Laporkan Masalah

GAMELAN PAKURMATAN : SEBUAH KAJIAN ARKEOMUSIKOLOGI MENGENAI GAMELAN PUSAKA KRATON YOGYAKARTA

SUGIARTO HADINATA, Dr. Djoko Dwiyanto, M.Hum

2018 | Skripsi | S1 ARKEOLOGI

ABSTRAK Gamelan Pakurmatan : Sebuah Kajian Arkeomusikologi Mengenai Gamelan Pusaka Kraton Yogyakarta Topik: Setelah ditandatanginnya Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755, Kerajaan Mataram Islam terbagi menjadi dua yaitu Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Terbaginya kerajaan menjadi dua mengakibatkan terjadinya pembagian adat istiadat kerajaan dan benda-benda pusaka seperti gamelan, keris, dan senjata. Benda-benda pusaka yang dimiliki oleh masing-masing kerajaan kelak nantinya menjadi identitas dari masing-masing kerajaaan. Permasalahan dan Tujuan: Pembahasan mendalam mengenai gamelan pakurmatan Kraton Yogyakarta yang terdiri dari gamelan monggang K.K. Guntur Laut, gamelan kondhok ngorek K.K. Kebo Ganggang, dan gamelan sekati K.K. Guntur Madu dan K.K. Nagawilaga belum pernah dilakukan, khususnya dari kacamata Arkeologi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat gamelan pakuramatan dari kacatama Arkeologi yang dimasukan ke cabang ilm Arkeomusikologi. Tujuan lainnya yaitu untuk mengetahui nilai-nilai dibalik gamelan pakurmatan yang diidentikan sebagai gamelan pusaka kerajaan. Metode: Metode yang digunakan adalah observasi lapangan, wawancara, dan studi pustaka yang berkaitan dengan gamelan pakurmatan Kraton Yogyakarta seperti aspek komposisi alat musik, aspek nama, aspek fungsi, aspek ornamentasi, dan apek warna. Keempat aspek yang dimiliki oleh masing-masing akan dilakukan perbandingan dengan tujuan untuk membantu menjawab analisis dari masing-masing aspek. Kesimpulan: Hasil penelitian ini adalah gamelan pakurmatan Kraton Yogyakarta memiliki keistimewaan komposisi instrumen musik yang tidak lengkap seperti yang ada pada gamelan ageng, nama khusus yang dapat membesarkan pamor Kraton, fungsi yang melekat dengan perayaan yang ada di Kraton, ornamen-ornamen dan warna yang berhubungan dengan sosok pemimpin dan legitimiasi seorang pemimpin.

ABSTRACT Gamelan Pakurmatan : An Archaeomusicological Study Of The Sacred Gamelan Of Kraton Yogyakarta Topic: After the signing of Giyanti Agreement on February 13th, 1755, the Islamic Mataram Kingdom is divided into two namely Surakarta Hadiningrat Sunanate and Ngayogyakarta Hadiningrat Sultanate. The deviding of the two kingdom its cause devided of the royal customs and heirlooms such as gamelan, keris, and weapons. The heirlooms owned by each kingdom will later become their identities. Issues and Objectives: In-depth discussion about the gamelan of the Sultan's Palace composed of gamelan monggang K.K. Guntur Laut, gamelan kondhok ngorek K.K. Kebo Ganggang, and the gamelan of K.K. Guntur Madu and K.K. Nagawilaga have never been done, especially from the perspective of Archeology. Therefore this research is aimed to know gamelan pakurmatan from archeological view which is entered into branch of archeomusicology. Another goal is to know the values behind the gamelan pakurmatan identified as the royal heritage heirloom. Method: The methods used are field observation, interview, and literature study related to the gamelan of Kraton Yogyakarta, such as musical instrument composition aspect, name aspect, function aspect, ornamentation aspect, and color aspect. These five aspects will be compare to find the answer of each aspect analysis. Conclusion: The result of this research is the gamelan of Yogyakarta Sultanate Kingdom has incomplete musical instrument composition than ageng gamelan, special name that can raise the prestige of Kraton, the function that is attached with the existing races in Kraton, ornaments and color associated with a figure and legitimation of a leader.

Kata Kunci : gamelan, pakurmatan, Kraton Yogyakarta, Arkeomusikologi.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.