Laporkan Masalah

Analisis Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik di Sistem Jawa Bali Setelah Masuknya Pembangkit 35.000 MW

AHMAD FATHURROHMAN, Prof. Dr. Ir. Sasongko Pramono Hadi, DEA.; Yusuf Susilo Wijoyo, S.T., M.Eng

2018 | Skripsi | S1 TEKNIK ELEKTRO

Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik nasional yang terus meningkat tiap tahunnya, pemerintah melaksanakan program listrik 35.000 MW. Pelaksanaan program ini dilakukan dengan penambahan unit-unit pembangkit baru serta penyediaan saluran transmisi dan baru. Penambahan pembangkit baru ini dilakukan dengan mengikuti peramalan beban sebagai acuan kebutuhan energi listrik. Peramalan beban ini sendiri terkadang berubah selama proses pelaksanaan program, karena berbagai faktor yang menyebabkan peramalan beban tidak sesuai perkiraan awal. Penambahan pembangkit-pembangkit baru dan perubahan peramalan beban ini tentunya berpengaruh terhadap BPP tenaga listrik. Pada penelitian ini dilakukan analisis perubahan BPP tenaga listrik akibat penambahan pembangkit baru dengan menggunakan metode Long Run Marginal Cost (LRMC). Analisis juga dilakukan terhadap pengaruh perbedaan peramalan beban antar rencana awal pada RUPTL 2015-2024 dengan perencanaan RUPTL 2017-2026. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa BPP sempat mengalami penurunan pada tahun 2018, kemudian mengalami kenaikan paling besar pada tahun 2019, yaitu sebesar Rp 336,41/kWh. Kenaikan ini terjadi karena penambahan kapasitas yang besar pada tahun 2019 untuk menyelesaikan program 35.000 MW. Setelah itu BPP mengalami penurunan karena penambahan kapasitas diluar program 35.000 MW tidak dimasukkan. Nilai BPP ini lebih tinggi rata-rata sebesar Rp 114,88/kWh setiap tahunnya dibandingkan BPP sesuai perencanaan awal program 35.000 MW, dengan peramalan beban sesuai RUPTL 2015-2024.

In order to fullfill the increasing national demand of electricity every year, the goverment implement 35.000 MW electricity program. This program is implemented with addition of several new generating units and also addition of new transmission and distribution networks. The addition of generating units is based on load forecasting. The forecasting itself is always altered during the realization of program, because it is affected by several factor that can make the forecast altered. The addition of new generating unit and the alteration of load forecasting will affect electricity cost. In this research, analysis for the alteration of electricity cost because of the addition of new generating units use Long Run Marginal Cost (LRMC) method. The method is also used to analyze the influence of load forecast alteration between RUPTL 2015-2024 planning with RUPTL 2017-2026 planning. The results of this research refer that the electricity cost of Java Bali system is decreased in 2018. Then, the electricity cost increase significantly in 2019, about Rp 336,41/kWh. The increase happen because of large addition of new generating units in 2019 to fulfil the 35.000 MW program. After that the electricity cost decrease because of the addition of new generating units from 2020 untill 2026 was ignored. The electricity cost is higher than electricity cost with RUPTL 2015-2024 demand forecast, with the average of Rp 114,88/kWh higher per year.

Kata Kunci : BPP, program 35.000 MW, Long Run Marginal Cost


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.