Laporkan Masalah

Ketahanan Rayap Kayu Sengon yang Dilapisi Ekstrak Pengawet Alami dan Sifat Perekatannya dengan Phenol Formaldehida

I WAYAN MERTADANA, Prof.Dr. Ir. T.A. Prayitno M.For.; Dr. Ir. Yustinus Suranto, M.P.

2018 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Kayu sengon merupakan salah satu jenis kayu yang sering digunakan sebagai papan komposit karena mudah penggerjaannya namun memiliki keawetan kayu yang rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas produk kayu sengon yang ramah lingkungan adalah dengan melapisi bahan pengawet dari ekstrak alami dan menguji sifat perekatannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelapisan ekstrak pengawet alami umbi gadung, kulit akasia, kulit pulai, daun mimba, dan daun kumis kucing pada kayu sengon terhadap ketahanan rayap kayu kering dan mengetahui sifat perekatannya dengan phenol formaldehida. Sampel uji berupa kayu sengon yang kemudian dilapisi ekstrak pengawet dari umbi gadung, kulit akasia, kulit pulai, daun mimba dan daun kumis kucing. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kualitas pengawetan kayu adalah pengujian mortalitas rayap, penurunan berat, derajat kerusakan, sedangkan untuk mengetahui kualitas perekatan kayu adalah pegujian keteguhan rekat, keteguhan rekat terkoreksi dan kerusakan kayu. Data hasil pengujian kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS dan diuji lanjut HSD (Honestly Significant Difference) Tuckey pada taraf uji 0,01 tingkat kepercayaan 99% dan taraf uji 0,05 tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor jenis ekstrak pengawet berpengaruh nyata terhadap pengujian pengurangan berat, derajat kerusakan serta keteguhan rekat, keteguhan rekat terkoreksi, dan kerusakan kayu, namun tidak berpengaruh terhadap mortalitas. Untuk pengujian mortalitas rayap, pengurangan berat dan derajat kerusakan, nilai terbaik pada ekstrak kulit pulai (36,68%; 0,02g; 5,47%) sedangkan untuk pengujian keteguhan rekat, keteguhan rekat terkoreksi dan kerusakan kayu, nilai terbaik pada ekstak daun kumis kucing (37,90 kg/cm2; 143,71 kg/cm2; 19,67%).

Sengon wood is one of wood species commonly used for composite board due to ease in its processing yet low wood durability. One of several efforts to improve environmental-friendly sengon wood products is using preservative from natural extraction and testing the adhesion properties. The aims of this study are to determine the effect of the layer of natural preservative extract of gadung tubers, akasia bark, pulai bark, mimba leaves, and kumis kucing leaves on dry-wood termite resistance and testing the adhesion ability of treated sengon wood with phenol formaldehyde. Test sample were sengon wood, which were coated with preservative extract of gadung tubers, akasia bark, pulai bark, mimba leaves, and kumis kucing leaves. The preservation quality variables were termite mortality, weight loss, damage level; whereas wood adhesion quality variables were bonding strength, corrected bonding strength, and wood damage percentage. The data then were analyzed using SPSS and post-hoc test of HSD (Honest Significant Difference) Tuckey test on significance level of 0,01, and confidence interval of 99%; and significance level of 0,05, and confidence interval of 95%. The results showed that the factor of preservative extract type had significant impact on weight loss, damage level, bonding strength, corrected bonding strength, and wood damage. However, the same factor had no impact on termite mortality. For termite mortality, weight loss, and damage level, the best results shown by pulai bark extract (36,68%; 0,02g; 5,47%), while for bonding strength, corrected bonding strength, and wood failure, best results shown by kumis kucing leaves extract (37,90 kg/cm2; 143,71 kg/cm2; 19,67%)

Kata Kunci : ketahanan rayap, sengon, pelapisan ekstrak pengawet alami, sifat perekatan, phenol formaldehida;termite resistance, sengon, coating natural preservative extract, adhesion properties, phenol formaldehyde adhesive


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.