Laporkan Masalah

IMPLEMENTASI HUKUM PELANGGARAN ADAT MASYARAKAT TENGGER PADA KASUS HAMIL DI LUAR NIKAH (Studi Pada Desa Ngadiwono, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan)

YULIUS ADVENT P W, Dr. Sulastriyono S.H., M.Si.

2018 | Skripsi | S1 ILMU HUKUM

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pandangan tokoh Masyarakat Tengger secara khusus di Desa Ngadiwono mengenai peristiwa hamil di luar nikah, serta untuk mengetahui proses berlakunya hukum pelanggaran adat pada Desa Ngadiwono manakala terjadi kasus hamil di luar nikah. Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai implementasi hukum pelanggaran adat pada Desa Ngadiwono pada kasus hamil di luar nikah. Jenis penelitian normatif dan penelitian empiris digunakan pada penelitian ini. Penelitian tersebut didukung dengan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Lokasi penelitian yang dipilih yaitu Desa Ngadiwono, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Subjek yang terlibat pada penelitian ini meliputi responden yang merupakan tokoh-tokoh pada Desa Ngadiwono. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara yang didukung dengan pedoman wawancara sebagai alat pengumpul data. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode kualitatif yang kemudian dijabarkan secara deskriptif. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa para tokoh masyarakat Desa Ngadiwono memandang hamil di luar nikah sebagai penyebab gangguan hubungan dengan leluhur, yang berpengaruh pada terjadinya pagebluk di desa. Hal tersebut merupakan suatu pelanggaran adat sehingga kemudian berlaku hukum pelanggaran adat. Pada Desa Ngadiwono, hukum pelanggaran adat pada kasus hamil di luar nikah diawali dengan reaksi adat berupa pemanggilan pihak-pihak yang berkaitan di hadapan tokoh desa dan dilanjutkan dengan walagara atau perkawinan sebagai bentuk koreksi adat untuk memulihkan hubungan dengan leluhur.

This research purposes are to know opinions of Tengger community leaders especially in Ngadiwono village about pregnancy out of wedlock, and to know how the process of adat delict law in Ngadiwono village when a case of pregnancy out of wedlock happens. This research is descriptive, that is to explain about the implementation of adat delict law in Ngadiwono village in case of pregnancy out of wedlock. The type of normative and empirical research are used in this study. This research is supported by two types of data, namely primary data and secondary data. Ngadiwono village be the selected research location. Subjects incorporated in this research are respondents who are community leaders in Ngadiwono village. Data collections are done through interviews that supported by interview guidelines as data collection tool. Data that has been collected then analysed qualitatively and explained descriptively. The research result showed that community leaders in Ngadiwono village considered pregnancy out of wedlock as the cause of disturbance relationship with ancestors, in which also cause pagebluk in the village. It is adat offence that adat delict law applied. In Ngadiwono village, adat delict law in case of pregnancy out of wedlock begin with adat reaction by gather person who pregnant with her couple in front of community leaders and then followed with walagara or marriage as adat correction as a way to restoring relationship with ancestors.

Kata Kunci : Hukum Pelanggaran Adat, Hamil di Luar Nikah, Masyarakat Tengger


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.