STRATEGI KOMUNIKASI, KETERSEDIAN DAN AKSES, BUDAYA, DAN SIKAP SEBAGAI DETERMINAN FAKTOR KEBIASAAN MAKAN PANGAN LOKAL DI KABUPATEN BENGKULU UTARA

MUHAMMAD ZULKARNAIN, Subejo, SP.,M.Sc.,Ph.D;Dr.Ir.Slamet Hartono, M.Sc

2018 | Disertasi | S3 Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebiasaan makan (food habits) pangan lokal pada level rumah tangga, mengidentifikasi strategi komunikasi program P2KP yang dilakukan oleh Badan Ketahanan Pangan dalam membangun kebiasaan makan pangan lokal, menganalisa ketersediaan dan akses rumah tangga terhadap pangan lokal, menganalisa budaya masyarakat yang berhubungan dengan pangan lokal, menganalisa sikap terhadap kebiasaan makan pangan lokal, dan menganalisa pengaruh strategi komunikasi, ketersediaan dan akses, budaya, dan sikap terhadap kebiasaan makan pangan lokal pada level rumah tangga. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan gabungan (mixed methods) yaitu antara kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan untuk menganalisis kebiasaan makan pangan lokal rumah tangga dan pengaruh dari strategi komunikasi, budaya, ketersediaan dan akses terhadap pangan lokal, serta sikap terhadap kebiasaan makan pangan lokal. Pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan strategi komunikasi dalam kegiatan P2KP serta memaknai lebih dalam hasil dari analisis kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumah tangga. Penelitian dilakukan di lima kecamatan dan tujuh desa yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara, dengan jumlah sampel sebanyak 280 rumah tangga. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan uji proporsi dan Structural Equation Model(SEM). Hasil penelitian menunjukkan rumah tangga sudah mulai membiasakan diri dengan kadang-kadang mengonsumsi pangan lokal. Kebiasaan makan pangan lokal ditunjukkan dengan mengonsumsi dalam jumlah yang sesuai kebutuhan, menjaga kualitas dan keamanan bahan pangan lokal, serta menjaga kontinuitas konsumsi mereka. Implikasi model strategi komunikasi kegiatan P2KP di Kabupaten Bengkulu Utara, merupakan model yang tahapan atau komponen kegiatannya memiliki kemiripan dengan konsep dan teori pada model perencanaan komunikasi kegiatan pemberdayaan masyarakat yang digunakan secara global. Secara umum, model-model tersebut mempunyai tahapan yang relatif sama, yaitu: perencanaan, persiapan, pelaksanaan, serta evaluasi dan monitoring. Media massa dipersepsikan sebagai saluran yang tidak memberikan kontribusi dalam penyebaran informasi diversifikasi pangan lokal. Penyebaran informasi lebih didominasi melalui getok tular (word of mouth communication) dan proses pembelajaran sosial karena social relationship yang masih tinggi. Strategi komunikasi P2KP, ketersediaan dan akses terhadap pangan lokal mempengaruhi kebiasaan makan pangan lokal seacara tidak langsung melalui sikap terhadap kebiasaan makan pangan lokal. Budaya terkait pangan lokal dapat mempengaruhi kebiasaan makan pangan lokal secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung, budaya akan mempengaruhi kebiasaan makan pangan lokal melalui sikap. Sikap terhadap kebiasaan makan pangan lokal mempengaruhi kebiasaan makan pangan lokal secara langsung

ABSTRACT This research is aimed to: identify the local food consumption habits at household level; identify the communication strategy of P2KP (Acceleration of Food Consumption Diversification) conducted by the Food Security Agency in establishing the local food consumption habit; analyze the availability and access of household towards local food; analyze the community culture associated with local food; analyze the attitude towards the local food consumption habit; analyze the influence of strategies of communication, availability, access, culture, and attitude towards the local food consumption habits at household level. This research was conducted by the mixed methods which positioned between quantitative and qualitative methods. The quantitative approach was conducted to analyze the local food consumption habit of household and the influence of the strategies of communication, culture, availability, and access towards local food, as well as the attitude towards the local food consumption habit. The qualitative approach is conducted for describing the communication strategy in the P2KP activity, as well as establishes further understanding towards quantitative analysis results. The analysis unit in this research is households. This research was conducted in five districts and seven villages in North Bengkulu Regency with 280 households as the samples. The quantitative data were analyzed by using proportional test and Structural Equation Model (SEM). The research results show that the households are already adapting themselves to consuming local food occasionally. The local food consumption habit is showed by consuming in the appropriate amount according to the needs; maintaining the quality and security of local food material, as well as protecting the continuity of their consumption. The implication of communication strategic model towards P2KP activities in North Bengkulu Regency is a stage model or the activity component which conceived similarities with the community empowerment activity used at the global level. In general, these models own relative stages such as planning, preparation stage, implementation, as well as evaluation and monitoring stages. The mass media is perceived as the uncontributed channel in disseminating the information of local food diversification. The dissemination of information is dominantly conducted towards the getok tular (word of mouth communication) and social learning process because the social relationship still categorized as high. The communication strategies of P2KP, the availability towards local food are indirectly influencing the local food consumption habit through the attitude in the local food consumption habit. The culture associated with local food ables to, directly and indirectly; influence the local food consumption habit. In an indirect manner, the culture will influence the local food consumption habit through the attitude. The attitude towards the local consumption food habit directly influences the local food consumption habit.

Kata Kunci : Strategi komunikasi, Ketersediaan dan akses, budaya, sikap, kebiasaan makan, pangan lokal