diharapkan pula dapat merangsang penelitian-penelitian lain dengan metode yang baru.
Penelitian ini membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa fenomena emisi saham perdana mengalami underpriced dalam jangka pendek, hot issue market, dan underperfonnance dalam jangka panjang terjadi di Bursa Efek Jakarta.
Penelitian ini merupakan studi empiris dengan menggunakan data historis selama kurun waktu tahun 1990-1997, yaitu pada PT Bursa Efek Jakarta (BEJ). Penelitian diarahkan untuk melihat fenomena yang terjadi pada saat IPO. Sampel yang digunakan adalah saham perusahaan yang melakukan penawaran perdana pada Januari 1990 hingga April 1994 dengan jangka waktu pengamatan kinerja hingga tahun 1997.
Penelitian ini tidak berhasil membuktikan hipotesis terjadinya fenomena hot issue market. Hasil pengamatan selama 42 hari perdagangan sejak pertama kali diperdagangkan di pasar sekunder menunjukkan bahwa tidak diperolehnya rata-rata abnormal return yang signifikan positif selama satu bulan perdagangan. Penemuan ini tidak dapat menjawab indikasi terjadinya fenomena "hot issue market".
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik adalah (1) fenomena underpriced terjadi di Bursa Efek Jakarta, (2) fenomena hot issue market tidak terjadi, (3) dalam jangka panjang kinerja emisi saham perdana mengalami underperformance.
Saran-saran yang dapat diajukan adalah (1) sebaiknya investor mampu menginterpretasikan informasi dengan baik dari pola harga yang terbentuk pada saat underpriced emisi saham perdana dalam jangka pendek, maupun kinerja underperfarmance dalam jangka panjang sehingga dapat digunakan sebaik-baiknya untuk menentukan strategi investasi agar memperoleh superior return yang optimal. (2)untuk penelitian selanjutnya dapat memperluas lingkup penelitian, menggunakan sampel yang lebih banyak serta menggunakan benchmark yang berbeda.
Kata Kunci : Underpriced, hot issue market, underperformance, penawaran perdana, IPO