FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI IRIAN JAYA
Adam Sardadi (Adv : Dr. Faried Wijaya M, M.A.), Dr. Faried Wijaya M, M.A.
Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh perubahan harga daging sapi, daging ayam dan pendapatan per kapita terhadap permintaan daging sapi dan menentukan besarnya elastisitas harga dan pendapatan masyarakat terhadap daging sapi di propinsi inan Jaya agar dapat diketahui bagaimana pola permintaan daging sapi yang sesungguhnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tahun 1984-1998. Data yang dimaksud terdiri dari permintaan daging sapi, harga daging sapi dan harga
daging ayam. Kesemua data ini diperoleh dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Irian Jaya dan Biro Pusat Statistik Jakarta.
Permintaan daging sapi di Propinsi Irian Jaya menunjukkan peningkatan setiap tahun. Dalam periode 1984-1998 permintaan daging sapi rata-rata meningkat sebesar 22,72% per tahun. Harga daging sapi juga meningkat dalam periode yang sama yaitu rata-rata 6,84% per tahun; sementara itu
harga daging ayam juga meningkat pada periode yang sama rata-rata 10,25% per tahun. Demikian juga pendapatan per kapita menunjukkan kenaikan yang cukup besar yaitu rata-rata 23,02% per tahun. Selanjutnya hasil estimasi menunjukkan bahwa dari tiga variabel independen yang
digunakan, hanya pendapatan per kapita yang berpengaruh terhadap permintaan daging sapi, sementara itu harga daging ayam dan daging sapi tidak berpengaruh terhadap permintaan daging sapi. Walaupun demikian, secara bersama-sama ketiga variabel menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap permintaan daging sapi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai statistik F yang signifikan dan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,9639; artinya
proporsi perubahan permintaan daging sapi sebesar 96,39% dapat dijelaskan oleh proporsi perubahan harga daging sapi, daging ayam dan pendapatan per kapita secara bersama-sama. Selain itu, diperoleh koefisian elastisitas
pendapatan sebesar 1,76. Karena koefisien elastisitas ini lebih besar dari satu, maka pendapatan per kapita bersifat elastis terhadap permintaan daging sapi; artinya setiap kenaikan pendapatan akan mengakibatkan kenaikan terhadap permintaan daging sapi.
Hasil analisis di atas ,menunjukkan bahwa pangsa permintaan daging sapi di Propinsi Irian Jaya masih relatif besar. Dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di propinsi ini, upaya untuk mengembangkan usaha pemeliharaan sapi potong perlu mendapat perhatian.
Pengembangan usaha ini dapat dikaitkan dengan pengembangan ekonomi rumah tangga, sehingga mampu memberi alternatif kesempatan kerja dan lapangan usaha yang renumeratif bagi masyarakat.
The objectives of the research is to determine the influence of the chenges of beef price, chicken price and per capita income on the demand of beef and to determine price and income elasticity on the demand of beef in
the province of Irian Jaya so as to describe the real demand of beef in Irian Jaya. The data used in this research is secondary data in the periods of 1984-1998 consists of the demand of beef, beef and chicken price and
income per capita. All of data obtained from the Department of Industry and Trade in Irian Jaya province and the Central Bureau of Statistic in Jakarta.
The demand of beef in Irian Jaya tend to increase every year. In the periods of 1984-1998, average rate of beef demand reach 22,72% every year. The price of beef also increases 6,84% every year; meanwhile chicken price increases 10,25% every year and the average rate of income per capita reach 23,02% every year. Furthermore, the estimation results show that from three independent variable in the model, only income per capita which
affected the demand of beef, meanwhile two independent variable namely beef and chicken price have not affected the demand of beef. However, all of independent variable in the model affected the demand of beef simultaneouslly. It is showed by F statistic value which significant and the
coefficient determination value which reach 0,9639. It is mean that the proportion changes of beef demand could explained by the proportion changes of beef price, chicken price and income per capita. Beside that, coefficient inelasticity of income on the demand of beef reach 1,76.
Remember that the income coefficient elasticity more than one, the pattern of beef demand is elastic on the demand of beef. It is mean that each increases of income per capita tend to increases the demand of beef.
Results of analysis above show that there are potential demand of beef in Irian Jaya. Therefore to fulfil the needs of beef in Irian Jaya, mthe efforts to develop cattle fatening activities need to get priority. The development of this activity could be related with with the development of household economy, in order to creates employment and bussiness chance fot the peoples.
Kata Kunci : Permintaan Daging Sapi, Irian Jaya