Peningkatan Yield Hasil Insitu Esterifikasi Biji Karet Menggunakan Campuran Metanol dan n-Heksana melalui Tahap Awal Proses Perendaman dengan Garam dan Pengukusan

YOVITA INDRIYA F.K, Ir. Nunung Prabaningrum, M.T., Ph.D. ; Ir. Mondjo, M.Si.

2018 | Skripsi | S1 TEKNIK FISIKA

Proses insitu esterifikasi biji karet memiliki kendala yaitu banyaknya kandungan getah pada hasil proses biodiesel. Getah tersebut dapat menjadi endapan yang menyumbat filter saluran bahan bakar pada mesin diesel. Untuk dapat mengurangi kandungan getah dilakukan metode degumming (proses pemisahan getah) pada perlakuan awal persiapan biji karet melalui perendaman dengan garam sebanyak 3 g dan pengukusan selama 45 menit. Eksperimen dilakukan dengan membandingkan biji karet yang melalui proses degumming dan tidak. Melalui eksperimen tersebut, didapatkan hasil bahwa biodiesel yang telah diberi perlakuan awal mengandung getah lebih sedikit dibandingkan dengan biodiesel yang tidak diberi perlakuan awal degumming. Untuk memperoleh biodiesel dengan yield yang tinggi dan bilangan asam asam yang rendah sesuai standar SNI, kondisi proses dijaga pada suhu 50°C, kecepatan pengadukan 1250 rpm, dan volume total sebanyak 250 ml. Dua variabel bebas dalam proses in-situ esterifikasi ini adalah waktu reaksi (t) dan perbandingan berat biji terhadap volume total campuran (Wb:Vtc). Berdasarkan hasil uji analisis variansi dua faktor dengan tingkat kepercayaan 95%, Wb:Vtc dan waktu reaksi berpengaruh pada yield dan bilangan asam. Wb:Vtc dan waktu reaksi yang diperlukan untuk mendapatkan bilangan asam yang kecil dan yield yang tinggi sesuai standar SNI adalah pada kondisi Wb:Vtc 1:12,5 dengan waktu reaksi 6,5 jam, serta Wb:Vtc 1:7,5 dengan waktu reaksi 4,5, 6,5 jam dan 8,5. Kondisi optimum untuk menghasilkan nilai yield biodiesel yang tinggi dengan bilangan asam yang rendah diperoleh pada Wb:Vtc 1:7,5 dengan waktu reaksi 6,5 jam. Dalam keadaan tersebut, diperoleh nilai yield sebesar 80,97% dengan bilangan asam 0,22 mg KOH/g.

The biggest problem of insitu esterification is the large amount of gum level in biodiesel. Those gum can be a large sediment thats clog the filter fuel lines of diesel engines. To reduce gum level, used degumming method (process of separation) in the pre-treatment of rubber seed preparation through 3 g salt addition and 45 minutes steaming. Experiments were done by comparing between gum level of in-situ esterification oils that had been treated with degumming as pre-treatment and gum level of in-situ esterification oil that was not treated with degumming. Through the experiments, conclude that gum level of in-situ esterification oils that had been treated with degumming as pre-treatment was less than the gum level of in-situ esterification oil that was not treated with degumming. This process conducted to produce biodiesel which has high yield and low acid value accordance with SNI by keeping reaction temperature of 50°C, stirring speed of 1250 rpm and mixture volume of 250 ml. Two independent variables in this insitu esterification process are including reaction time (t) and ratio of seed weight to mixture volume methanol and n-heksane (Wb:Vtc) Based on two factor analysis of variance test with a confidence level of 95%, has determined that Wb:Vtc and reaction time significantly affect the the yield biodiesel and take affect with acid value. Wb:Vtc and reaction time to produce high yield and acid value that were in accordance with SNI are at the condition of Wb:Vtc 1: 12.5 with reaction time 6.5 hour, and Wb:Vtc 1: 7.5 with reaction time of 4.5, 6.5 hours and 8.5. From these conditions, the most optimum conditions for producing high yield biodiesel values with low acid values are obtained in Wb: Vtc 1: 7.5 with reaction time 6.5 hours at yield obtained was 80,97% and the acid number 0,22 mgKOH/g.

Kata Kunci : Biodiesel, insitu esterifikasi, degumming, yield, bilangan asam / Biodiesel, insitu esterification, degumming, yield, acid value