KESIAPAN TEKNIS PETERNAK LERENG SELATAN GUNUNG MERAPI DALAM UPAYA PENYELAMATAN TERNAK KETIKA TERJADI ERUPSI GUNUNG MERAPI

AMRU RHOBBY PANGESTU, Dr. Siti Andarwati, S.Pt., MP. ; Bambang Suwignyo, S.Pt., MP., Ph.D.

2017 | Skripsi | S1 ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN

Gunung Merapi (2.930 mdpl) merupakan gunung yang sangat aktif di Indonesia. Siklus erupsi pendek antara 2 hingga 5 tahun dan tidur terpanjang adalah 30 tahun. Erupsi Merapi terakhir tahun 2010 merupakan erupsi terbesar dengan korban jiwa hampir 300 dan pengungsi lebih dari 300.000 jiwa. Jumlah ternak sapi yang berada di daerah rawan di Kabupaten Sleman ada 11.576 ekor, jumlah ternak mati sebanyak 2.468 ekor dan 1.253 ekor berhasil dievakuasi pada erupsi 2010, sebagian lagi luka-luka. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis kesiapan peternak di lereng selatan Gunung Merapi dalam upaya penyelamatan ternak ketika terjadi erupsi Gunung Merapi kembali, 2) menganalisis pengaruh karakteristik peternak yang berpengaruh pada kesiapan peternak dalam penyelamatan ternak. Penelitian ini dilakukan di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan dengan 40 responden. Analisis yang digunakan adalah analisis model Logit kemudian dijelaskan dengan metode deskriptif. Sebanyak 72,5 persen responden mengaku tidak siap untuk menyelamatkan ternaknya ketika terjadi erupsi Gunung Merapi kembali. Hal tersebut antara lain dikarenakan lokasi kandang penampungan sementara untuk keadaan darurat yang belum direncanakan, jalur evakuasi serta SOP khusus penanganan ternak belum ada, serta transportasi dan pakan untuk keadaan darurat yang belum direncanakan secara matang. Sementara itu, karakteristik peternak yang berpengaruh terhadap kesiapan penyelamatan ternak adalah umur peternak dan kepemilikan sapi.

Merapi volcano (2.930 mean sea level) is active mountain in Indonesia. The short cycle eruption of Merapi volcano among 2 to 5 years and the longest sleep was about 30 years. The last eruption of Merapi volcano was in 2010 which was the biggest eruption with almost 300 death people and more than 300,000 people were refugees. The number of cattle in the vulnerable areas in Sleman regency was around 11,576, and the number of dead cattle was 2,468 and 1,253 cattles successfully evacuated in 2010 eruption, while other cattle injured. This study was aimed to: 1) analyze the readiness of farmers in southern slope of Merapi volcano in livestock rescue effort when Merapi volcano eruption occured, 2) analyze the influence of farmer characteristics that affect the readiness of farmers in livestock rescue. The research was conducted in Kepuharjo Village, Cangkringan District with 40 respondents. The analysis was used Logit model analysis which then explained by a descriptive method. Amount 72,5% of respondents were not ready to save their livestock if the eruption occured. This is because the location of the temporary shelters for cattle, evacuation routes and special SOP for livestock rescue, transportation, and feed for emergencies situation has not been prepared. Meanwhile, the farmer's characteristics that influence the readiness of the rescue of livestock was the age of farmers and cattle ownership.

Kata Kunci : Erupsi Merapi, Evakuasi ternak, Peternak, Sapi