Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Memuncaknya Harga Minyak Dunia (Studi Empiris di BEJ Tahun 2006)
Idrus, Wanto Apriyanto, N.A.
2007 | Skripsi | S1 Extention - AccountingHarga minyak dunia kembali melambung tinggi pada 2006, setelah menguncang dunia pada 1970an. Harga minyak dunia yang pada 2004 masih berkisar $25 per barel pada awal 2004, meningkat menjadi $50 per barel pada 2005, dan mencapai puncak $76,95 per barel pada 7 Agustus 2006. Tingginya harga minyak dunia ini menyulut kecemasan di kalangan pelaku pasar modal. Di New York, harga saham perusahaan Amerika Serikat anjlok setelah investor berlomba menjual saham perusahaan penghasil produk konsumen dan produk industri menyusul melonjaknya harga minyak dunia. Di Jakarta, akibat fluktuasi tajam harga minyak dunia, dan makin memanasnya tensi di Timur Tengah serta melemahnya bursa global maupun sebagian besar bursa regional, terjadi koreksi teknis atas sejumlah saham unggulan yang langsung menjatuhkan bursa Jakarta. Pelaku pasar di BEJ cenderung mengambil keuntungan jangka pendek guna menghindari risiko. Penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Memuncaknya Harga Minyak Dunia (Studi Empiris di BEJ Tahun 2006) ini bertujuan untuk membuktikan secara empris terdapat abnormal return negatif portofolio di sekitar terjadinya peristiwa memuncaknya harga minyak dunia yang mencapai $76,95 per barel pada 7 Agustus 2006. Penelitian ini menggunakan pendekatan event study untuk menguji portofolio yang terdiri dari 34 saham yang merupakan bagian dari LQ 45 dengan menggunakan 100 hari estimation period dan 21 hari event window. Hasil analisis penelitian ini membuktikan secara empiris bahwa pada saat sekitar peristiwa, terdapat abnormal return yang signifikan tidak sama dengan nol. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa peristiwa memuncaknya harga minyak dunia pada 7 Agustus 2006 memiliki kandungan informasi. Kata kunci: harga minyak dunia, event study, abnormal return, kandungan informasi.
Oil price rose again in 2006, after striking the world in 1970s. Oil price that was $25 per barrel in 2004, increased into $50 in 2005 and reached the top of $76,95 per barel on August 7, 2006. This high oil price caused restless the investors in stock market. In New York, stock price of United States of America Companies dropped after investors increasingly sold the stocks of consumer goods and industrial product-producing companies when oil price continued to rise. In Jakarta, due to the high fluctuation of oil price, the increasing tension in Middle East, and the downturn of regional trading floors, a number of outstanding stocks underwent technical correction, in effect the Jakarta trading crashed. Investors in Jakarta Stock Exchange tended to realize short term return in order to avoid risk. This research titling "Market Reaction to The Event of Oil Price Rising Into the Top (Empirical Study at JSX in 2006)" tries to proof empirically that there is negative abnormal return of portfolio around the event of oil price reached the top of $76,95 per barel on August 7, 2006. This research uses event study approach to test portfolio consisting of 34 stocks those are element of LQ45, based on 100 days in estimation period and 21 days in event window. The result of analysis proofs empirically that around the event, there is abnormal return that statistically differs from zero. It can be concluded that the event contains information. Keywords: world oil price, event study, abnormal return, information content.
Kata Kunci : harga minyak dunia, event study, abnormal return, kandungan informasi, world oil price, event study, abnormal return, information content