Laporkan Masalah

Evaluating the implementation of internal audit standard case study: PT Pertamina (persero)

ABIYASA, ZULFIKAR , Drs. Sugiarto, MBA., M.Acc

2009 | Skripsi | S1 Accounting

Kegiatan Internal Audit dilakukan dalam kultur dan dalam perusahaan yang berbeda-beda dengan perbedaaan tujuan, ukuran, kompleksitas, dan struktur. Perbedaan-perbedaan tersebut menciptakan keragaman di dalam praktek internal audit di antara perusahaan-perusahaan. Institute of Internal Auditors (IIA) mengeluarkan standar internal audit yang disebut International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing dengan revisi terbaru tahun 2008 dengan tujuan:

a. Mendeskripsikan landasan dasar yang menjelaskan praktek internal audit yang seharusnya.

b. Menyediakan aturan dalam menjalankan dan mempromosikan kegiatan internal audit yang bernilai tambah.

c. Membangun landasan evaluasi kinerja internal audit.

d. Mempercepat peningkatan proses dan operasi organisasi.

IIA standar sendiri tidak berkewajiban diterapkan di semua perusahaan-perusahaan. Mereka menggunakan standar IIA sebagai landasan dalam membuat standar internal audit mereka sendiri. PT PERTAMINA (PERSERO) adalah salah satu perusahaan yang mengadaptasi IIA. Standar Internal Audit PT PERTAMINA (PERSERO) adalah Kebijakan Pokok Pengawasan (KPP).

Karena PT PERTAMINA (PERSERO) mengadaptasi standar IIA dalam KPPnya, maka terdapat perbedaan antara standar IIA dan KPP. Dari perbedaan tersebut, maka terdapat kelebihan dan kekurangan KPP dibandingkan dengan standar IIA. Tidak hanya desain KPP saja yang dievaluasi, namun juga penerapan KPP akan dievaluasi.

Hasil yang didapatkan dari membandingkan standar IIA dan KPP menunjukan bahwa KPP mengadaptasi hamper semua isi dari standar IIA. KPP juga lebih bersifat praktis dibandingkan dengan standar IIA. Namun, di dalam KPP ada beberapa isi di dalam standar IIA yang tidak dijelaskan sama sekali, dijelaskan namun tidak jelas, atau dijelaskan di peraturan lainnya. Revisi terbaru KPP adalah tahun 2003 di mana tidak lagi mengikuti perkembangan bisnis terkini. KPP juga tidak disusun dengan baik. Menurut hasil wawancara dan kuesioner, KPP sudah dijalankan oleh internal audit PT PERTAMINA (PERSERO) yang disebut dengan Satuan Pengawasan Intern (SPI). Selain itu, hampir seluruh responden setuju bahwa penerapan KPP dikategorikan sebagai baik dengan persentase 45%.

Kesimpulannya adalah selama proses transformasi oleh PT PERTAMINA (PERSERO) dalam fungsi SPInya, SPI telah mengalami peningkatan dalam desain dan implementasi standar internal auditnya. Peningkatan tersebut bertujuan untuk membantu pencapaian visi PT PERTAMINA (PERSERO) yaitu menjadi perusahaan minyak dan gas kelas dunia.

Internal audit activities are conducted in different cultural environment in different company with different objectives, sizes, complexities, and structures. Those differences create diversity in internal audit practice among companies. Institute of Internal auditors (IIA) released internal audit standard which is called International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing with most recent revision in year 2008 as purposed to:

a. Delineate basic principles that represent the practice of internal auditing as it should be.

b. Provide a framework for performing and promoting a broad range of value-added internal audit activities.

c. Establish the basis for the evaluation of internal audit performance.

d. Foster improved organizational processes and operations.

IIA's Standard itself does not necessary totally apply to all companies. They use IIA's Standard as benchmark in releasing their own internal audit standard. PT PERTAMINA (PERSERO) is one of companies that adapting IIA's Standard. Its internal audit standard called Kebijakan Pokok Pengawasan (KPP).

Since PT PERTAMINA (PERSERO) adapts IIA's Standard in its KPP, then, there are differences between IIA's Standard and KPP. Moreover, from those differences, KPP has strengths and weaknesses against to IIA's Standard. Finally, not only the design of KPP, but also the implementation of KPP is evaluated.

The result from comparing the design of IIA's Standard and KPP shows that most of the IIA's Standard issues are adapted in KPP. Moreover, KPP is more practical than IIA's Standard. However, there are some issues in IIA's Standard that are not discussed at all, discussed but not clear enough, or discussed in other regulations by PT PERTAMINA (PERSERO). The most recent revision toward KPP is in year 2003 which is not updated with recent business environment. Finally, the issues in KPP are not presented in well-organized manner. According to the result of interview and questionnaire, KPP has been implemented by internal auditor of PT PERTAMINA (PERSERO) which is called Satuan Pengawasan Intern (SPI). Moreover, most of the respondents are agreed that the implementation of KPP is categorized as good with percentage of 45%.

In conclusion, during transformation program by PT PERTAMINA (PERSERO) within its functions including SPI, SPI has been improving its internal audit standard design and implementation. The improvement itself is purposed to support the achievement of PT PERTAMINA (PERSERO) vision statement which is to be a world-class national oil company.

Kata Kunci : Internal audit, Standar Internal audit, Desain and implementasi, PT PERTAMINA (PERSERO), Satuan Pengawasan Intern (SPI), Kebijakan Pokok Pengawasan (KPP), Program Transformasi.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.